1. Home
  2. ยป
  3. News
10 Agustus 2015 16:35

Kailasa, 'rumah' bagi peradaban Dieng

Dari museum ini, kalian dapat mengetahui sejarah terbentuknya dataran tinggi Dieng setelah letusan Gunung Prahu Tua. Muhammad Gufron Salim

Brilio.net - Pernah kalian mengunjungi kawasan dataran tinggi Dieng? Apa yang kamu tuju? Pasti kecantikan panorama alam, seperti Kawah Sikidang. Jika ke sana lagi, cobalah untuk mengunjungi juga Museum Kailasa.

Museum ini layak untuk kalian kunjungi sebelum mengeksplorasi kawasan dataran tinggi Dieng. Museum Kailasa yang terletak di Desa Dieng Kulon, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara ini menyimpan berbagai hal yang berkaitan dengan Dieng. Mulai dari sejarah, catatan kehidupan masyarakat, kebudayaan, sistem kepercayaan, flora dan fauna.

BACA JUGA :
VIDEO: Sujiwo Tedjo menghentak panggung Jazz Atas Awan 2015


Dari museum ini, kalian dapat mengetahui sejarah terbentuknya dataran tinggi Dieng setelah letusan Gunung Prahu Tua, sumber batu andesit (batu yang digunakan dalam pembuatan candi) yang ada di sana, serta sistem kepercayaan masyarakat Dieng. Di bangunan ini juga disajikan informasi mengenai keragaman kesenian dan kebudayaan yang tumbuh di masyarakat Dieng, termasuk anak berambut gimbal. Di sini juga terdapat sebuah ruang untuk menonton film loh. Film yang diputar di sini menceritakan keseharian masyarakat Dieng.

BACA JUGA :
VIDEO: Mi ongklok, kuliner khas Dieng

Museum Kailasa yang berdiri di atas lahan seluas 560 meter persegi terdiri dari dua bangunan. Bangunan yang ada di sisi depan merupakan bangunan yang pertama dibuat. Bangunan ini didirikan pada tahun 1984. Di dalam bangunan ini, disimpan berbagai benda yang berhubungan dengan candi yang ada di dataran tinggi Dieng. Kalian akan menemukan berbagai arca, mala, makara, kemuncak atau atap candi, lingga dan yoning, tungku untuk menaruh sesaji, nandi atau tunggangan Dewa Syiwa dan Dewi Durga yang bertubuh singa dan berkepala sapi, mahakala, batu penutup, kinara kinari (mahluk khayangan), dan Siva Trisirah atau Dewa Syiwa yang memiliki tiga wajah.

Semua benda yang disimpan di bangunan pertama merupakan bagian dari candi-candi yang ada di kawasan dataran tinggi Dieng. Benda-benda tersebut disimpan di museum ini demi alasan keamanan atau tidak ditemukan posisinya dalam sebuah bangunan candi.

Sementara, bangunan kedua diresmikan pada tanggal 28 Juli 2008 oleh Menteri Kebudayaan dan Pariwisata saat itu, Jero Wacik. Di ruangan ini, tersimpan koleksi yang lebih beragam.

Museum Kailasa dibuka setiap hari dari jam 07.00 WIB sampai dengan jam 16.00 WIB. Tiket masuk hanya Rp 5.000 per orang.

SHARE NOW
EXPLORE BRILIO!
RELATED
MOST POPULAR
Today Tags