Brilio.net - Karya seni merupakan bentuk ekspresi dari apa yang dirasakan oleh seorang seniman. Kegelisahan terhadap keadaan sekitar dapat dituangkan dalam karya ini yang memiliki beragam jenis.

Melalui perhelatan bertajuk 'Pameran Obar-Abir', sejumlah mahasiswa melakukan kritik terhadap kehidupan sosial atau sehari-hari yang mereka temui. Kritik tersebut mereka sampaikan  dalam bentuk karya seni yang terdiri dari foto, mural, video art, video instalasi, serta animasi yang totalnya berjumlah 35 buah.

Keseluruhan karya ini merupakan hasil kerja dari mahasiswa Fakultas Seni Media Rekam satu angkatan. Diungkapkan salah satu seniman, Dean Fitty Sari, satu karya bisa dikerjakan 2 oleh atau 3 orang, bahkan ada yang berkelompok.

"Tidak semua karya yang menggambarkan isu sosial memberikan solusi, memang sebenarnya seperti itu. Tapi ada juga yang memberikan solusi. Ini adalah wadah baru mengungkapkan keresahan," tutur Dea, begitu wanita yang juga ketua pelaksana acara itu kerap disapa.

Setiap karya disertai judul, media, tahun pembuatan, dan nama seniman. Setiap seniman memang memiliki pesan tersendiri yang ingin disampaikan. Untuk mempertajam karya mereka, diskusi rutin juga diadakan oleh para seniman muda tersebut. Kendati demikian, penikmat karya diberi kebebasan memaknai setiap karya.

"Ngomongin bagus atau nggak tergantung konsep. Misal ada satu foto yang blur, emang sengaja dibikin seperti itu. bagi orang lain ngeliatnya 'kok blur gimana sih'. Tapi kembali ke senimannya, tergantung dari judul karya tersebut. Menilai bagus atau nggak sebuah karya balik ke senimannya," tuturnya menjelaskan perihal karya seni.

Obar-abir berasal dari bahasa kawi yang artinya petir. "Kita nggak mengambil mentah-mentah arti tersebut. Jadi kita memakai beberapa analogi dan mengaitkannya dengan kehidupan sosial. Analoginya chaos, kebebasan, bebas bereksperimen, dan lain sebagainya. Dihubungan dengan tema kita satire," tutur Dea.

Penasaran dengan karya para seniman muda ini? Nah, berikut ini adalah karya-karyanya.

1. Indistinct (Deasy Fathmasari, Handri Saputra, Dewi P Lantu, Delfi Mulyansyah, Neni Munthi R.S.B)

foto: ahada ramadhana

2. Mononton (Lemah Teles Pictures)

foto: ahada ramadhana

3. Timelapse (Dean Fitty S)

foto: ahada ramadhana

4. Identity (Ajeng Annisa Saraswati)

foto: ahada ramadhana

5. Jalur 204 (Ahmad Thohir Muzakki)

foto: ahada ramadhana

6. Bicara (Widie Ravita & Bagus Ariestya)

foto: ahada ramadhana


2 dari 2 halaman


7. Kontaminasi (Dwi Rosdianal Akram)

foto: ahada ramadhana

8. My Trip Kah? (Pendi Sugianto)

foto: ahada ramadhana

9. Mbuh (Redot Bee)

foto: ahada ramadhana

10. Mirrors (Mai Hidayati)

foto: ahada ramadhana

11. Speed Master (Fauzi Rahman)

foto: ahada ramadhana

12. Konsumtif (M. Kumara Dandi)

foto: ahada ramadhana