Brilio.net - Mohammad Akhlaq, 50 tahun, warga Dadri, Negara Bagian Uttar Pradesh, India Utara, Senin (28/9) malam, tewas dikeroyok massa atas tuduhan keluarganya menyimpan dan memakan daging sapi di rumah.

Anak Akhlaq, 22 tahun, juga mengalami cedera di kepala dan hingga saat ini masih mendapatkan perawatan intensif di rumah sakit.

Enam orang yang terlibat aksi pengeroyokan sudah diamankan dan pihak polisi tengah memburu orang yang menyebar rumor tersebut. Pembunuhan sapi menjadi isu sensitif di India karena hewan tersebut dianggap suci oleh umat Hindu, yang menjadi mayoritas agama di negeri berpenduduk 1,2 miliar tersebut.

Uttar Pradesh sendiri adalah salah satu anggota Negara Bagian India yang menerapkan hukum ketat pelarangan pembunuhan sapi, penjualan dan konsumsi dagingnya. Sayangnya, kebijakan tersebut kontroversial mengingat pemerintah tidak bisa serta merta memastikan bahwa yang ada di piring warganya adalah daging sapi.

Keluarga Akhlaq membantah bahwa menyimpan dan mengonsumsi daging sapi. Mereka mengungkap hanya menyimpan daging kambing. Untuk membuktikan kebenaran tersebut, polisi membawa daging yang dikonsumsi keluarga Akhlaq untuk pengetesan.

"Warga mendapat rumor bahwa keluarga Akhlaq memakan daging sapi di rumahnya dan menyembelih sapi. Berdasar rumor tersebut, mereka lalu menyerang rumah Akhlaq," terang pejabat senior kepolisian lokal NP Singh kepada harian The Indian Express, dikutip dari BBC, Rabu (30/9).

Seorang pria meninggal gara-gara dituduh memakan daging sapi, tragis!

Polisi berjaga-jaga di sekitar lokasi kejadian seusai terbunuhnya Akhlaq. (image: The Indian Express)


Sajida, 18 tahun, anak perempuan Akhlaq, kepada media mengungkap bahwa peristiwa pengeroyokan ayahnya terjadi secara brutal. Dia bercerita, sekitar 100-an warga kampungnya menggeruduk rumah Senin malam.

"Mereka berteriak-teriak dan menuduh kami menyimpan daging sapi, mendobrak pintu dan mulai memukuli ayah saya dan kakak lelaki saya. Ayah saya kemudian dibawa keluar rumah dan dipukul dengan batu bata," ujar Sajida masih diliputi gugup dan berduka.

Menurut Sajida, keluarga mereka saat ini meminta polisi melakukan penyelidikan dan mencari siapa sumber penyebar rumor yang membuat ayahnya meninggal.