1. Home
  2. ยป
  3. Duh!
30 September 2019 14:32

Kisah pria difabel jadi petugas kebersihan toilet ini bikin terenyuh

Pria ini menderita hydrocephalus. Aliftya Amarilisya
foto: worldofbuzz

Brilio.net - Tak semua orang lahir dengan kondisi fisik yang sempurna. Tanpa pernah diinginkan sekalipun, sebagian orang memiliki kondisi fisik yang tak lengkap dan tak sehat.

Di tengah kondisi keterbatasan, bukan menjadi halangan untuk tetap semangat menjalani hidup. Apalagi menunggu belas kasih orang lain. Dengan kata lain, kekurangan fisik tak sepenuhnya menjadi kendala asal kita tetap mau berusaha.

BACA JUGA :
Misteri rumah tua menolak digusur, kisahnya mirip film Up


Hal tersebut pun dibuktikan oleh seorang lelaki asal Malaysia. Meski dalam prosesnya tak selalu mudah, lelaki dengan kekurangan fisik ini terus semangat bekerja.

Diketahui, lelaki berusia 22 tahun ini bahkan menjadi tulang punggung keluarga. Pasalnya, sang ibu menderita penyakit jantung dan ginjal, sementara saudara lelakinya memiliki autisme dan tidak dapat bekerja.

BACA JUGA :
Kisah ibu rela makan beras mentah demi anak ini bikin haru

foto: worldofbuzz.com

Dilansir brilio.net dari World of Buzz, Senin (30/9), pemuda bernama Muhammad Helmi Firdaus Abdul Halid ini rupanya menderita hydrocephalus, yakni kondisi yang menyebabkan penumpukan cairan di rongga-rongga dalam otaknya. Kondisi tersebut lalu membuatnya membutuhkan kursi roda untuk beraktivitas.

Selama ini, Helmi sendiri dikontrak bekerja sebagai pengurus dan pembersih toilet umum di Puchong Perdana. Ia berangkat bekerja pukul 5 pagi lali mendorong kursi rodanya sejauh 4 km menuju stasiun LRT Bandar Kinrara tempatnya bekerja.

Pekerjaan yang dimulainya pukul 7.30 pagi tersebut akan berakhir sekitar pukul 6 sore. Namun tak jarang, dirinya terpaksa harus tetap tinggal hingga larut malam. Jika sudah begitu, maka ia akan menghabiskan malam di gudang seberang toilet umum.

foto: worldofbuzz.com

Dari pekerjaannya tersebut, Helmi menghasilkan uang sekitar Rp 2 juta sebulan. Uang itu kemudian ia serahkan kepada ibunya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

"Kami juga menerima Rp 1,3 juta sebulan dari Departemen Kesejahteraan Sosial, (tapi) itu tidak cukup. Terkadang, saya makan satu kali sehari. Ketika saku saya kosong, saya hanya akan minum air," ucapnya.

SHARE NOW
EXPLORE BRILIO!
RELATED
MOST POPULAR
Today Tags