Brilio.net - Tanggal 1 September seringkali dianggap sebagai hari biasa dalam kalender, namun sebenarnya ada sejumlah peringatan dan momen istimewa yang terjadi pada tanggal ini. Baik di tingkat nasional maupun internasional, 1 September menyimpan sejarah dan makna yang patut diketahui.
Di Indonesia, tanggal 1 September diperingati sebagai Hari Polisi Wanita (Polwan), yang merupakan tonggak bersejarah bagi peran perempuan dalam kepolisian. Selain itu, secara global, tanggal ini juga menjadi momen mengenang peristiwa besar seperti gempa bumi dahsyat dan dimulainya Perang Dunia II. Peringatan-peringatan ini membawa pesan tentang keberanian, pengorbanan, dan kesadaran kemanusiaan.
BACA JUGA :
DPR ulang tahun ke-80, begini sejarah awal terbentuknya parlemen RI
Tak hanya itu, 1 September juga menjadi waktu bagi dunia untuk mengingat pentingnya komunikasi melalui Hari Menulis Surat Sedunia. Peringatan-peringatan ini tidak hanya mengingatkan kita akan sejarah, tetapi juga menghidupkan nilai-nilai sosial dan budaya yang relevan hingga kini. Berikut adalah tiga momen istimewa yang diperingati pada tanggal 1 September.
Berikut ini ulasan lengkap mengenai tiga momen penting yang membuat tanggal ini berbeda dari hari-hari lainnya, dihimpun brilio.net dari berbagai sumber, Senin (1/9).
1. Hari Polisi Wanita (Polwan) di Indonesia
Hari Polisi Wanita (Polwan) yang diperingati tiap 1 September merupakan perayaan penting dalam sejarah institusi kepolisian Indonesia yang menegaskan kiprah perempuan dalam dunia yang dulunya eksklusif didominasi oleh laki-laki. Sejarah Polwan dimulai pada 1 September 1948 di Bukittinggi, Sumatera Barat, ketika kepolisian Indonesia menghadapi kesulitan dalam melakukan pemeriksaan fisik terhadap korban, tersangka, atau saksi perempuan. Normatif sosial dan budaya saat itu menjadikan pemeriksaan oleh polisi laki-laki menjadi tidak pantas dan sulit dilakukan, sehingga polisi kerap meminta bantuan istri polisi atau tenaga perempuan sipil untuk terlibat.
BACA JUGA :
Potret mendiang Ade Irma Nasution 'dihidupkan kembali' oleh AI, wajah senyumnya bikin warganet haru
Kondisi tersebut mendorong inisiatif organisasi wanita dan organisasi wanita Islam di Bukittinggi untuk mengusulkan agar perempuan dapat mengikuti pendidikan kepolisian secara resmi. Usulan ini disetujui oleh Cabang Djawatan Kepolisian Negara Sumatera yang kemudian merekrut enam wanita pertama yang diberi pelatihan sebagai polisi wanita. Keenam srikandi Polwan ini adalah Mariana Saanin, Nelly Pauna, Rosmalina Loekman, Dahniar Sukotjo, Djasmainar, dan Rosnalia Taher. Mereka mulai mengikuti pendidikan pada 1 September 1948 dan menyelesaikannya pada 1 Mei 1951, menjadi pelopor perempuan di kepolisian Indonesia.
Peran Polwan sejak awal meluas dari hanya membantu pemeriksaan fisik menjadi bagian penting dalam menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat. Kini Polwan berkiprah di berbagai sektor, mulai dari polisi lalu lintas, kriminal, intelijen, hingga tugas-tugas internasional dalam misi perdamaian. Hari Polwan tidak hanya menjadi peringatan sejarah, tetapi juga simbol keberanian dan dedikasi perempuan dalam menembus batas-batas sosial serta memberikan sentuhan profesionalisme dan humanisme dalam penegakan hukum di Indonesia.
2. Gempa bumi dahsyat di Jepang pada 1923
Selain di Indonesia, tanggal 1 September juga tercatat dalam sejarah dunia sebagai hari terjadinya gempa bumi dahsyat di wilayah Kanto, Jepang pada tahun 1923. Gempa ini dikenal sebagai Gempa Kanto yang merupakan salah satu bencana alam paling mematikan di Jepang, yang menelan sekitar 100.000 jiwa. Gempa tersebut tidak hanya menghancurkan banyak bangunan dan infrastruktur, tapi juga memicu kebakaran besar yang melanda Tokyo dan Yokohama, memperparah dampak bencana.
Gempa Kanto 1923 menjadi titik balik penting dalam sejarah Jepang, memicu perubahan besar dalam kebijakan mitigasi bencana, tata kota, dan sistem peringatan dini yang lebih modern. Seiring waktu, peristiwa ini menjadi pelajaran berharga tentang pentingnya kesiapsiagaan bencana serta perlindungan terhadap warga sipil. Peringatan gempa ini juga mengingatkan dunia akan kekuatan alam sekaligus kerapuhan manusia, sehingga menumbuhkan kesadaran kolektif pentingnya solidaritas dan kesiapan menghadapi bencana.
3. Awal perang dunia II pada 1939
Tanggal 1 September 1939 memiliki arti sangat penting dalam sejarah dunia sebagai hari dimulainya Perang Dunia II, salah satu konflik global terbesar dan terpanjang dalam sejarah modern. Invasi Jerman ke Polandia dengan taktik blitzkrieg pada hari ini menandai dimulainya peperangan yang melibatkan banyak negara dan membentuk ulang peta politik dunia. Perang ini membawa dampak besar terhadap kemanusiaan, ekonomi, dan geopolitik yang dirasakan hingga beberapa dekade berikutnya.
Perang Dunia II juga mengilhami lahirnya lembaga-lembaga internasional seperti PBB dengan tujuan menjaga perdamaian dunia dan mencegah terulangnya konflik serupa. Dengan mengenang hari ini, dunia diingatkan akan bahaya ekstremisme, agresi militer, dan pentingnya diplomasi serta solidaritas antarbangsa dalam menciptakan perdamaian abadi.
4. Hari letter writing (World Letter Writing Day)
Selain itu, tanggal 1 September juga diperingati sebagai Hari Menulis Surat Internasional atau World Letter Writing Day. Momen ini diciptakan oleh Richard Simpkin pada tahun 2014 sebagai cara untuk menghidupkan kembali tradisi menulis surat di era digital.
Di tengah gempuran pesan instan dan media sosial, perayaan ini mengingatkan kita bahwa surat memiliki nilai personal dan emosional yang mendalam. Banyak sekolah dan komunitas di seluruh dunia memanfaatkan hari ini untuk mengadakan lomba menulis surat, mengirimkan surat cinta kepada keluarga, maupun menulis pesan inspiratif kepada orang-orang terdekat.