1. Home
  2. ยป
  3. Serius
10 Desember 2016 16:00

5 Kasus 'Ahok effect', dari botol Equil sampai soal ujian SMP

Kasus dugaan penistaan agama oleh Ahok ini merembet kemana-mana. Sabar Artiyono

Brilio.net - Beberapa bulan ini, bahasan tentang Gubernur nonaktif Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok masih saja ramai. Hal ini bermula dari pernyataan kontroversial Ahok yang kemudian dianggap sebagai penistaan agama. Lalu, kasus ini menyulut demonstrasi besar yang diikuti penetapan Ahok sebagai tersangka.

Tidak hanya sebatas itu, ujaran tersebut juga melebar ke beberapa kasus lain yang juga kontroversial. Mulai dari botol Equil, hingga soal ujian yang memojokkannya. Nah, ini lima kontroversi yang menyangkut Ahok sebagaimana dihimpun oleh brilio.net dari berbagai sumber, Sabtu (10/12):

BACA JUGA :
Ini jumlah dana kampanye Ahok-Djarot dari program patungan warga


1. Soal ujian SMP Muhammadiyah Purbalingga.

Dalam soal ujian Tarikh (sejarah Islam), nama Ahok muncul di nomor soal 48. Pertanyaannya adalah 'Siapakah nama calon Gubernur Jakarta yang melecehkan Al-Quran saat ini?' Kemudian pilihan jawabannya adalah a. Paijo b. Ahik c. Ken Arok d. Basuki (ahok).

BACA JUGA :
Ini ternyata calon gubernur DKI Jakarta yang didukung Susi Susanti

Soal ini kemudian menuai kontroversi. Hingga akhirnya guru pembuat soal pun meminta maaf atas pembuatan soal ujian tersebut dan membuat surat pernyataan tidak akan mengulangi perbuatan yang sama di atas materai.

2. Botol Equil.

Netizen dibuat geger dengan unggahan foto Ahok yang menikmati hidangan bersama Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian beberapa waktu yang lalu. Pemicunya adalah status pengunggah yang menyangka botol hijau (Equil) di foto tersebut sebagai minuman keras. Banyak yang mencela postingan tersebut. Akan tetapi banyak juga yang membully karena salah paham.

3. Boikot Sari Roti.

Dalam Aksi Damai 212, produsen roti ini dipuji oleh para demonstran karena diduga mendukung aksi dengan membagi-bagikan produknya secara gratis. Akan tetapi, respons tersebut berubah menjadi ajakan boikot di media sosial karena perusahaan tersebut mengklarifikasi ketidakbenaran informasi itu.

4. Boikot Metro TV.

Banyak pihak yang menuding media ini melakukan kebohongan publik karena penyebutan jumlah peserta aksi yang tidak sesuai. Sempat juga beredar video intimidasi jurnalis Metro TV saat meliput Aksi Damai 212. Hingga akhirnya media ini melakukan klarifikasi dengan menayangkan kembali video secarah utuh liputan tersebut. Dewan Pers juga menyatakan bahwa Metro TV tidak melakukan kebohongan publik.

5. Perdebatan jumlah peserta Aksi 212.

Di balik sanjungan aksi yang begitu damai, ternyata muncul perdebatan soal berapa jumlah seluruh peserta aksi. Banyak yang menyebutkan sektiar 7.434.757 orang. Hingga akhirnya beberapa ahli dari Universty Hong Kong dan Melbourne University juga mecoba membuat analisisnya.

SHARE NOW
EXPLORE BRILIO!
RELATED
MOST POPULAR
Today Tags