Brilio.net - Sejak 2001 Umar Maliki (40) harus menempuh perjalanan 100 kilometer untuk bekerja. Akan tetapi, pria kelahiran Mojokerto ini tetap mempunyai waktu untuk peduli dengan komunitasnya. Secara diam-diam, Umar sering pergi ke sekolah untuk mengetahui berapa anak yatim yang menunggak uang sekolahnya. Bahkan aksinya bersama istrinya ini tidak terendus oleh tetangganya hingga bertahun-tahun.

“Waktu itu ada teman saya yang ngasih uang 100 ribu per bulan kepada saya untuk diberikan anak yatim,” ujarnya kepada brilio.net melalui sambungan bebas pulsa 0800-1-555-999, Minggu (19/10). Mulai dari situlah dia tergerak untuk peduli dengan pendidikan anak yatim. Selain itu, ajaran dan juga pesan almarhum ibunya juga mengarahkan hal serupa kepada Umar. 

Mulia, berprofesi security, Umar entaskan pendidikan anak yatim


“Awalnya kami berdua menangani tujuh anak di kampung ini, tetapi kini sudah bertambah menjadi 45,” ungkapnya. Memang Umar dan istrinya yang berprofesi sebagai pedagang baju hanya membantu soal pendidikan. “Jadi, mereka saya biarkan tinggal bersama ibunya,” tegasnya. Bahkan ibu dari anak-anak tersebut tidak tahu siapa yang membiayai sekolah anaknya.

“Kalau ada anak yang nakal, sekolah memanggil saya bukan ibunya,” imbuhnya. Memang secara rutin Umarlah yang memantau perkembangan akademik anak-anak yang diasuhnya. Hingga saat ini, ada tiga anak asuhnya yang studi di tingkat universitas. “Dua di Universitas Islam Majapahit, Mojokerto dan satunya di Universitas Muhamadiyah Malang,” jelasnya.

Pria yang bekerja sebagai security di sebuah pabrik mi di Sidoarjo ini sering kaget dengan rezeki yang datang untuk memenuhi pendidikan anak yatim. “Pernah dulu saya mau pinjam 8 juta tetapi tidak dikasih karena memang penghasilan saya sedikit,” kenangnya. Tetapi pasangan ini selalu mengaku ada saja jalan yang datang kepada mereka.

Hingga kini, sudah banyak orang yang berdonasi ke Lembaga Peduli Pendidikan Yatim Umar Bin Khatab, lembaga yang baru saja didirikan pada tahun 2013. Sekarang sudah banyak relawan yang bergabung dalam lembaga ini. “Lembaga ini tidak ada gedungnya, kantornya ya rumah saya sendiri,” tegasnya.

Cerita ini disampaikan oleh  Umar Maliki melalui telepon bebas pulsa Brilio.net di nomor 0-800-1-555-999. Semua orang punya cerita. Ya, siapapun termasuk kamu punya kisah tersembunyi baik cerita sukses, lucu, sedih, inspiratif, misteri, petualangan menyaksikan keindahan alam, ketidakberuntungan, atau perjuangan hidup yang selama ini hanya kamu simpan sendiri. Kamu tentu juga punya cerita menarik untuk dibagikan kepada kami. Telepon kami, bagikan ceritamu.