1. Home
  2. ยป
  3. Selebritis
7 Oktober 2025 12:10

31 hari di laut, gagal tembus Gaza: Kisah haru Wanda Hamidah tak menyerah kembali ke Palestina

Wanda Hamidah pulang setelah gagal mencapai Gaza, tetap berjuang untuk Palestina. Editor
foto: Hot Shot/ YouTube - SCTV)

Setelah 35 hari berjuang dalam misi kemanusiaan Global Sumud Flotilla, Wanda Hamidah akhirnya kembali ke Tanah Air. Meskipun gagal mencapai Gaza, semangatnya untuk membantu Palestina tetap berkobar. Perjalanan ini terhalang oleh kendala teknis dan blokade yang membuat kapal-kapal tidak dapat melanjutkan perjalanan.

Kepulangan Wanda disambut dengan haru oleh keluarga, sahabat, dan kerabat di Bandara Soekarno Hatta. "Terima kasih kepada semua yang telah mendoakan keselamatan kami," ungkapnya dalam tayangan Hot Shot di kanal Youtube SCTV.

BACA JUGA :
Kisah perjalanan Wanda Hamidah ke Gaza berakhir pahit usai 31 hari berlayar, kapal tak dapat izin


Wanda menceritakan pengalamannya saat berusaha menembus Gaza melalui jalur laut. Bersama dua warga Indonesia lainnya, ia membawa bantuan kemanusiaan berupa makanan, minuman, obat-obatan, dan peralatan bayi. Namun, harapan untuk mencapai Gaza harus pupus ketika kapal-kapal tidak dapat berlayar lebih jauh.

Di Porto Palo, Italia, Wanda bertemu dengan Fathur, seorang pejuang dari Indonesia. Mereka terpaksa kembali karena kondisi kapal yang tidak memungkinkan untuk berlayar. "Kami khawatir akan berlayar sendirian," katanya.

Walaupun gagal mencapai tujuan, Wanda tidak menyerah. Ia bertekad untuk kembali ke Gaza dengan kapal sendiri dari Indonesia. "Ini bukan akhir dari perjuangan," tegasnya.

BACA JUGA :
9 Potret Wanda Hamidah akhirnya berlayar ke Gaza, jadi satu-satunya relawan dari Indonesia

Wanda dan Fathur berencana untuk membeli kapal agar tidak bergantung pada kapal negara lain. "Insya Allah, kita akan punya kapal sendiri untuk membantu saudara-saudara kita di Gaza," tambahnya.

Selama mengikuti pelayaran Flotilla, Wanda juga membagikan pengalamannya di akun Instagram pribadinya. Pelatihan untuk para aktivis kemanusiaan dimulai pada 3 September 2025, dan jumlah peserta melampaui ekspektasi, dari 120 menjadi 300 orang dari 44 negara yang berbeda. "Saya terharu melihat orang-orang hebat ini," ungkapnya.

Source: liputan6.com / Ratnaning Asih
Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang dengan bantuan Artificial Intelligence dengan pemeriksaan dan kurasi oleh Editorial.

SHARE NOW
RELATED
MOST POPULAR
Today Tags