1. Home
  2. »
  3. Selebritis
7 Desember 2025 12:00

Jadi korban bencana di Aceh, Taufiq LIDA ungkap beratnya medan longsor, sempat terjebak

Perkembangan situasi yang memburuk dari waktu ke waktu membuat proses evakuasi semakin rumit. Khansa Nabilah
foto: TikTok/@taufiqlida

Brilio.net - Bencana banjir besar dan tanah longsor yang melanda Aceh dalam beberapa hari terakhir meninggalkan situasi darurat yang sangat memukul banyak daerah. Kondisi alam yang berubah drastis membuat sejumlah wilayah terisolasi, termasuk lokasi tempat Taufiq LIDA berada ketika bencana terjadi.

Skala bencana yang begitu luas menciptakan tantangan yang tidak mudah bagi warga setempat. Banyak jalur utama terputus hingga membuat ribuan warga kesulitan bergerak ke tempat aman. Tekanan ini dirasakan langsung oleh Taufiq yang menyaksikan sendiri betapa parahnya kerusakan di wilayah terdampak.

BACA JUGA :
5 Fakta Raffi Ahmad dan Nagita Slavina donasikan Rp15 miliar untuk korban bencana di Sumatera


Perkembangan situasi yang memburuk dari waktu ke waktu membuat proses evakuasi semakin rumit. Jumlah korban yang terus bertambah menandakan betapa besar dampak bencana kali ini. Informasi itu kemudian ia bagikan setelah berhasil dievakuasi dari lokasi longsor.

Taufiq menjelaskan bahwa angka korban meninggal yang ditemukan mencapai ratusan orang. Ia juga menyebut masih ada banyak warga yang belum ditemukan serta jutaan orang yang terkena dampak langsung.

BACA JUGA :
Zita Anjani komentari tumpukan kayu di lokasi banjir Sumatera, reaksi kagetnya jadi sorotan

foto: TikTok/@taufiqlida

"Korbannya yang sudah meninggal, yang sudah ditemukan tewas kurang lebih hampir 1000 ya, 800-an lebih. Yang belum ditemukan masih ratusan dan yang terdampak itu 1,5 juta orang. Korban jiwa yang sudah meninggal dunia kurang lebih 800-an, yang masih hilang 600-an lebih, dan yang terdampak 1,5 juta orang," tutur Taufiq, dikutip dari KapanLagi, Minggu (7/12).

Tantangan berat lainnya muncul dari kondisi logistik dan infrastruktur yang lumpuh di banyak wilayah. Jembatan penghubung runtuh dan jalan utama yang terputus membuat distribusi bantuan menjadi tersendat.

Taufiq menjelaskan bahwa hambatan logistik membuat bantuan sulit menjangkau wilayah yang paling terpukul. Ia menyoroti pentingnya perbaikan jaringan komunikasi agar koordinasi dapat berjalan lebih efektif.

"Logistik. Logistik dan mungkin bahan bakar minyak. Karena memang banyak jalanan yang terputus, termasuk jembatan-jembatan penghubung jalan Banda Aceh. Sinyal, jaringan. Jaringan yang susahnya jaringan, logistik, dan tempat tinggal," bebernya.

foto: TikTok/@taufiqlida

Tekanan di wilayah terdampak semakin terasa ketika pemerintah kabupaten mulai kewalahan menangani situasi. Minimnya sumber daya membuat mereka tidak mampu mengimbangi skala bencana yang begitu besar.

Taufiq menyebut beberapa bupati sudah menyampaikan ketidakmampuan dalam menangani situasi karena keterbatasan personel dan peralatan. Ia menjelaskan bahwa beban penanganan sangat besar jika hanya ditangani oleh pemerintah daerah tanpa dukungan tambahan.

"Sangat sedikit sekali dengan bencana yang begitu besar, bantuan yang begitu besar memang sangat sedikit. Makanya banyak bupati yang sudah mengibarkan bendera putih karena ketidaksanggupan untuk menangani bencana ini," katanya.

Ia tetap memberikan apresiasi kepada pemerintah provinsi dan beberapa kepala daerah yang bergerak cepat. Respons para pemimpin di tingkat tertentu memberikan harapan bagi proses evakuasi dan distribusi bantuan. Meski demikian, ia juga melihat ada pejabat yang tidak berada di lokasi saat warga membutuhkan.

Perbedaan kapasitas antar pimpinan daerah menjadi salah satu tantangan tambahan dalam penanganan bencana. Situasi darurat menuntut koordinasi yang kuat dan kehadiran langsung pejabat untuk memberikan instruksi serta memastikan bantuan berjalan.

foto: TikTok/@taufiqlida

"Ya, kalau dari gubernur sendiri memang sangat kita apresiasi, kerjanya luar biasa, dan juga ada beberapa bupati yang memang luar biasa secara langsung gercep dalam menanggulangi bencana ini, tapi ada beberapa yang hilang, nggak ada di tempatnya," tandas Taufiq.

Proses evakuasi yang dialaminya menjadi pengalaman yang tidak akan ia lupakan. Perjalanan keluar dari daerah terisolasi memerlukan waktu berhari-hari, apalagi kondisi medan sangat sulit. Ia bersama warga lainnya harus bertahan tanpa listrik dan jaringan komunikasi.

Evakuasi tersebut dilakukan berkali-kali hingga akhirnya ia mencapai titik yang lebih aman. Perahu wisata di kawasan Danau Air Tawar menjadi satu-satunya sarana transportasi untuk keluar dari Kecamatan Bintang.

"Kami terisolasi di Kecamatan Bintang itu selama tiga malam. Tanpa adanya listrik, tanpa adanya jaringan. Di situ nggak banjir, tapi longsor karena Gayo dataran tinggi," jelas Taufiq.

Perjalanan keluar dari wilayah terisolasi akhirnya membawanya ke pangkalan udara untuk evakuasi lanjutan. Setelah menempuh jalur darat dan perairan, ia akhirnya diangkut dengan pesawat militer menuju Medan. Proses itu menjadi akhir dari perjuangan panjangnya keluar dari zona bencana.

"Alhamdulillah kami sudah dievakuasi dengan pesawat Hercules ke Medan. Terimakasih bantuannya Pak Alfian mantan Pabung Pidie Jaya," tulis Taufiq.

SHARE NOW
RELATED
MOST POPULAR
Today Tags