Brilio.net - Kapal Titanic merupakan salah satu kapal paling legendaris di dunia. Kisah tenggelamnya kapal tersebut di Samudra Atlantik pada April 1912 lalu diangkat ke sebuah film dengan judul yang sama.

Seperti diketahui, kapal Titanic tenggelam usai menabrak gunung es dalam pelayaran perdananya dari Southampton, Inggris menuju New York, Amerika Serikat. Dalam tragedi tersebut, lebih dari 1.500 orang tewas. Bangkai kapal yang tenggelam baru ditemukan 73 tahun kemudian.

Kini, bangkai kapal super mewah itu karam di dasar Samudra Atlantik, tepatnya di lepas pantai Newfoundland, Kanada. Untuk pertama kalinya dalam 14 tahun terakhir, sebuah ekspedisi dilakukan untuk mengetahui kondisi terbaru bangkai Titanic. Penyelaman terakhir untuk mengecek kondisi Titanic dilakukan pada tahun 2005 lalu.

Dilansir brilio.net dari abcnews.go.com, Sabtu (24/8), setelah 107 tahun berlalu, sebuah tim ekspedisi yang berisikan para ahli dan ilmuwan laut telah melakukan penyelaman selama delapan hari untuk mengetahui kondisi bangkai Titanic. Hasilnya, mereka menemukan bahwa kapal tersebut telah dalam kondisi yang sangat berbeda.

Tim ekspedisi yang dipimpin oleh Victor Vescovo menggunakan kamera khusus untuk merekam kondisi bangkai Titanic dengan teknologi 4K. Tampak kondisi bangkai telah berkarat dan hancur karena proses korosi garam. Sebagian besar bangkainya pun telah digerogoti bakteri pemakan besi.

Parks Stephenson, salah satu tim ekspedisi mengungkapkan bagian belakang kapal menjadi bagian yang paling mengejutkan. Bagian yang dulunya menjadi kamar kapten kini sudah mulai runtuh hingga tak terlihat lagi.

"Bak mandi kapten adalah gambar favorit di antara para penggemar Titanic, dan itu sekarang hilang. Seluruh lubang dek di sisi itu runtuh dengan membawa kabinnya, dan kerusakannya akan terus berlanjut," ujar Stephenson.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 

Este es el #Titanic, 107 años después de su naufragio. Un equipo internacional de exploradores inspeccionó por primera vez en 14 años los restos de la famosa embarcación . Las imágenes de alta definición muestran que algunos de los restos del transatlántico británico se están perdiendo en el mar. La exposición de la embarcación a la corrosión salina, las bacterias que comen metales y la acción de la corriente han hecho que el casco empiece a colapsar, llevándose consigo varios camarotes. Los restos se encuentran en las profundidades del Atlántico a más de 3.800 metros de la superficie. El Titanic se hundió en 1912 tras el impacto con un iceberg. Murieron 1.517 personas.

A post shared by Noticias/videos/ (@joseranews) on

 

Sementara itu, Lori Johnson, ilmuwan lain yang tergabung dalam ekspedisi itu mengungkapkan bahwa peningkatan kerusakan bangkai Titanic dipicu bakteri yang menggegoroti besi. Ia menyebutnya sebagai proses alami.

"Masa depan bangkai kapal akan terus memburuk dari waktu ke waktu, ini proses alami," ungkap Johnson.

Pemimpin ekspedisi, Vescovo mengungkapkan rasa takjubnya ketika melihat kondisi terbaru bangkai Titanic.

"Luar biasa melihat semuanya. Momen paling menakjubkan datang ketika aku menyusuri sepanjang sisi Titanic, rasanya seperti kapal itu mengedip padaku," ujar Vescovo.

Hasil lengkap temuan tim dalam ekspedisi tersebut akan dirilis melalui sebuah film dokumenter yang dibuat oleh Atlantic Productions, sebuah perusahaan perekaman yang berbasis di London.