1. Home
  2. »
  3. Wow!
20 Desember 2019 19:06

5 Fakta di balik keelokan Gunung Ijen, blue fire jadi primadona

Fenomena langka ini hanya ada dua di dunia, yaitu di Islandia dan Indonesia.
+
foto: shutterstock.com

Brilio.net - Keberadaan 127 gunung api aktif membuat Indonesia masuk Ring of Fire atau jalur cincin api Pasifik. Selain potensi bencana gunung meletus atau gempa, jalur ini meninggalkan keindahan mahadahsyat yang tersaji dari setiap gunung.

Salah satu gunung dengan lansekap elok dan permai tentu saja Gunung Ijen, terletak di perbatasan Kabupaten Banyuwangi dan Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur. Ijen berhasil menarik wisatawan lokal dan mancanegara berkat fenomena alam langka blue fire atau api biru yang menyala di dalam kawah di puncak gunung.

BACA JUGA :
5 Fakta Festival Lembah Ijen, gelar sendratari Gandrung tiap bulan

Untuk mencapai puncak, kamu harus berjalan kaki sejauh 3 km dengan memulai pendakian dari Pos Paltidung selama 2 hingga 3 jam. Meski memiliki rute pendakian yang tidak mudah, keindahan alam gunung dengan ketinggian 2.386 mdpl ini akan membayar semua rasa lelah.

Di balik eksotisme bentang alamnya, Gunung Ijen ternyata menyimpan fakta-fakta yang nggak kalah menarik. Nah, daripada penasaran, berikut lima fakta Gunung Ijen sebagaimana disarikan Brilio.net dari berbagai sumber, Jumat (20/12).

1. Kaldera paling luas di Pulau Jawa.

BACA JUGA :
7 Cara internetan saat plesir di Jepang, biar nggak jadi fakir kuota

foto: shutterstock.com

Kawah Ijen diklaim sebagai kaldera paling luas di Pulau Jawa dengan kedalaman lebih dari 200 m dan luas 5.466 hektare. Tak hanya paling luas, kaldera di Kawah Ijen juga mempunyai warna hijau toska yang semakin menambah pesonanya.

Untuk diketahui, kaldera merupakan kawah vulkanik berisi air panas yang telah bercampur belerang. Biasanya, kaldera terbentuk dari erupsi eksplosif yang sangat dahsyat sehingga menyebabkan runtuhnya puncak gunung.

2. Kawah asam terbesar di dunia.

foto: shutterstock.com

Keindahan danau hijau toska di Kawah Ijen kerap jadi daya tarik utama wisatawan. Meski tampak indah, air dalam danau ini mempunyai titik asam hingga mencapai angka 0 yang sangat berbahaya bagi makhluk hidup. Air dengan tingkat keasaman ini bisa melarutkan berbagai benda, termasuk tubuh manusia. Selain indah, Kawah Ijen juga menjadi salah satu kawah asam terbesar di dunia

3. Fenomena api biru langka.

foto: shutterstock.com

Fenomena alam ini menjadi salah satu alasan utama para wisatawan mengunjungi Kawah Ijen. Pasalnya, api biru ini disebut hanya ada dua di dunia, yaitu di Islandia dan Indonesia.

Walau disebut api biru, fenomena langka ini bukan api melainkan gas belerang bertekanan tinggi yang menyembur dari celah-celah bebatuan dengan suhu mencapai 600 derajat celcius. Warna biru ini dihasilkan dari proses pertemuan gas belerang dan udara sekitar.

4. Pertambangan belerang secara tradisional.

foto: shutterstock.com

Saat berkunjung ke Kawah Ijen, kamu dapat melihat aktivitas penambang belerang. Uniknya, para penambang ini masih menggunakan cara tradisional untuk mengambil belerang. Berat belerang yang sudah terkumpul biasanya mencapai 80 kg untuk kemudian dipanggul dibawa naik.

Danau Kawah Ijen memiliki kandungan belerang yang kuat dan dapat meracuni tubuh jika terlalu banyak terhirup. Untuk itu, saat sampai di bibir kawah, sebaiknya kamu sudah menggunakan masker dan lebih berhati-hati karena medan yang berbatu serta mudah longsor.

5. Spot menyaksikan Sunrise of Java.

foto: shutterstock.com

Tak hanya blue fire dan danau hijau toska di Kawah Ijen, Gunung Ijen juga menawarkan pemandangan matahari terbit yang epik pada pagi hari. Kamu bisa menyaksikan panorama Kota Banyuwangi dan Selat Bali dari ketinggian. Saking indahnya, tak heran jika pemandangan matahari terbit di sini kerap dijuluki Sunrise of Java.

Fakta-fakta menarik di balik keelokan Gunung Ijen semakin menambah daya pikatnya di mata wisatawan. Meski sempat ditutup lantaran mengalami kebakaran hutan pada Oktober lalu, kini Taman Wisata Alam (TWA) Kawah Ijen sudah kembali dibuka sejak 7 November 2019.

Sayangnya, kondisi hutan konservasi ini belum pulih seperti sebelumnya. Bahkan pemandangan hutan kini terlihat tak seasri sebelumnya dikarenakan pohon-pohon yang tumbang dan hangus dilalap api.

Melihat kondisi ini, #SiapDarling yang diinisiasi oleh Bakti Lingkungan Djarum Foundation mengajak 249 mahasiswa untuk bergabung dalam #Darlingsquad regional Banyuwangi, Jawa Timur. Mereka diajak kolaboraksi dalam penanaman 500 bibit pohon Cemara Gunung (Casuarina Junghuniana) di area TWA Kawah Ijen seluas 1,1 hektare pada Senin (16/12) kemarin.

foto: Bakti Lingkungan Djarum Foundation

Bakti Lingkungan Djarum Foundation bekerja sama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) melalui Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Timur mengajak generasi millenial untuk peduli lingkungan.

"Peranan Siap Darling melalui program penanaman di Taman Wisata Alam (TWA) Gunung Ijen merupakan langkah nyata kepedulian generasi millenial terhadap lingkungan yang rusak akibat kebakaran. Selain itu, dengan menjaga lingkungan, program ini juga diharapkan dapat melatih rasa cinta lingkungan dan rasa bangga memiliki," ujar FX Supanji, Vice President Director Djarum Foundation.

foto: Bakti Lingkungan Djarum Foundation

Tergabung dalam #Darlingsquad, acara penanaman ini diikuti mahasiswa dari 35 universitas, di antaranya Universitas Airlangga Banyuwangi, Politeknik Negeri Banyuwangi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar, Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang, Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) dan universitas lain.

foto: Bakti Lingkungan Djarum Foundation

Kepala BBKSDA Jawa Timur, Nandang Prihadi, menyebut bahwa dampak paling signifikan dari kebakaran adalah kerusakan ekosistem yang ada di kawasan tersebut. Nandang dan timnya pun menyambut baik kegiatan #SiapDarling karena mengajak masyarakat lebih sadar lingkungan.

"Aksi tanggap dan peduli lingkungan #SiapDarling di TWA Gunung Ijen merupakan upaya untuk melestarikan kawasan konservasi melalui penanaman kembali sebagai upaya pemulihan ekosistem flora dan fauna yang terganggu, bahkan mengalami kematian akibat kebakaran hutan pada kawasan tersebut, kata Nandang.

foto: Bakti Lingkungan Djarum Foundation

Tak hanya melakukan penanaman, Bakti Lingkungan Djarum Foundation juga membangun fasilitas sarana dan prasana di kawasan Gunung Ijen seperti green house.

Semakin lengkap, kegiatan ini juga diperkaya dengan talkshow bertema Menuju Ijen Darling. Sebagai penutup, musisi peduli lingkungan Barasuara tampil setelah talkshow berakhir.


Sudah saatnya kita sama-sama sadar lingkungan. Ingin mengikuti perkembangan terbaru dari gerakan #SiapDarling? Yuk, cek di sini.

SHARE NOW
EXPLORE BRILIO!
RELATED
MOST POPULAR
Today Tags