FAMOUS.ID- Sebuah karya penelitian dari seorang ilmuwan sejatinya ditujukan untuk kebaikan ilmuwan itu sendiri dan orang lain yang bisa menggunakannya. Tetapi apa jadinya jika sebuah hasil penelitian malah membunuh penciptanya?ebanyakan dari mereka kemungkinan belum terlalu memahami resiko dari penelitian yang mereka lakukan. Demikian pula faktor keamanan yang sering terabaikan untuk menghemat dana atau sumberdaya. Namun, ada beberapa ilmuwan yang terbunuh akibat ciptaannya yang telah merugikan dirinya. Padahal, mereka harus mengorbankan hampir seluruh umur mereka untuk melakukan berbagai macam eksperimen sebelum akhirnya ciptaannya sempurna. Berikut ini kelima peneliti yang pada akhirnya harus meninggal akibat dari buah karya pikiran dan kerja keras mereka sendiri.
Sir Humphrey Davy
Sir Humphrey Davy adalah seorang Ilmuwan brilian berkebangsaan Inggris. Dia adalah seorang kimiawan dan penemu yang handal. Pada awalnya Sir Humphrey Davy bekerja pada suatu apotik, namun akibat ulahnya yang sering membuat ledakan membuat dirinya dipecat. Setelah itu, Sir Humphrey Davy berkecimpung dalam bidang kimia, namun dia memiliki kebiasaan yang buruk yaitu suka menghirup berbagai macam gas yang sedang menjadi objek penelitiannya. Meskipun begitu, berkat kebiasaan buruknya itu, Sir Humphrey Davy berhasil menemukan kemampuan anestetik (membius) dari Nitrous Oxide. Tapi tetap saja, kebiasaan buruknya tersebut sering membuatnya nyaris meninggal pada berbagai kejadian. Keracunan adalah hal yang paling sering dideritanya. Hampir dua dekade pada sisa hidupnya Sir Humphrey Davy harus menderita akibat keracunan. Selama masa itu pula Sir Humphrey Davy secara permanen membuat rusak matanya akibat dari ledakan Nitrogen Triklorida.
Marie Curie
Pada tahun 1898, Curie dan suaminya, Pierre, berhasil menemukan unsur kimi baru yaitu Radium. Marie Curie menghabiskan hidupnya untuk melakukan penelitian radiasi dan memelajari terapi dengan menggunakan radiasi. Paparan radiasi yang berlangsung secara terus-menerus pada dirinya membuat dirinya menderita leukemia dan dirinya meninggal pada tahun 1934. Marie Curie merupakan orang pertama yang menerima dua hadiah Nobel sekaligus pada dua bidang yang berbeda, yaitu Kimia dan Fisika. Dia juga merupakan professor pertama di Universitas Paris.
Alexander Bogdanov
Bogdanov merupakan ilmuwan berkebangsaan Rusia. Dia adalah seorang dokter, filosof, ekonom, penulis fiksi, dan seorang revolusioner. Pada tahun 1924, Bogdanov memulai percobaan transfusi darahnya, dengan tujuan untuk menjadi kekal dan tetap muda. Setelah transfusi darahnya yang ke 11 (yang dia lakukan pada dirinya sendiri), dia menyatakan bahwa dia berhasil menangguhkan kebotakannya, dan berhasil memperbaiki penglihatannya. Namun sangat disayangkan, pengetahuan yang minim mengenai transfusi darah pada masa itu harus menghantarkan Bogdanov menuju ke akhir hidupnya. Bogdanov, pada tahun 1928, melakukan transfusi darah dari pendonor yang menderita Malaria dan TBC. Akibatnya, dia meninggal tak lama setelah itu.
Elizabeth Ascheim
Elizabeth Fleischman Ascheim menikah dengan seorang doctor, Dr. Woolf, setelah ibunya meninggal. Dr. Woolf tertarik memelajari penemuan terbaru Wilhelm Conrad Rontgen, yaitu x-ray. Rasa tertarik akan x-ray juga dirasakan oleh istri barunya, Elizabeth Ascheim. Elizabeth pun beralih dari seorang penjaga toko buku menjadi siswa yang memelajari tentang electrical science. Akhirnya Elizabeth membeli mesin x-ray yang kemudian ditempatkan di kantor suaminya, inilah Lab x-ray pertama di San Fransisco. Elizabeth dan suaminya menghabiskan banyak waktu untuk melakukan percobaan dengan mesin x-ray tersebut dengan menggunakan tubuh mereka sendiri sebagai subjek penelitiannya. Mereka belum menyadari akan bahaya yang bisa ditimbulkan oleh penggunaan x-ray yang tidak benar akibat kurang perlindungan. Konsekuensinya, Elizabeth meninggal akibat kanker yang mengerikan.
Karl Scheele
Karl Scheele adalah seorang ahli farmasetikal kimia yang brilian yang menemukan banyak unsure kimia, seperti oksigen, molybdenum, tungsten, mangan, dan klorin. Scheele juga menemukan sebuah proses yang mirip dengan pasteurisasi. Dia memiliki kebiasaan yang buruk, yaitu suka mencicipi hasil temuannya, sampai akhirnya dia mencicip Hidrogen Sianida yang membuatnya hampir meninggal, untung saja dia berhasil selamat. Namun, dia akhirnya meninggal dengan menunjukkan gejala-gejala yang hampir mirip dengan keracunan raksa.
Dari beberapa kejadian diatas memberi pelajaran bahwa dalam keadaan apapun sangat penting untuk selalu memperhatikan keselamatan diri kapan dan dimana pun. Penasaran dengan para peneliti yang meninggal karena penelitiannya sendiri? Yuk, nonton videonya berikut ini!?(non)