1. Home
  2. »
  3. Ragam
3 Juli 2025 13:46

Jenazah Juliana Marins tiba di Brasil, keluarga minta autopsi ulang, ini alasannya

Jenazah Juliana Marins tiba di Brasil, menjalani autopsi ulang dan rencana pemakaman. Editor

Jenazah Juliana Marins, seorang pendaki yang tragis jatuh di Gunung Rinjani, akhirnya tiba di Brasil. Sesampainya di sana, jenazahnya langsung menjalani autopsi ulang. Menurut laporan dari Sekretariat Negara Kepolisian Sipil Rio de Janeiro, proses autopsi yang dilakukan oleh Departemen Umum Kepolisian Teknis-Ilmiah (DGPTC) telah selesai pada Rabu pagi, 2 Juli 2025, waktu setempat.

Setelah autopsi, jenazah Juliana diserahkan kepada keluarganya, seperti yang dilaporkan oleh CNN Brasil pada Kamis (3/7). Autopsi kedua ini dilakukan oleh dua ahli forensik dari Kepolisian Sipil setempat, disaksikan oleh seorang ahli medis dari Kepolisian Federal, serta seorang asisten teknis yang mewakili keluarga. Proses autopsi dimulai pukul 08.30 waktu setempat dan berlangsung lebih dari dua jam, dengan laporan awal diharapkan akan disampaikan dalam tujuh hari ke depan.

BACA JUGA :
Ira Wibowo cerita pengalaman mendaki Gunung Rinjani, sempat alami insiden kecil


Perdebatan mengenai hasil autopsi sebelumnya muncul setelah adanya gugatan yang diajukan oleh Kantor Pembela Umum Persatuan (DPU) pada Minggu, 29 Juni 2025, atas permintaan keluarga. Menurut pengacara Tasa Bittencourt Leal Queiroz, autopsi ulang diperlukan karena ada "kurangnya klarifikasi mengenai penyebab dan waktu pasti kematian" dalam laporan yang dikeluarkan oleh polisi Indonesia.

Hasil autopsi yang dilakukan di Indonesia menunjukkan bahwa penyebab kematian Juliana adalah trauma tumpul akibat terjatuh. Pemeriksaan juga mengungkapkan bahwa Juliana meninggal sekitar 20 menit setelah terjatuh. Namun, pihak keluarga meragukan hasil pemeriksaan tersebut dan meminta dilakukan autopsi di Brasil.

BACA JUGA :
Pendaki Malaysia tergelincir di Gunung Rinjani setelah insiden turis Brasil, begini kondisinya

Ahli forensik Caroline Daitx menjelaskan bahwa ada keterbatasan teknis yang mungkin dihadapi dalam autopsi kedua. "Autopsi pertama sudah memanipulasi organ-organ internal, sehingga mustahil untuk memperkirakan volume darah yang hilang, yang bisa jadi penting untuk memahami dinamika kematian," ungkap Daitx. Metode pengawetan jenazah Juliana juga mengubah jaringan secara permanen, membuat pemeriksaan lebih lanjut menjadi sulit.

foto: Dok Tim SAR Mataram

Meski ada keterbatasan, Daitx menegaskan bahwa prosedur kedua dapat membantu mengidentifikasi ketidakkonsistenan dalam laporan sebelumnya dan mencerminkan upaya untuk transparansi.

Sebelumnya, dokter forensik RSBM Ida Bagus Putu Alit di Denpasar, Bali, menyatakan bahwa hasil pemeriksaan menunjukkan luka-luka di seluruh tubuh Juliana, dengan luka lecet yang menandakan bahwa ia terkena benda tumpul saat terjatuh di Cemara Nunggal, jalur menuju puncak Gunung Rinjani, Lombok, NTB.

Dokter Alit juga menemukan patah tulang di bagian dada, tulang belakang, punggung, dan tulang paha, dengan luka paling parah berada di bagian punggung. "Dari patah-patah tulang inilah terjadi kerusakan organ dalam dan pendarahan," jelasnya. Meski luka di kepala korban belum menimbulkan herniasi pada otak, pendarahan paling banyak terjadi di rongga dada.

foto: dok. Balai Taman Nasional Gunung Rinjani

Dokter Alit menyimpulkan bahwa korban meninggal dalam waktu yang sangat singkat setelah mengalami luka. "Kami tidak menemukan bukti-bukti bahwa kematian itu terjadi dalam jangka waktu yang lama dari luka terjadi," katanya. Namun, ia tidak menyebutkan hari, tanggal, dan jam saat Juliana menghembuskan napas terakhir. Hasil pemeriksaan toksikologi masih ditunggu.

Berkenaan dengan dugaan kematian akibat hipotermia, dokter Alit menyatakan bahwa pihaknya tidak dapat memastikan karena kondisi jenazah saat diautopsi sudah dimanipulasi dengan dimasukkan ke dalam freezer.

Upacara pemakaman Juliana akan dibuka untuk umum pada Jumat, 4 Juli 2025, di Pemakaman Parque da Colina, Niteri, kampung halamannya. Momen perpisahan ini akan berlangsung dari pukul 10 pagi hingga 12 siang, sedangkan upacara penghormatan terakhir yang hanya dihadiri teman dan keluarga akan dimulai pukul 12.30 siang dan berakhir pukul 3 sore, waktu setempat.

Source: liputan6.com / Dinny Mutiah
Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang dengan bantuan Artificial Intelligence dengan pemeriksaan dan kurasi oleh Editorial.

SHARE NOW
RELATED
MOST POPULAR
Today Tags