1. Home
  2. ยป
  3. Personal Finance
5 Agustus 2020 04:05

Industri otomotif lesu, Adira lirik pembiayaan kredit sepeda?

Adira Finance mengalami penurunan total pembiayaan baru hingga 47 persen yoy pada semester I 2020. Agustin Wahyuningsih
foto ilustrasi: shutterstock.com/Dhiva Althaf

Brilio.net - Aktivitas bersepeda kini semakin digandrungi banyak orang, lebih-lebih semenjak adanya pandemi Covid-19. Di jalanan kota hingga pelosok daerah, disesaki rombongan pesepeda.

Meski marak orang Indonesia yang memborong sepeda, ini belum menggoyahkan Adira Finance untuk masuk segmen pembiayaan kredit sepeda. Adira Finance yang merupakan perusahaan pembiayaan kendaraan merek otomotif di Indonesia, saat ini tidak terlalu tertarik dengan pembiayaan untuk sepeda.

BACA JUGA :
Harga sepeda gunung Pacific Vigilon dan spesifikasi, gesit & andal


“Sepeda sudah bisa dibiayai sendiri. Rasanya kalau orang bersepeda banyak yang beli cash karena mampu,” kata Hafid Hadeli, Presiden Direktur Adira Finance dalam konferensi pers secara virtual, Selasa (4/8) kemarin, seperti dikutip Brilio.net dari Liputan6.

Hafid melanjutkan, selama ini jarang masyarakat membeli sepeda secara kredit, apalagi mengajukan pembiayaan pada Adira Finance.

“Semuanya jarang yang beli kredit, kecuali sepeda-sepeda yang mahal,” ujarnya.

BACA JUGA :
Harga sepeda Pacific MTB Avenger dan spesifikasinya, andal dan keren

Hingga saat ini, pihak Adira Finance masih fokus pada pembiayaan untuk kendaraan mobil dan motor. Akibat industri otomotif mengalami penurunan, daya beli masyarakat lesu, dan penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), di mana sebagian besar aktivitas ekonomi diberhentikan, memunculkan dampak pada pembiayaan mobil dan motor. Dilihat dari keseluruhan total pembiayaan baru Adira Finance sepanjang Semester I-2020 saja turun sebesar 47 persen YoY menjadi Rp 10,1 triliun.

Namun demikian, Adira Finance telah memberikan bantuan kepada konsumen yang secara langsung terkena dampak pandemi Covid-19 dalam bentuk restrukturisasi kredit, yang sesuai dengan kriteria yang diarahkan oleh Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) dan OJK. Kegiatan ini telah dilakukan sejak April 2020.

“Hingga 30 Juni 2020, jumlah konsumen yang telah melakukan restrukturisasi sebesar 745 ribu kontrak atau sekitar Rp 17,4 triliun,” jelas Hafid.

SHARE NOW
EXPLORE BRILIO!
RELATED
MOST POPULAR
Today Tags