1. Home
  2. ยป
  3. News
5 September 2015 13:08

TKW di Hongkong ini rutin donasikan buku bagi pendidikan anak-anak NTT

Menjadikan pendidikan Indonesia yang lebih baik adalah tanggung jawab bersama bukan hanya pemerintah. Andi Rosita Dewi

Brilio.net - Survei yang dilakukan organisasi pendidikan milik PBB, United Nations Educational Science and Culture Organization (UNESCO) di 39 negara dunia menyatakan bahwa Indonesia menjadi salah satu negara yang minat bacanya paling rendah di ASEAN. Tanggung jawab meningkatkan minat baca khususnya minat baca anak-anak adalah tanggung jawab semua pihak. Hal inilah yang menjadi keprihatinan Lusya Tawo Loko (28).

BACA JUGA :
Ini lho tempat terbaik buat kamu yang tertarik belajar fashion


"Sejak dulu saya memang sudah memiliki keinginan untuk berbuat sesuatu meski saya berada jauh di luar negeri," ujar Lusya Tawo Loko kepada brilio.net, Jumat (4/9). Perempuan asal Nusa Tenggara Timur (NTT) itu sekarang berprofesi sebagai pembantu rumah tangga di Hongkong. Sosoknya dikenal sebagi perempuan yang aktif membantu penyediakan buku bacaan bagi anak-anak di daerah pelosok seperti di daerah NTT.

Melalui Buku Bagi NTT (BBNTT), Lusya menjadi salah satu yang menyumbangkan buku untuk anak-anak yang ada di Indonesia khususnya NTT. BBNTT menghubungkan para donatur buku dengan relawan yang sebagian besar berada di Jawa. Buku-buku dari para donatur kemudian dikirimkan ke rumah-rumah baca atau perpustakaan lokal yang ada di NTT.

Lusya ingin anak-anak bisa mendapatkan ilmu pengetahuan meski fasilitas yang ada masih sangat terbatas. "Harapannya makin banyak orang yang membantu dan bisa bergerak bersama untuk Indonesia lebih baik," harap Lusya.

BACA JUGA :
Lulusan Kejar Paket B & C, Fanbul buktikan bisa sukses di perkuliahan

Meski sedang bekerja di luar negeri sebagai pembantu rumah tangga, namun kepedulian Lusya terhadap pendidikan anak-anak sangat tinggi. Dengan menyisihkan penghasilan yang dia peroleh, saat ini dia telah berhasil memberikan sumbangan 300 buku untuk berbagai rumah baca di Indonesia. Bagi Lusya, menjadikan pendidikan Indonesia yang lebih baik adalah tanggung jawab bersama bukan hanya pemerintah. Lusya menyadari bahwa keterbatasan bahan bacaan masih menjadi kendala anak-anak yang ada di pelosok negeri dan dengan itulah Lusya bersama beberapa komunitas peduli pendidikan lainnya melakukan gerakan lebih peduli terhadap anak-anak yang ada di daerah terpencil.

SHARE NOW
EXPLORE BRILIO!
RELATED
MOST POPULAR
Today Tags