Brilio.net - Polisi sebagai penegak hukum memang harus bersikap dan memutus sebuah perkara sesuai dengan peraturan yang berlaku. Namun hal tersebut acapkali diabaikan, saat salah seorang pelaku adalah sanak keluarga dari sesama oknum polisi. Ketidakberimbangan dalam memutus sengketa sering terjadi dan lebih menguntungkan rekan atau keluarganya sendiri.

Seperti yang dialami oleh Taufiq pada Selasa (15/9) di Lhoksumawe, Aceh, di mana mobilnya ditabrak oleh seorang wanita yang mengaku istri polisi. Wanita itu tidak mau bertanggung jawab atas kerugian yang ditimbulkan akibat kecelakaan tersebut.

Taufiq menceritakan, awalnya pagi itu ia sedang membeli sarapan dan hendak mengantar anaknya ke sekolah. Taufiq memarkir mobilnya dengan pelan dan tak lupa menyalakan lampu sen kiri. Kala itu, anak Taufiq berada di dalam mobil dan menunggu saat dirinya membeli sarapan di pinggir jalan.

Istri polisi tabrak mobil parkir, malah korbannya yang disalahkan

Tak lama setelah memarkir kendaraannya di bahu jalan, tiba-tiba dari belakang melaju sebuah mobil yang menghantam bagian belakang mobil Taufiq. "BAMM"!!! Anak Taufiq yang berada di dalam mobil pun terhentak kaget dan langsung menangis sekeras-kerasnya. "Seketika saya langsung menyuruh mobil yang menabrak tersebut untuk minggir."

Pengemudi yang ternyata seorang perempuan pun turun dengan elegannya tanpa bicara sepatah kata apapun. Selang 5 menit kemudian datang seorang pria memakai pakaian polisi dan mengaku sebagai suaminya. Saat itu juga perempuan yang menabrak mobil Taufiq pergi begitu saja tanpa sepatah katapun terucap dari bibirnya.

Taufiq mencoba untuk tenang dalam menghadapi keanehan ini. Dia berupaya agar kasus ini diselesaikan secara "damai" dengan cara penggantian sejumlah uang atas biaya bila mobil ini masuk ke bengkel. Tapi yang terjadi oknum polisi ini menyangkal bahwasannya mobil yang dibawa istrinya bersalah. Dia justru mengatakan bahwa mobil Taufiq lah yang salah karena parkir sembarangan.

Taufiq pun miris mendengarnya. Seketika itu juga oknum tersebut menelepon "backing" dua orang Polantas yang kemudian datang guna membackup perselisihan ini. Yang pasti urusan jadi semakin panjang tapi bukan dengan orang yang sudah menabrak mobil, tapi malah dengan yang lain.

Awalnya Taufiq hendak dibawa ke kantor polisi untuk proses penyelesaian kasus ini. Dengan kata lain berarti mobil Taufiq harus ditahan di kantor polisi selama proses. "Kalau saya ikuti kemauan mereka, saya tidak bisa ke mana-mana karena mobil saya ditahan selama proses sidang sampai selesai, sedangkan kendaraan saya cuma itu satu-satunnya," kata Taufiq saat dihubungi brilio.net, Kamis (17/9).

Taufiq malah merasa disalahkan dengan alasan "parkir" sembarangan. Padahal saksi mata warga sekitar mengatakan dengan jelas bahwa mobil Taufiq sudah parkir pada tempatnya. "Tapi ya namanya juga oknum yang mengatasnamakan sesuatu instansi, mereka tidak mungkin mau terlihat cupu dan kalah di depan belasan masyarakat sekitar dan akhirnya upaya damai ini pun harus dimentahkan begitu saja, tanpa pernah terlihat lagi orang yang menabrak mobil. Hanya orang-orang yang tidak tau arah tujuan masalah yang datang dan justru membuat suasana makin keruh, ironis di tengah bangsa ini yang mengatakan bahwa negara ini adalah negara hukum," pungkas Taufiq.