1. Home
  2. ยป
  3. Sosok
10 Mei 2017 13:20

6 Sosok ini menjelma jadi tokoh besar setelah dipenjara

Dari balik jeruji mereka justru banyak belajar dan ditempa banyak hal tentang kehidupan. Andry Trysandy Mahany

Brilio.net - Untuk menjadi sosok yang disegani tentu memerlukan kerja keras dan pengorbanan yang tak sedikit. Hal itu juga dirasakan oleh beberapa pemimpin dunia. Mereka harus melalui jalan yang terjal, bahkan pernah merasakan pahitnya hidup di dalam jeruji besi.

Namun sosok-sosok tangguh ini membuktikan jika hidup di penjara bukanlah akhir dari segalanya. Di tempat tersebut, mereka justru banyak belajar dan ditempa hingga akhirnya menjelma menjadi tokoh besar.

Siapa saja mereka? Berikut ulasannya seperti dirangkum brilio.net dari berbagai sumber, Rabu (10/5).


1. Fidel Castro.

BACA JUGA :
Potret masa muda 15 tokoh dunia, penampilannya bikin pangling


foto: independent.co.uk


Fidel Castro memulai karier politiknya pada tahun 1947. Mantan Presiden Kuba tersebut sering bergabung di gerakan-gerakan untuk menggulingkan pemerintahan yang dianggap lalim.

Pada 1949, Castro mulai tertarik dengan ajaran Karl Marx. Ia menyatakan siap turut serta dalam pemilihan anggota kongres. Ketika melihat pemerintahannya semena-mena, ia lantas membentuk 'The Movement' bersama anggota Partido Ortodoxo yang tujuannya melawan kekuasaan Jenderal Batista.

Pada 26 Juli 1953, Castro bersama 159 pendukungnya menyerang barak militer di luar wilayah Santiago de Cuba. Namun, serangan tersebut gagal. Ia bersama beberapa koleganya, ditangkap. Hukuman penjara selama 15 tahun dijatuhkan kepada Castro.

Namun, roda sejarah berpihak pada Castro. Meski pernah jadi terpidana, pada 1976 ia menjadi presiden ke-17 Kuba.


2. Nelson Mandela.

BACA JUGA :
Nggak nyangka, begini penampakan meja kerja orang-orang sukses dunia

foto: blogs.ft.com


Nelson Mandela merupakan tokoh aktivis anti-apartheid, pemisahan hak antara orang kulit putih dan pribumi, di Afrika Selatan. Aktivitas politik dan idealismenya sebagai putra Afrika Selatan mengantarnya untuk mendekam di dalam penjara pada 1964.

Selama di penjara, Nelson mengalami berbagai hukuman mulai dari budak pekerja dan tidak diperbolehkan berhubungan dengan dunia luar. Mandela kemudian dibebaskan pada 1990 dan berhasil menghapuskan politik apartheid di Afrika Selatan melalui sebuah negosiasi.

Dia kemudian terpilih sebagai presiden Afrika Selatan periode 1994-1999, dan meninggalkan idealisme militansinya. Dia banyak melakukan upaya rekonsiliasi dan membuat undang-undang serta peraturan untuk mencegah kemiskinan dan ketidakadilan di negerinya.


3. Xanana Gusmao.

foto: globalnation.net


Xanana Gusmao dikenal sebagai mantan gerilyawan yang menjabat Presiden Timor Leste yang pertama. Pada 1983, Xanana memimpin negosiasi formal dengan Indonesia untuk membicarakan gencatan senjata.

Karena dianggap melawan pemerintahan Indonesia, Xanana pun dipenjara di Cipinang sebagai tahanan politik. Dalam penjara, Xanana memutuskan belajar Bahasa Indonesia, Inggris, juga ilmu hukum. Ia pun beberapa kali melukis dan menulis puisi.

Setelah kurang lebih tujuh tahun ditahan, pada 10 Febuari 1999, Xanana ditransfer ke Salemba, Jakarta Pusat. Statusnya diturunkan menjadi tahanan rumah. Akhirnya dia bebas murni pada 7 September 1999.

Meski sempat melakukan perlawanan terhadap Indonesia, lewat kepemimpinan Xanana, Indonesia dan Timor Leste menjalin persahabatan sangat erat. Hubungan kedua negara terjalin begitu harmonis dan bersahabat.

Oleh karena itu, pada 2014 Xanana diberikan penghargaan Bintang Adipurna oleh Presiden keenam Susilo Bambang Yudhoyono.


4. Aung San Suu Kyi.

foto: businessinsider.com


Suu kyi merupakan aktivis pro-demokrasi dan politisi. Segala tindak tanduknya dicurigai serta dianggap membahayakan bagi kekuasaan pemerintahan Burma. Antara tahun 1989 dan 2010 Aung San Suu Kyi telah menghabiskan 15 tahun masa tahanan rumah di negaranya sendiri.

Selama menjadi tahanan rumah, dia hanya lima kali bertemu dengan suaminya, antara 1989 dan 1999, ketika suaminya meninggal. Di tahun 1990 partai politik yang dipimpinnya, NLD (National League for Democrasi) memenangkan pemilihan umum.

Partai NLD mendapatkan 81% kursi parlemen dan 59% hasil voting nasional. Namun demikian Suu Kyi masih menjadi tahanan rumah, bahkan pihak militer menolak hasil penghitungan suara tersebut.

Wanita 71 tahun itu lalu dibebaskan secara resmi oleh militer Myanmar pada tanggal 13 November 2010. Sejak 6 April 2016, Suu Kyi menjabat sebagai State Counsellor atau penasihat negara.


5. Benazir Bhutto.

foto: thefamouspeople.com


Benazir Bhutto merupakan perempuan pertama yang terpilih secara demokratis menjadi Perdana Menteri di Pakistan. Selepas pulang ke Pakistan dari pendidikan di Inggris pada 1977, tiba-tiba, Bhutto langsung dijatuhi hukuman tahanan rumah.

Putusan itu diambil setelah sang ayah, Zulfikar Ali Bhutto yang saat itu menjabat sebagai Perdana Menteri dikudeta oleh Jenderal Zia ul-Haq. Ayahnya lalu dihukum gantung, dan Benazir dijebloskan ke penjara dan tak dibolehkan mengikuti upacara pemakaman sang ayah.

Dipenjaranya Benazir malah membuat PPP meraih kemenangan dalam pemilu lokal Pakistan. Kemenangan ini membuat Jenderal Zia menunda pemilu nasional dan memindahkan tahanan dari di Karachi dan Penjara Pusat di Larkana.

Pada 1984, setelah menjalani masa tahanan, Bhutto dan keluarganya diizinkan meninggalkan Pakistan untuk pergi ke Inggris untuk hidup dalam pengasingan sembari memulihkan kondisi kesehatannya. Setelah melalui perjalanan panjang, pada 1993 ia terpilih sebagai Perdana Menteri Pakistan.


6. Soekarno.

foto: life magazine


Bapak Proklamator ini dikenal sebagai orator ulung. Sejak usia muda, keaktifan Soekarno dalam pergerakan melawan pemerintahan kolonial Belanda membuat dirinya menjadi target penangkapan polisi Belanda. Pada tanggal 29 Desember 1929, Soekarno ditahan untuk diadili.

Soekarno ditangkap di Yogyakarta ketika usianya baru berumur 28 tahun. Dari balik tembok penjara, Soekarno menulis sebuah pledoi (pidato pembelaan) yang diberi nama Indonesia Menggugat.

Setelah dibebaskan, Soekarno melanjutkan perjuangan kemerdekaannya dan mendeklarasikan kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945.

SHARE NOW
EXPLORE BRILIO!
RELATED
MOST POPULAR
Today Tags