1. Home
  2. »
  3. Serius
2 Desember 2025 13:30

Video wawancara soal kerusakan Tesso Nilo kembali viral, Zulkifli Hasan ngaku 'dijebak' Harrison Ford

Video wawancara belasan tahun lalu viral seiring mencuatnya isu pembalakan liar berimbas pada bencana banjir dan longsor di Sumatra. Khansa Nabilah
foto: YouTube/The YEARS Project; Instagram/@zul.hasan

Brilio.net - Video lama wawancara Zulkifli Hasan dengan aktor Hollywood Harrison Ford kembali ramai dibahas di media sosial. Potongan rekaman itu kembali memunculkan perdebatan mengenai respons pemerintah saat isu kerusakan hutan Taman Nasional Tesso Nilo mencuat lebih dari satu dekade lalu.

Zulkifli Hasan memberikan penjelasan baru terkait video yang kembali mencuat itu. Ia kini menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Pangan Indonesia dan menyebut potongan rekaman tersebut tidak utuh menggambarkan kejadian sebenarnya. Klarifikasi itu ia sampaikan melalui video yang ditayangkan di kanal YouTube Denny Sumargo.

BACA JUGA :
Zita Anjani dikritik usai dituding batalkan isi seminar di UNPAD malah nge-gym, begini klarifikasinya


Pertemuan antara Zulkifli Hasan dan Harrison Ford terjadi sekitar 2009–2010 ketika isu perambahan hutan Tesso Nilo menjadi sorotan internasional. Situasi politik saat itu masih berada dalam masa transisi reformasi sehingga dinamika pemerintahan berbeda dengan kondisi saat ini.

Zulkifli memaparkan bahwa pertemuan dengan Harrison Ford awalnya dijadwalkan sebagai agenda menerima tamu dari luar negeri. Ia mengaku datang dengan niat berdialog terbuka mengenai isu kerusakan hutan, termasuk yang terjadi di Tesso Nilo. Ia menegaskan bahwa niat tersebut tidak tergambar dalam potongan video yang beredar luas.

Ia menjelaskan bahwa dirinya sebenarnya ingin melakukan debat terbuka di hadapan media agar pembicaraan berlangsung transparan. Ia merasa format wawancara yang terjadi justru berbeda dari yang ia bayangkan karena tidak melibatkan pers.

BACA JUGA :
Aksi Menko Pangan Indonesia Zulkifli Hasan kumpulin kue rapat jadi 1 kotak, kira-kira dikasih siapa?

foto: YouTube/CURHAT BANG Denny Sumargo

"Ada tamu terkenal namanya Harrison Ford. Saya diminta untuk menerima. Tapi saya justru ingin debat terbuka di depan media soal isu kerusakan hutan, termasuk Tesso Nilo," kata Zulkifli Hasan, dikutip brilio.net pada Selasa (2/12).

Penjelasan lanjutan ia berikan mengenai kondisi ruangan dan proses wawancara yang sejak awal sudah dipersiapkan tim produksi. Ia baru mengetahui kemudian bahwa percakapan tersebut merupakan bagian dari alur film yang membutuhkan peran antagonis sebagai penyeimbang narasi. Ia menekankan bahwa dirinya tidak menyadari posisinya akan digambarkan sebagai pihak yang bersalah dalam film tersebut.

"Itu kantor kementrian kehutanan ya, itu udah dipasang 4 kamera sudut sana, sudut sini, sudut kanan. Jadi saya duduk, wawancara. Belakangan saya tahu, oh, ini syuting film. Ini heronya, tentu ada penjahatnya kan? Dan saya penjahatnya," jelasnya.

Penjelasan lain ia berikan terkait dialog yang menyinggung soal kesan meremehkan situasi perambahan hutan. Ia menyebut bahwa responsnya saat itu dipotong sedemikian rupa sehingga muncul kesan tertentu di mata penonton. Ia merasa Harrison Ford memandang persoalan Tesso Nilo seolah-olah berada dalam sistem pemerintahan seperti Amerika Serikat.

"'Kenapa pemerintah diam saja Tesso Nilo dirambah begitu banyak orang?' Saya kesannya meremehkan, saya bilang, 'bukan meremehkan'. Dia menganggap Indonesia pada waktu itu seperti Amerika," ungkapnya.

Ia kemudian membahas komentar Harrison Ford yang mempertanyakan ketegasan pemerintah dalam menghadapi perambah. Ia memberi konteks bahwa Indonesia saat itu baru memasuki era reformasi sehingga pejabat negara berada dalam situasi serba sulit. Ia menjelaskan bahwa kondisi di lapangan jauh lebih rumit dibandingkan anggapan pihak luar.

"'Kamu ini kan menteri. Kenapa kalah itu sama perambah di Tesso Nilo itu?' Saya jelaskan, Bung, ini bukan Amerika. Amerika negara sudah 200 tahun merdeka," jelasnya.

Ia menggambarkan bahwa kondisi di lapangan tidak sesederhana yang dipersepsikan pihak luar. Ia menekankan bahwa kekuatan massa di kawasan tersebut membuat tindakan penegakan hukum menjadi jauh lebih sulit dilakukan.

foto: YouTube/CURHAT BANG Denny Sumargo

"Kita ini baru reformasi. Pejabat-pejabat ini takut sama rakyat karena rakyat sekarang begitu kuasa. Dulu pilihan DPR, sekarang pilihan rakyat. Bayangkan, saya mau nangkap di Tesso Nilo itu. Jangan kan nangkap? Masuk saja nggak bisa. Karena ada 50 ribu orang di sana yang menguasai taman nasional itu," jelasnya.

Zulkifli kembali menyoroti persoalan pemotongan video yang menurutnya membuat konteks pernyataannya terdistorsi. Ia menyebut bahwa pengambilan gambar sepenuhnya diatur oleh tim Harrison Ford sehingga ia tidak memiliki kontrol atas hasil akhir. Ia menyampaikan bahwa niat awalnya untuk melakukan dialog terbuka justru tidak terlaksana.

"Ya mungkin dipotong, diedit. Kan dia yang punya kamera, saya kan nggak punya. Kan dia semua timnya, saya nggak ada. Saya ajak dia sebetulnya berdebat di depan, di forum lah. Ada 20 media yang nunggunya tapi media dilewatkan," kata Zulkifli Hasan.

Zulkifli menambahkan bahwa ajakannya untuk berdiskusi di hadapan puluhan media tidak pernah direspons oleh pihak pembuat film dokumenter. Ia menyebut bahwa wawancara justru diarahkan ke ruang tertutup tanpa kehadiran pers.

"Kita bertahap. Kalau kamu bisa membuktikan saya bersalah, saya berhenti. Saya ingin kalau kita debat atau ada sesuatu, itu terbuka. Saya bisa nyampaikan pikiran. Sekeras apapun, silakan. Nggak masalah buat saya," ungkapnya.

SHARE NOW
RELATED
MOST POPULAR
Today Tags