Brilio.net - Sebuah startup asal Estonia, Velmenni baru-baru ini sukses menguji metode terbaru pengiriman data yang diklaim lebih cepat ketimbang wi-fi. Alih-alih memakai gelombang radio, teknologi bernama li-fi tersebut menggunakan spektrum tampak dan memiliki kecepatan hingga 1Gbps (gigabit per second).

Untuk menciptakan sinyal li-fi, dibutuhkan sejumlah perangkat, seperti lampu LED standar, koneksi internet, dan detektor foto. Velmenni menggunakan lampu LED tersebut untuk mengirimkan data dengan kecepatan 1Gbps. Berdasarkan uji laboratorium, kalkulasi kecepatannya mampu menembus angka 224Gbps.

Teknologi itu sendiri sudah diujicobakan di sebuah kantor. Berbicara kepada International Business Times yang dilansir brilio.net dari bbc, Selasa (1/12), CEO Deepak Solanki menyebut teknologi tersebut dapat dinikmati para konsumen dalam tiga sampai empat tahun lagi.

Li-fi, teknologi pengganti wi-fi yang diklaim 100 kali lebih cepat


Istilah Li-fi pertama kali digagas oleh Prof. Haral Haas dari Edinburg University yang mendemostrasikannya pada konferensi Ted (Technology, Entertainment and Design) 2011 silam. Dalam pidatonya, Haas memprediksi akan ada jutaan lampu bohlam yang menjadi hotspot nirkabel.

Salah satu keuntungan terbesar dari li-fi dibandingkan wi-fi adalah tidak terganggu dengan adanya sinyal radio lain. Itu artinya, li-fi bisa dimanfaatkan dalam industri penerbangan dan sektor lain yang terkendala masalah yang sama.

Selain itu, spektrum cahaya tampak 10 ribu kali lebih luas ketimbang gelombang radio. Itu artinya sinyal li-fi diyakini jauh lebih kuat ketimbang wi-fi. Kendati demikian, teknologi li-fi masih mempunyai kelemahan. Li-fi tidak bisa ditempatkan di bawah terik matahari secara langsung karena dapat menghambat sinyal.