Brilio.net - Kisah panjang soal nasib TikTok di Amerika Serikat sepertinya akan segera menemukan titik terang. Setelah melewati berbagai perdebatan panas soal keamanan nasional, Gedung Putih akhirnya memberikan lampu hijau untuk sebuah kesepakatan baru. Solusinya? Membentuk sebuah perusahaan patungan baru yang berbasis di Amerika Serikat untuk mengelola operasional TikTok di sana.
Diungkap Brilio.net dari berbagai sumber, Kamis (25/9) struktur kepemilikannya pun dirombak total. Investor Amerika akan memegang kendali mayoritas, sekitar 80 persen. ByteDance, sebagai perusahaan induk, hanya akan memegang saham minoritas, kurang dari 20 persen.
BACA JUGA :
Buktikan flamingo era itu nyata, wanita ini acakadul usai melahirkan, kini glow up dan makin langsing
Jajaran direksinya juga akan didominasi oleh orang Amerika yang punya rekam jejak di bidang keamanan nasional dan siber. Dari tujuh kursi dewan direksi, ByteDance hanya dapat menempatkan satu orang, dan orang itu pun tidak akan dilibatkan dalam komite keamanan perusahaan.
Beberapa nama besar seperti Oracle dan firma ekuitas swasta Silver Lake dipastikan menjadi investor. Bahkan ada desas-desus nama lain seperti Fox Corp. juga akan ikut serta. Meski kesepakatan ini masih menunggu beberapa persetujuan regulasi formal dari Tiongkok, pihak Gedung Putih menunjukkan rasa percaya diri yang tinggi bahwa semuanya akan selesai dalam beberapa hari mendatang. Untuk memberi waktu penyelesaian dokumen dan persetujuan, tenggat waktu larangan pun diperpanjang hingga 120 hari ke depan.
Otak TikTok Disetel Ulang: Begini Nasib Sang Algoritma Konten
BACA JUGA :
Momen cucu kasih uang ke neneknya ini awalnya kocak endingnya bikin haru, ternyata ini alasannya
foto: TikTok
Bagian paling krusial dari semua drama ini adalah nasib algoritma. Mesin rekomendasi konten inilah yang membuat TikTok begitu adiktif, sekaligus menjadi sumber utama kekhawatiran keamanan nasional bagi para pejabat Amerika
Mereka khawatir ByteDance bisa dipaksa memanipulasi algoritma untuk kepentingan pemerintah Tiongkok. Undang-undang di AS bahkan secara tegas melarang adanya kerja sama operasional algoritma antara ByteDance dengan grup pemilik baru di Amerika.
Di bawah kesepakatan baru, teka-teki ini akhirnya terjawab. Perusahaan baru TikTok di Amerika akan menerima salinan kode algoritma dari ByteDance. Bukan sekadar menerima, mereka akan meninjau, mengamankan, dan yang terpenting, melatih ulang algoritma tersebut hanya dengan menggunakan data pengguna dari Amerika Serikat. Tiongkok tidak akan memiliki akses ke data ini.
Di sinilah peran Oracle menjadi sangat sentral. Raksasa perangkat lunak ini tidak hanya menjadi investor, tetapi juga bertindak sebagai pengawas. Oracle akan secara terus-menerus memantau bagaimana algoritma mendorong konten ke pengguna dan memastikan keamanan data warga Amerika.
Ini merupakan pengembangan dari kerja sama sebelumnya, di mana Oracle sudah bertugas menyimpan data pengguna TikTok AS secara domestik dalam sebuah skema yang dulu dikenal sebagai Project Texas.
Dengan kata lain, algoritma yang dikenal canggih itu akan diatur ulang khusus untuk pengguna di AS. Sebuah langkah yang memunculkan pertanyaan baru: apakah nantinya pengguna di Amerika harus mengunduh aplikasi TikTok yang benar-benar terpisah? Jawabannya masih menunggu waktu.