1. Home
  2. ยป
  3. Global
14 Mei 2020 18:23

Dianggap efektif, begini cara Swedia perangi virus corona

Sayangnya, cara tersebut menuai pro dan kontra Aliftya Amarilisya

Brilio.net - Meski menuai pro dan kontra, herd immunity atau kekebalan populasi sepertinya menjadi pilihan terdesak terakhir yang cukup realistis dalam menghadapi pandemi virus corona. Swedia kini pun tengah melakukannya.

Dilansir brilio.net dari Foreignaffairs, Kamis (14/5), di kala sejumlah negara mengambil langkah-langkah otoriter agresif guna melawan virus corona dengan menerapkan kebijakan lockdown, Swedia justru hanya meminta warganya untuk mempraktikkan social distancing yang sebagian besar bersifat sukarela. Dengan kata lain, mereka sengaja menghindari kontrol, denda, dan pengawasan yang ketat.

BACA JUGA :
WHO: Virus corona mungkin tak akan pernah pergi


Kendati demikian, pihak berwenang Swedia juga memberlakukan beberapa pembatasan yang dirancang untuk meratakan kurva, seperti tidak ada pertemuan publik lebih dari 50 orang, tidak ada layanan bar, dan menerapkan pembelajaran jarak jauh di sekolah menengah dan universitas.

Beruntungnya, warga Swedia sendiri menyambut kebijakan itu dengan mengubah perilaku mereka secara sadar. Banyak restoran tetap buka, namun tetap memberikan sejumlah batasan kepada para pelanggannya. Anak-anak kecil masih pergi ke sekolah, namun pihak sekolah tetap memperhatikan kesehatan mereka.

BACA JUGA :
Kisah ibu cari pinjaman Rp 20 ribu lewat grup Facebook buat beli beras

foto: startribune.com

Lepas dari itu, kepala ahli epidemiologi di Badan Kesehatan Masyarakat Swedia, Anders Tegnell, telah memproyeksikan bahwa kota Stockholm dapat mencapai kekebalan populasi pada bulan Mei ini.

Berdasarkan asumsi perilaku yang diperbarui (social distancing), ahli matematika Universitas Stockholm Tom Britton pun telah menghitung bahwa 40 persen kekebalan di ibukota bisa cukup untuk menghentikan penyebaran virus di sana dan bahwa ini bisa terjadi pada pertengahan Juni.

Sementara itu, sejauh ini, dengan menerapkan kebijakan tersebut Swedia telah berhasil meningkatkan kekebalan di antara kaum muda dan yang sehat.

Unit perawatan intensif negara pun tidak kewalahan. Lalu, meskipun sedang mengalami tekanan, para staf rumah sakit setidaknya tidak harus menangani tanggung jawab pengasuhan anak tambahan karena penitipan anak dan sekolah tetap beroperasi.

SHARE NOW
EXPLORE BRILIO!
RELATED
MOST POPULAR
Today Tags