Brilio.net - Meskipun ukurannya hanya sekitar 33 kilometer, Selat Hormuz memiliki peran yang sangat krusial dalam lanskap ekonomi dan geopolitik global. Terletak di antara Teluk Persia dan Teluk Oman, selat ini menjadi jalur vital yang menghubungkan hampir seperempat dari total pasokan minyak dunia dan sekitar 20% perdagangan global gas alam cair. Setiap hari, puluhan kapal tanker melintasi perairan ini, membawa minyak serta energi penting lainnya menuju berbagai kawasan seperti Asia, Eropa, dan Amerika Utara.
Akhir-akhir ini, Selat Hormuz kembali menjadi pusat perhatian dunia menyusul pernyataan Iran yang mengancam akan menutup jalur tersebut sebagai tanggapan atas serangan Amerika terhadap fasilitas nuklirnya. Ancaman ini menimbulkan kekhawatiran serius mengenai potensi terganggunya pasokan energi global, yang bisa berdampak besar pada kestabilan ekonomi dunia. Dihimpun brilio.net dari berbagai sumber, Senin (23/6), jika benar terjadi, penutupan Selat Hormuz diprediksi dapat mendorong lonjakan harga minyak hingga melewati angka $100 per barel, sekaligus mengguncang rantai pasok energi yang sangat bergantung pada jalur strategis ini.
BACA JUGA :
Sebutkan dan jelaskan 4 macam cara pengendalian konflik lengkap dengan pengertian dan contohnya
Stabilitas di wilayah Selat Hormuz tidak hanya menjadi perhatian negara-negara tetangga seperti Iran, Uni Emirat Arab, Arab Saudi, dan Oman, melainkan juga penting bagi komunitas internasional. Selat ini merupakan titik rawan dalam peta ketegangan geopolitik, di mana gangguan sekecil apa pun dapat berdampak luas—mulai dari melonjaknya harga energi, meningkatnya inflasi, hingga ketidakstabilan ekonomi di negara-negara pengimpor utama seperti Tiongkok, India, Jepang, dan Korea Selatan. Dalam konteks ini, Selat Hormuz tidak hanya berfungsi sebagai jalur pengangkutan minyak, melainkan juga sebagai elemen kunci bagi ketahanan energi dan kestabilan geopolitik dunia.
Mengapa selat hormuz begitu krusial?
1. Jalur energi vital
Sekitar 17-20 juta barel minyak mentah melewati Selat Hormuz setiap hari, setara dengan hampir sepertiga konsumsi minyak global. Hampir 88% minyak yang diekspor dari Teluk Persia harus melewati selat ini karena keterbatasan jalur alternatif.
BACA JUGA :
Ancaman di bidang politik: Memahami risiko dan dampaknya
2. Pusat ketegangan geopolitik
Selat ini berbatasan dengan negara-negara yang memiliki kepentingan strategis besar dan sering terlibat dalam konflik politik dan militer, terutama Iran yang menguasai pantai utara selat dan kerap mengancam penutupan jalur ini.
3. Dampak global
Penutupan atau gangguan di Selat Hormuz dapat memicu lonjakan harga minyak global, mengganggu rantai pasok energi, dan menimbulkan tekanan ekonomi di negara-negara yang sangat bergantung pada impor minyak dari kawasan Teluk, seperti India, Jepang, Korea Selatan, dan China.
Dengan kondisi terkini yang semakin tegang, dunia tengah menantikan bagaimana perkembangan situasi di Selat Hormuz akan berlangsung, karena keputusan di sana akan berdampak langsung pada stabilitas ekonomi dan geopolitik global.