1. Home
  2. ยป
  3. Sosok
5 Juli 2021 12:00

5 Fakta jejak karier Harmoko, dari jurnalis sampai pimpinan parlemen

Harmoko juga dikenal sebagai sosok yang mencetuskan Safari Rama dhan dan Kelompencapir. Brilio.net
foto: liputan6.com

Brilio.net - Menteri Penerangan era Soeharto, Harmoko telah berpulang dalam usia 82 tahun di RSPAD Gatot Subroto, Minggu, 4 Juli pukul 20.22. Kabar tersebut beredar melalui akun Twitter Ananda Sukarlan @anandasukarlan yang didapatinya dari istri Harmoko, Sri Romadhiyati.

Harmoko lahir di Nganjuk, Jawa Timur 7 Februari 1939. Awalnya Harmoko dikenal sebagai wartawan di berbagai media. Ia sering berganti-ganti tempat kerja karena media tempatnya sering kali diberedel pemerintah. Walaupun begitu, puncak kariernya sebagai wartawan saat ia menjabat sebagai ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) pada 1970-an.

BACA JUGA :
Harmoko meninggal dunia, Fadli Zon ungkap kenangan diberi mesin tik


Selepas dari PWI, Harmoko tidak lagi memilih wartawan sebagai jalan hidupnya. Pada awal 1980-an, Harmoko diangkat oleh Presiden Soeharto menjadi Menteri Penerangan pada masa Kabinet Pembangunan IV tahun 1983.

Sejak saat itulah, Harmoko mulai dikenal sebagai pejabat publik yang sering ramai diperbincangkan. Dilansir brilio.net dari berbagai sumber, Senin (5/7) berikut 5 fakta tentang Harmoko.

1. Pernah jadi jurnalis di beberapa media.

BACA JUGA :
7 Potret kenangan Rachmawati Soekarnoputri bersama publik figur

foto: liputan6.com

Selepas SMA pada awal 1960-an, Harmoko memulai kariernya sebagai wartawan dan kartunis di Harian Merdeka dan Majalah Merdeka. Kurang lebih 4 tahun kemudian, ia pindah ke Harian Angkatan Bersenjata pada 1964. Setahun kemudian, ia bersama kawan-kawannya bekerja di Harian API.

Pada tahun yang sama, ia juga pernah menjabat sebagai pemimpin redaksi majalah berbahasa Jawa bernama Merdiko (1965). Setelah itu, pada 1966-1968, Harmoko menjabat sebagai pemimpin sekaligus penanggung jawab Harian Mimbar Kita. Selanjutnya, pada 1970, ia dengan beberapa temannya menerbitkan harian Pos Kota.

Pada tahun berikutnya (1966-1968), ia menjabat sebagai pemimpin dan penanggung jawab Harian Mimbar Kita. Pada tahun 1970, bersama Jahja Surjawinata, Tahar S. Abiyasa, dan Pansa Tampubolon, ia menerbitkan harian Pos Kota. Pada dekade ini pula, Harmoko terpilih untuk memimpin PWI.

2. Menjadi Menteri Penerangan era Soeharto.

foto: merdeka.com

Selepas dari dunia wartawan, Harmoko aktif di dunia politik. Tidak tanggung, saat itu Harmoko langsung diminta Presiden Soeharto untuk menjadi Menteri Penerangan. Pada 19 Maret 1983, Harmoko resmi menjadi Menteri Penerangan bersama Kabinet Pembangunan IV.

Jabatannya ini terus berlanjut hingga Kabinet VI yang selesai pada 16 Maret 1997. Pada masa ini, Harmoko dikenal sering membredel media massa yang dinilainya terlalu kritis terhadap pemerintah. Harmoko merupakan Menteri Penerangan terlama sepanjang 15 tahun pemerintahan Presiden Soeharto.

3. Pernah menjadi ketua umum DPP Golkar.

foto: merdeka.com

Selain aktif menjadi pejabat pemerintah, Harmoko juga aktif menjadi ketua DPP Golkar. Harmoko aktif sebagai pada 1993-1998. Pada masa ini, dialah orang sipil pertama yang menjabat sebagai ketua umum Golkar. Sebelumnya, Golkar selalu dipimpin oleh orang militer.

4. Ketua DPR/MPR periode 1997-1999.

foto: liputan6.com

Setelah tidak masuk kabinet, pada 1997 Harmoko memimpin Parlemen DPR/MPR. DPR/MPR merupakan lembaga sah yang mengangkat dan memberhentikan Presiden. Oleh karena itu, pada 1997 Harmoko sebagai ketua parlemen mengangkat Presiden Soeharto untuk ketujuhkalinya, dan Harmoko pulalah yang memberhentikan Presiden Soeharto pada 1998.

5. Mencetuskan banyak istilah.

foto: liputan6.com.

Selama menjabat sebagai Menteri Penerangan maupun pimpinan Parlemen, Harmoko sering kali mencetuskan banyak istilah yang sering membuat orang yang mengetahuinya tertawa. Bahkan, namanya sendiri sering orang plesetkan bahwa Harmoko adalah hari-hari omong kosong.

Selain itu, Harmoko pernah membuat istilah "Safari Ramadhan" yang tak lain adalah usaha untuk meraih dukungan Golkar. Sementara saat menjadi ketua DPP Golkar, ia pernah membuat istilah "Temu kader" yang hingga kini masih digunakan oleh Partai Golkar.

Reporter: Suhairi Ahmad

Pada saat menjadi Menteri Penerangan, Harmoko pernah membuat istilah untuk gerakan yang didirikannya, gerakan Kelompencapir atau singkatan dari (kelompok pendengar, pembaca, dan pemirsa) yang dimaksudkan sebagai media untuk menyampaikan informasi dari pemerintah. Selain itu, ia pernah membuat istilah dianggap aneh di masanya yaitu Pentil Kecakot atau kependekan dari Penerangan Tilpon (telepon) Kecamatan Kota.

SHARE NOW
EXPLORE BRILIO!
RELATED
MOST POPULAR
Today Tags