Brilio.net - Peristiwa ini bermula dari konflik jadwal piket yang melibatkan pelaku DT, seorang sopir, dan Lady Aurellia, dokter koas yang merupakan junior Luthfi di RS Siti Fatimah, Palembang. Kasus penganiayaan terhadap Muhammad Luthfi, seorang dokter koas Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Sriwijaya (Unsri), terus menjadi sorotan publik.

Peristiwa ini bermula dari konflik jadwal piket yang melibatkan pelaku DT, seorang sopir, dan Lady Aurellia, dokter koas yang merupakan junior Luthfi di RS Siti Fatimah, Palembang. Peristiwa yang terjadi di sebuah kafe kawasan Demang Lebar Daun, Palembang, ini terekam dalam video dan viral di media sosial.

Menurut laporan, insiden tersebut bermula ketika keluarga Lady, termasuk ibunya, Lina Dedy, memutuskan untuk bertemu Luthfi guna membahas jadwal piket yang menjadi polemik. Saat pertemuan berlangsung, suasana memanas karena sopir Lina, DT, merasa permintaan Lina tidak ditanggapi dengan baik oleh korban.

Akibatnya, DT melayangkan pukulan bertubi-tubi yang membuat Luthfi mengalami luka fisik dan trauma. Hingga kini, pihak keluarga pelaku menyatakan ingin menyelesaikan kasus ini secara damai, namun keluarga korban menolak dan menuntut keadilan melalui jalur hukum. Kasus ini tidak hanya memicu perdebatan soal tindakan kekerasan, tetapi juga mengungkap fakta mengejutkan tentang latar belakang keluarga Lady Aurellia.

Dirangkum brilio.net dari berbagai sumber pada Sabtu (14/12), berikut kronologi dokter koas FK Unsri dianiaya karena masalah jadwal piket.

1. Berawal dari aduan Lady soal jadwal piket yang tidak memuaskan.

kronologi dokter koas fk unsri dianiaya  2024 brilio.net

foto: X/@satria_gigin

Konflik ini bermula ketika Lady Aurellia merasa tidak puas dengan penjadwalan piket yang diatur oleh Luthfi, ketua koas di RS Siti Fatimah. Menurut kuasa hukum keluarga Lady, Titis Rachmawati, Lady merasa beban jadwal tersebut terlalu berat sehingga menyampaikan keluhannya kepada sang ibu. Lina Dedy kemudian mengambil inisiatif untuk membahas permasalahan ini dengan korban.

Titis menjelaskan bahwa tingkat stres yang dialami oleh para dokter koas sering kali berbeda-beda, tergantung kondisi dan beban kerja masing-masing. "Tingkat stres orang tidak bisa mengukurnya, apalagi baru diterjunkan ke masyarakat," kata Titis, dikutip brilio.net dari Merdeka.com.

Namun, kabar di media sosial yang menyebutkan bahwa Lady menolak jadwal piket untuk pergi liburan ke Eropa telah dibantah oleh Titis. Menurutnya, informasi tersebut dilebih-lebihkan dan tidak berdasar. Ia pun mengimbau masyarakat untuk bijak dalam menyikapi isu ini.

2. Pertemuan dengan Ibu Lady di salah satu kafe.

kronologi dokter koas fk unsri dianiaya  2024 brilio.net

foto: X/@satria_gigin

Lina Dedy mengatur pertemuan dengan Luthfi di sebuah kafe di kawasan Demang Lebar Daun, Palembang, guna membahas konflik jadwal piket yang tengah berlangsung. Lina membawa serta Lady dan sopirnya, DT, dalam pertemuan tersebut. Suasana awal tampak biasa saja, hingga terjadi miskomunikasi antara Lina dan Luthfi.

Dalam pertemuan itu, Lina mencoba mengklarifikasi dan menjelaskan keluhan putrinya. "Ibu LN bertujuan berkomunikasi dengan korban, mungkin dia mengira anaknya tidak bisa berkomunikasi dengan sesama koas tersebut," ujar Titis Rachmawati, kuasa hukum Lina.

Namun, saat pembicaraan berlangsung, Luthfi diduga tidak memberikan tanggapan yang diharapkan. Kondisi ini memicu emosi DT, yang kemudian mengambil tindakan di luar batas.

3. Sopir Lina emosi dan langsung memukul korban.

kronologi dokter koas fk unsri dianiaya  2024 brilio.net

foto: X/@satria_gigin

Insiden penganiayaan terjadi secara tiba-tiba saat DT merasa bahwa korban tidak memberikan respons yang sesuai kepada Lina. DT, yang terlihat dalam video mengenakan pakaian berwarna merah, melayangkan pukulan bertubi-tubi kepada Luthfi.

Kuasa hukum DT, Titis Rachmawati, menjelaskan alasan kliennya melakukan tindakan tersebut. "Menurut dia (pelaku DT), korban itu tidak merespons. Kalau orang tidak direspons itu tidak ditanggapi, jadi dia (DT) terprovokasi," ungkap Titis.

Akibat kejadian ini, Luthfi mengalami luka memar di beberapa bagian tubuh dan sempat dirawat di RS Bhayangkara, Palembang. Keluarga korban pun melaporkan kasus ini ke Polda Sumatera Selatan guna menuntut keadilan.

4. Kondisi korban saat ini.

kronologi dokter koas fk unsri dianiaya  2024 brilio.net

foto: YouTube/Liputan6

Setelah kejadian tersebut, Luthfi harus menjalani perawatan intensif di rumah sakit untuk memulihkan kondisinya. Trauma akibat insiden itu membuat Luthfi membutuhkan waktu untuk kembali pulih secara fisik dan mental.

Ayah Luthfi, Wahyu Hidayat, mengungkapkan rasa kecewanya terhadap insiden ini. "Kami keluarga Luthfi sangat kecewa atas kejadian pemukulan terhadap anak kami," ujar Wahyu. Ia menambahkan bahwa keluarga saat ini lebih fokus pada pemulihan kondisi sang anak, meskipun proses hukum tetap akan ditempuh.

5. Sosok orang tua Lady dikuliti netizen.

kronologi dokter koas fk unsri dianiaya  2024 brilio.net

foto: X/@BenksWinarso

Kejadian ini turut menyeret nama kedua orang tua Lady ke perhatian publik. Ayah Lady, Dedy Mandarsyah, diketahui menjabat sebagai pejabat PUPR, dengan total kekayaan mencapai Rp9,42 miliar berdasarkan data LHKPN. Aset yang dimilikinya mencakup aset kas dan setara kas senilai Rp6,72 miliar.

Kemudian Harta Bergerak Lainnya sebesar Rp830 juta, Tanah dan Bangunan senilai Rp750 juta, Surat Berharga sebesar Rp670 juta, dan Mobil Honda CRV 2019 senilai Rp450 juta. Sementara itu, ibu Lady, Lina Dedy, dikenal sebagai seorang desainer ternama di Palembang yang memiliki brand "Lady's Tenun Klasik."
Tidak hanya itu, Lina juga menjabat sebagai direktur utama sebuah perusahaan yang bergerak di bidang bahan bakar minyak, menjadikannya salah satu figur perempuan sukses di daerah tersebut. Kini, kehidupan keluarga Lady jadi sorotan netizen. Banyak yang memprediksi akhir kasus ini bisa serupa kasus Mario Dandy.

6. Upaya perdamaian dari pihak Lady ditolak oleh keluarga korban.

kronologi dokter koas fk unsri dianiaya  2024 brilio.net

foto: Freepik.com

Pasca insiden ini, pihak keluarga Lady melalui kuasa hukumnya menyatakan keinginan untuk menyelesaikan masalah secara kekeluargaan. Mereka meminta maaf kepada korban dan berharap kasus ini dapat berakhir damai demi kebaikan kedua belah pihak.

"Pasti kami akan lakukan upaya perdamaian. Kita ikuti proses hukum, kalau dilakukan penahanan kita ikut," kata Titis Rachmawati.

Namun, keluarga korban menolak ajakan damai tersebut. Ayah Luthfi menegaskan bahwa mereka tetap ingin menempuh jalur hukum agar keadilan dapat ditegakkan. Hingga kini, komunikasi antara kedua keluarga belum terjalin dengan baik.