Brilio.net - Kamu tentu akan rela memberi salut untuk anak-anak di desa ini yang memiliki semangat tinggi untuk bersekolah. Jarak rumah ke sekolah yang jauh tidak menyurutkan semangat agar bisa sampai sekolah tidak kesiangan.
Keberadaan jembatan talang air yang mengubungkan desa mereka, Dusun Suro, Kelurahan Ngesrep, Ngemplak, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah menjadi solusi. Jembatan yang sudah berdiri puluhan tahun itu ditambahi fungsinya sebagai penyeberangan orang.
Jembatan ini berbahaya untuk dilintasi. Selain besi yang sudah karatan, jembatan juga tidak didesain untuk dilintasi manusia. Tapi, anak-anak Suro tidak takut melintas di atasnya, sebagaimana yang juga dilakukan para orang tua. Harus berhati-hati melintasinya jika tidak ingin terjatuh ke dasar yang tingginya puluhan meter.
Salah seorang siswa Madrasah Ibtidaiyah (MI) Ngemplak asal Suro, Budi (13), menceritakan, dirinya sudah melintasi jembatan talang air ini sejak duduk di bangku kelas 1. Sekarang dia sudah kelas 6. “Tidak takut,” katanya kepada brilio.net, Kamis (5/3).
Budi berjalan kaki bersama teman-teman satu sekolahanya. Di antara mereka adalah adik-adik kelasnya. Mereka berjalan pelan, beriringan dengan tangan yang selalu berpegangan pada sebuah besi yang terpasang di sepanjang jembatan. Langkahnya penuh waspada karena papan yang dilintasi hanya sebuah kayu selebar kurang lebih 40 cm.
Anak-anak ini terpaksa lewat jembatan talang karena kalau melalui jalan raya harus memutar sehingga jarak rumah ke sekolah di Ngesrep, Ngemplak jauhnya menjadi bebeberapa kilometer. Antara Suro dan Ngesrep dipisahkan oleh sungai kecil.
Jika anak-anak seumuran Budi hanya berani melintas dengan berjalan kaki, maka untuk orang-orang dewasa berani melintasi jembatan ini memakai sepeda onthel. Tapi, mereka tidak mengayuhnya. Sambil tetap naik di atas sepeda, sebelah tangannya menarik pada besi sambil untuk berpegangan, tangan satunya mengendalikan setang.
Melihat cerita mereka, bersyukurlah kamu yang masih bisa sekolah atau kuliah dengan jalanan yang nyaman dan aman.