Brilio.net - Usianya 68 tahun, tapi badannya masih segar. Sehari-hari dia menghampiri rumah makan-rumah makan untuk bernyanyi dengan diiringi gendang tuanya. Itulah sosok Mbah Jenggot, pegiat seni dari Bantul, Jogjakarta.

Dulunya mbah Jenggot berprofesi sebagai pemain ketoprak yang ia bentuk sejak masa mudanya di kampung halamannya di Surabaya. Namun pasca meletusnya Gunung Merapi tahun 2006 Mbah Jenggot memulai profesi barunya ini dikarenakan grup ketopraknya bubar.

Erupsi Gunung Merapi juga memberikan dampak bagi Mbah Jenggot dan keluarga. Rumahnya rusak parah sebab berada di daerah pusat gempa, yaitu Kabupaten Bantul. Untuk membangun kembali rumahnya, dia mengupayakannya sendiri tanpa mengharapkan bantuan pemerintah, yang diakuinya menghabiskan biaya sebesar Rp 28 juta.

Mbah Jenggot yang telah menetap di Jogja sejak 1982 ini sepertinya tak bisa jauh-jauh dari seni. Di daerah tempat tinggalnya, dia memprakarsai berdirinya grup kuda lumping yang anggotanya adalah anak-anak muda usia SMA/SMK.Mbah Jenggot adalah salah satu dari sedikit orang yang pedili terhadap seni negeri.