1. Home
  2. ยป
  3. Wow!
12 November 2021 23:59

5 Fakta brand lokal KaIND, gunakan ampas kopi untuk pewarna batik

Brand lokal tersebut mengangkat konsep sustainable dalam bahan baku yang digunakan. Syifa Fauziah

Brilio.net - Siapa bilang tidak bisa terlihat modis menggunakan pakaian buatan lokal? Saat ini banyak brand fashion lokal yang menghadirkan berbagai busana kece yang menarik dilirik. Salah satunya dengan menggunakan konsep kain batik Indonesia.

Sebelumnya, kain batik hanya digunakan di acara-acara formal. Namun lewat tangan dingin para desainer, kini batik bisa digunakan dalam berbagai momen. Dengan memanfaatkan kain tradisional khas tanah air, rancangan busana yang ditawarkan membuat penampilan tampak fashionable.

BACA JUGA :
Tiru gaya outfit COTTONINK X Nagita untuk tampil simpel tapi elegan


Salah satunya yakni brand KaIND yang mengangkat Batik Pasuruan menjadi lebih terkenal di Indonesia maupun mancanegara. Berdiri tahun 2014, brand lokal tersebut mengangkat konsep sustainable dalam bahan baku yang digunakan.

"Kita bangkit dari dominasi industri tekstil dengan mengembangkan keterampilan masyarakat lokal pada teknik tenun tangan, batik tulis dan pewarnaan alami," ujar CEO KaIND, Melie Indarto kepada media dalam konferensi pers pembukaan Swarga Beranda Indonesia di Jakarta, Jumat (12/11).

Mengangkat konsep sustainable dari produk yang dibuat, berikut fakta menarik tentang KaIND.

BACA JUGA :
Sukses di Los Angeles Fashion Week, 5 fakta koleksi Diana Couture

1. Hasilkan produk beragam

foto: Instagram/@kaind_id

Melie menceritakan brand miliknya itu awalnya dari komunitas kecil penenun, pembatik, dan petani dengan menjual produk scraf, namun kini berkembang jadi
kain, home living, hingga footwear

2. Bertujuan membantu pengrajin lokal

foto: Instagram/@kaind_id

Tujuan dirinya membangun bisnis ini, selain mengenalkan batik Pasuruan ke seluruh Indonesia hingga mancanegara. Selain itu juga membantu perekonomian para pengrajin khususnya di Pasuruan.

"Kita memberdayakan pengrajin lokal dalam memproduksi berbagai produk fashion," ucap Melie.

3. Membuat produk dengan mengikuti tren

foto: Instagram/@kaind_id

Melie mengatakan produknya ini telah dimodernisasi dengan mengikuti tren yang ada. Meski benang merah dari usahanya adalah batik lokal yang kerap mendapat stigma kuno, ia mencoba mengubah citra tersebut dan berharap bisa menyasar target anak muda.

"Benang merahnya batik tulis sama batik cap, tapi kita merambah ke kontemporer, dari warnanya sama desainnya biar anak muda nggak ngerasa agak kuno kalau pake batik," ucap Melie.

4. Gunakan pewarna dari ampas kopi

foto: Instagram/@kaind_id

Produk milik Melie ini memang dikenal menggunakan konsep sustainable. Salah satu yang menarik adalah ia meluncurkan koleksi terbarunya dengan mengkombinasikan batik Indonesia dengan campuran ampas kopi hasil kolaborasi dengan petani sutera di wilayah Pasuruan, Jawa Timur.

"Itu motifnya biji kopi, nama scarfnya tim cecer. Pembuatan batik ini terinspirasi dari biji kopi yang berceceran, lalu kita pakai dan olah supaya bisa jadi produk fesyen. Dan ampas kopinya itu kita pakai buat pewarna," jelas Melie.

5. Dipasarkan hingga ke luar negeri

foto: Instagram/@kaind_id

Kini, produk miliknya tersebut tak hanya dipasarkan di Indonesia, tapi juga di beberapa negara lainnya. Seperti Singapura, Jepang, hingga Kanada.

SHARE NOW
EXPLORE BRILIO!
RELATED
MOST POPULAR
Today Tags