Brilio.net - Kejadian tidak menyenangkan akibat ulah Polantas kembali dialami salah seorang pengendara bernama Ihsan Amaludin. Pada Sabtu (4/2), ia merasa diperlakukan kasar oleh salah seorang Polantas dari Bogor saat Ihsan dan keluarganya ke Puncak di Jalan Raya Cipanas. Ihsan menuturkan ia bersama keluarga membawa 4 mobil bergerak dari arah Jakarta ke Puncak. Ihsan saat itu mengendarai mobil bersama istri dan anak-anaknya, sedangkan keluarga lainnya di mobil yang lain.

Dalam kemacetan menuju arah puncak, Ihsan melihat ada sebuah mobil Alphard hitam berpelat B menyusulnya dengan dikawal oleh seorang forider Polantas dengan nomor kendaraan BM 11. Setelah menyalip beberapa saat, Ihsan melihat mobil-mobil di depannya bergerak ke arah bahu jalan di kiri, seakan ada mobil yang mogok di tengah jalan.

Rupanya itu bukan mobil macet, melainkan kendaraan forider tadi yang berhenti di tengah jalan, sehingga menghalangi kendaraan lain di belakangnya.

"Setelah saya melewati polisi tersebut, saya memotret kondisi lalu lintas yang menjadi semakin macet karena ulah forider itu dengan menggunakan kamera handphone saya. Kemudian saat polisi tersebut mengetahui saya melakukan pemotretan, dia memotret balik kendaraan saya dengan HP-nya kemudian menghampiri kendaraan saya dan mengetuk kaca mobil," ujar Ihsan bercerita di media sosialnya, Senin (6/2).

Lalu perdebatan antara Ihsan dan oknum Polantas Bogor itu pun terjadi. Berikut percakapan Ihsan dengan Polantas pengawal tersebut:

Polisi: "Mengapa anda tadi memotret saya? Tidak boleh memotret tanpa ijin,"
Saya: "Saya memotret kondisi jalan raya, saya tidak khusus memotret anda,"

Polisi: "Saya mau lihat SIM dan STNK!" (Nadanya mulai tinggi).
Saya: "Untuk apa ya pak? Apa kesalahan saya sehingga bapak mau lihat SIM & STNK?"

Polisi: "Anda harusnya tidak memotret saya tanpa ijin!"
Saya: "Baik, kalau begitu saya minta disebutkan saya melanggar perundangan apa, pasal berapa?"

Polisi: "Daripada saya kempeskan ban mobil anda!" (Nadanya semakin tinggi)
Saya: "Wah, kok jadi mengancam begitu? Saya hanya meminta disebutkan kesalahan saya melanggar pasal berapa?"

Saya: "Bunda!" (Ihsan bicara pada istrinya yang ada disebelah) "Rekam ini polisi yang mengancam-anacam!"
Kemudian polisi itu berteriak sangat keras, dengan ekspresi pemain sinetron terkenal di depan wajah saya.

Polisi: "Mana SIM dan STNK!!!"
Saya: "Jelaskan dulu, apa kesalahan saya?"

Kemudian polisi itu menunjuk-nunjuk wajah Ihsan dengan keras, sehingga melukai mulut Ihsan dengan kuku-nya Polisi: "Sudah pintar kamu ya, pintar!"

Istri saya kemudian berkata kepada polisi tersebut:
Istri: "Pak, jangan kasar begitu, disini banyak anak2".

Ihsan bermaksud keluar dari mobil, namun pintu mobilnya didorong oleh polisi tersebut. Keluarga Ihsan yang melihat kejadian tersebut mencoba melerai dengan menarik tangan polisi dan bicara baik-baik, namun polisi itu mendorongnya sehingga terjadi saling dorong antara polisi tersebut dan keluarga yang bermaksud melerai. Sampai akhirnya Ihsan bisa keluar dari mobil.

Merasa terkepung, polisi itu kemudian berkata: "Kalau berani jangan keroyokan!" Diapun bergegas menuju motornya sambil mendorong saya cukup keras dan hampir memicu keributan kembali. Kemudian pergi kembali mengawal mobil Alphard hitam berpelat B tersebut.

"Untuk saya pribadi, ini adalah bukti arogansi aparat sekelas polantas. Saya tidak bisa bayangkan jika aparat dengan pangkat dan jabatan yg lebih tinggi. Secara klise akan dikatakan mereka adalah "oknum".

Tapi sepanjang pagi di perjalanan menuju puncak, para "oknum" ini banyak berlalu lalang mengawal moge-moge atau mobil2 mewah yang menyewa mereka," imbuh Ihsan.

polisi nakal © 2017 Ihsan

foto: Facebook.com/@Ihsan Amaludin

Pengalaman pahit Ihsan itu kemudian viral di media sosial. Setelah banyak netizen yang geram dengan aksi tersebut, pada Senin (6/2), Kasatlantas Polres Bogor, AKP Silfia Sukma Rosa menghubungi Ihsan dan menyampaikan permohonan maaf atas nama Polres Bogor dan mengatakan bahwa polisi yang bermasalah dengan Ihsan tengah diperiksa.

"Kasatlantas menyatakan keinginannya untuk silaturahmi dan jika memungkinkan bersama petugas polisi yang bersangkutan," ujar Ihsan saat dihubungi brilio.net Selasa (7/2).