Brilio.net - Desainer Indonesia semakin menunjukkan karyanya di kancah internasional. Terbukti enam desainer Indonesia yang tergabung dalam Indonesia Modest Fashion Designer (IMFD) akan menunjukkan karyanya di salah satu acara peragaan busana terbesar, yaitu Paris Fashion Week 2018.

Desainer yang ikut berpartisipasi adalah Jeny Tjahyawati, Si.Se.Sa, Lia Afifa, Ratu Anita Soviah, Nila Baharuddin dan Melia Wijaya. Masing-masing desainer membawakan 15 koleksi terbaiknya dengan mengangkat tema Warisan Budaya Persisir.

Berikut 6 desainer yang akan unjuk di gigi di Paris Fashion Week 2018.

1. Jeny Tjahyawati

PFW © 2018 brilio.net

 

Koleksinya kali ini Jeny mengangkat tem Bali The Island Paradise. Ia menggunakan Tenun Endek pada busana rancangannya. Tenun Endek menggunakan sutra dan benang katun yang dipadukan dengan bahan viscose dan renda.

"Saya pakai pewarna alamai seperti merah dari angkak, ungu dari ubi merah, biru dari bunga teleng, kuning dari jeruk lemon, orange dari secang, cokelat dari kulit pohon dan hijau dari daun suji," katanya saat ditemui media di Jakarta, Jumat (21/9).

Jeny menambahkan kombinasi dari koleksinya kali ini memadukan teknik ikat celup atau tie dye, plisket, dan tenun buatan tangan yang memiliki kesan budaya dan pesona pesisir Bali.

 

2. Si.Se.Sa

PFW © 2018 brilio.net

Fascinating Java menjadi tema Si.Se.Sa yang terinspirasi dari kebudayaan Pulau Jawa dengan mengangkat Batik Kudus sebagai material utama di kokeksinya. Dalam koleksinya ini, Si.Se.Sa juga menggunakan kesenian bordir dari Tasikmalaya.

"Warna yang digunakan mengacu pada warna fall atau winter, seperti batik menggunakan warna ungu, pink, plum, cream, hitam, salmon, dan rosewood. Sedangkan warna bordir didominasi oleh warna hijau, pine, sage, hitam, cokelat, cream, dan dusty pink," paparnya.

Sementara itu, konsep desain busananya feminin sophisticated, dan deluxe kombinasi antara chiffon, jersey, dan tulle membuat koleksi ini dapat digunakan untuk spesial event. Selain itu juga terdapat taburan swarovski yang membuat busana ini terlihat glamor.

"Kita mau menunjukan bahwa busana syar'i juga bisa terlihat eksklusif. Bahannya juga enggak panas," ucapnya.

 

3. Lia Afif

PFW © 2018 brilio.net

Kolekai kali ini, Lia Afif mengangkat Criolla Charmera yang mengambil ide dari kata Criollo, yakni salah satu jenis tanaman coklat terbaik di dunia dan kata Charme dari bahasa Prancis yang artinya pesona. Konsep dan ide dasar yang digunakan dalam koleksinya ini dari Batik Jember dengan sentuhan warna coklat dan motif hasil bumi serta aksen biru elektrik.

Menggunakan siluet, Lia menonjolkan unsur etnik dan glamor serta kain nusantara. Pada kain Baik Jember ini dikombinasikan dengan kain duchess, lace, chiffon, dan organdi yang bermain diwarna hitam.

Pemakaian warna biru elektrik sebagai aksen, melambangkan kecerahan musim semi. Semua dipadupadan dengan detail motif Batik Jember, lace, dan variasi manik-manik.

 

4. Ratu Anita Soviah

PFW © 2018 brilio.net

 

Lentera by Ratu Anita Soviah memperkenalkan Songket Palembang sebagai warisan budaya bangsa Indonesia melalu fashion yang dikemas modern agar bisa diterima di kancah internasional.

Sebanyak 15 gaun songket dengan kombinasi bahan-bahan polos yang berwarna-wani dengan motif hias songket seperti bunga cino dan nampan perak.

"Saya buat busana ini terlihat elegan, glamor, dan tanpa menghilangkan nuansa etnic. Kesan glamor ini makin terlihat dengan adanya penambahan batu alam, batu swarovski dan payet dengan warna kontras yang tegas, dengan aksen gaya vintage dan classy seperti putri kerajaan yang bergaya Eropa.

5. Nila Baharuddin

PFW © 2018 brilio.net

Nila mengangkat tema Empire of Heaven. Ada tujuh warna yang mewakili warna bunga. "Kita berasa seperti mengkhayal kalau surga itu seperti apa," celetuknya.

Pada koleksinya kali ini, Nila menggynakan tenun garut yang menggunakan bulu dari sutra.

 

6. Melia Wijaya

PFW © 2018 brilio.net

Untuk koleksinya ini, Melia Wijaya mengangkat wayang kulit sebagai inpirasi karyanya. Inspirasi wayanh kulit ini diambil dari sosok Mahabrata. Warna keseluruhan dari karyanya ini menggunakan warna primer seperti merah, hitam dan coklat.

"Saya mengambil detail dari siluet wayang yang saya bordir, print, dan qulting agar tampak bervolume dan timbul siluetnya menjadi lebih hidup," jelasnya.

Sementara itu, untuk bahannya ia menggunakan bahan duchess.