Brilio.net - Para narapidana atau napi bukan hanya mendapatkan efek jera saat di Lembaga Pemasyarakatan atau lapas, melainkan juga keterampilan. Tujuan pemberian keterampilan kepada warga binaan adalah untuk mengoptimalkan kemampuan diri pribadi dan mencegah mereka melakukan tindakan negatif kembali selepas dari jeruji besi nanti.

Nah, hasil keterampilan mereka ternyata menjadi kebanggaan tersendiri. Bahkan hasil karya mereka menjadi ladang uang, lho. Inilah yang membuat para warga binaan Lapas bisa mendapatkan penghasilan meski di dalam penjara.

Mau tahu produk apa saja yang diproduksi oleh para napi Indonesia? Cek yuk di bawah ini beberapa di antaranya, sebagaimana dirangkum brilio.net dari berbagai sumber, Kamis (6/7).


1. Mebel.

karya napi berbagai sumber

Erwinsyah, warga binaan Lapas Kelas I Surabaya (baju kuning)/foto: jawapos.com


Para warga binaan Lapas Kelas I Surabaya dibina untuk memproduksi mebel, seperti kursi, meja, dan lemari. Proyek ini dikerjakan oleh sekitar 150 napi secara bergantian. Mereka tak bekerja sendiri atau secara otodidak. Para warga binaan tersebut mendapat arahan dari 25 instruktur yang memang ahli di bidangnya.

Kerennya, produk dari para napi ini ternyata sudah menembus pasar mancanegara. Misalnya seperti Jepang, Korea, bahkan sampai Inggris dan Belanda.

Bukan hanya Lapas di Surabaya saja, Lapas narkotika di Cirebon, Majalengka di Subang, dan Lapas di Bandung juga ada yang memproduksi kursi rotan untuk diekspor ke luar negeri.


2. Tiang listrik.

karya napi berbagai sumber

Ilustrasi tiang listrik/foto: merdeka.com


Napi di Lapas Padang memproduksi tiang listrik. Dilansir dari Merdeka dalam artikel yang ditulis pada Desember 2013 lalu, satu tiang listrik per napi tersebut mendapat premi sebesar Rp 30.000.


3. Bola.

karya napi berbagai sumber

Ilustrasi bola/foto: merdeka.com


Tuti Nurhayati, yang menjabat Direktorat Bina Narapidana dan Pelayanan Tahanan Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Kemenkumham pada tahun 2013 lalu mengklaim bahwa bola produksi narapidana Indonesia digunakan dalam perhelatan Piala Dunia 2014 di Brasil.

Jauh sebelum itu, bola karya narapidana tersebut memang sudah banyak diekspor ke Eropa. Bahkan setiap tahun, jumlah yang diekspor terus berkembang. Lapas yang memproduksi bola sejak 1990 tersebut adalah Lapas Cirebon dan Majalengka .


4. Sarung tangan baseball.

karya napi berbagai sumber

Ilustrasi sarung tangan baseball/foto: castlebaram.com


Warga binaan Lapas Ambarawa tak ketinggalan. Mereka memproduksi sarung tangan baseball untuk diekspor pula, bahkan menembus pasar Eropa.


5. Celana sepak bola.

karya napi berbagai sumber

Ilustrasi celana sepak bola/foto: indianexpress.com


Produk selanjutnya adalah celana sepak bola yang diproduksi warga binaan Lapas Cipinang Kelas I.

Permintaan untuk produk ini cukup tinggi di luar negeri. Bahkan sampai dijual ke Nigeria, lho. Menurut informasi yang beredar, ekspor produk ini dirintis oleh warga negara Nigeria yang pernah ditahan di Lapas Cipinang.


6. Kipas angin.

karya napi berbagai sumber

Ilustrasi kipas angin/foto: expatcairo.com


Masih di Lapas Cipinang Kelas I. Warga binaannya juga memproduksi kipas angin, yang bekerja sama dengan Lapas di Bali.


7. Batik.

karya napi berbagai sumber

Menkumham Yasona Laoly (tiga dari kiri) dan Menperin Saleh Husein (empat dari kiri) dalam acara Pameran Produk Unggulan Narapidana tahun 2016/foto: glo-batik.blogspot.co.id


Dalam acara Pameran Produk Unggulan Narapidana tahun 2016 lalu, terpampang karya narapidana dari Yogyakarta berupa batik. Menurut Emon Yudo Dwiwarso yang menjabat Kasubsi Bimbingan Kerja Lembaga Permasyarakatan Kelas 2A Yogyakarta, harga batik paling mahal di antara hasil karya lainnya yang dipamerkan, yakni Rp 500.000.


8. Suvenir.

karya napi berbagai sumber

Miniatur kapal pesiar karya napi Yogyakarta/foto: merdeka.com


Masih dalam acara Pameran Produk Unggulan Narapidana tahun 2016. Sebuah suvenir berupa miniatur kapal pesiar yang terbuat dari plastik formika, besi rongsok dan sisa Galfalum karya napi Yogyakarta juga ada.

Selain miniatur kapal pesiar, ada aksesori lain yang dipamerkan seperti gelang, gantungan kunci, dan lain sebagainya. Barang-barang karya para warga binaan tersebut memiliki harga bervariasi, yakni antara Rp 3.000 sampai Rp 500.000.