Patah hati akibat hubungan asmara yang kandas ternyata mempunyai dampak di kesehatan tubuh. Maka jangan heran jika saat seseorang patah hati, ia akan lemas dan mudah terjangkit penyakit. Tapi bagaimana hal itu bisa terjadi?

Di dalam tubuh kita terdapat reseptor opioid tepatnya di dalam otak yang berperan ketika senang dan sedih. Saat sedih kerja reseptor opioid menurun sehingga sistem reward diri ikut menurun. Rasa sakit yang diterima reseptor opioid diproses menjadi aktivitas sistem saraf yang memunculkan perasaan tidak nyaman dan nyeri pada tubuh secara fisik. Otak berbagi rasa sakit karena patah hati dengan mengirimkan sinyal-sinyal kepada tubuh, untuk memberitahu bahwa yang dialami saat itu adalah rasa sakit.

Nah saat patah hati, hormon pemicu stres bernama kortisol lebih dominan dibandingkan hormon penstimulus rasa senang bernama dopamin. Hormon kortisol membuat aliran darah ke perut tidak lancar. Itulah sebabnya patah hati membuat seseorang tidak selera makan. ini menyebabkan daya tahan tubuh menurun sehingga lebih mudah terkena flu, pilek atau demam.

Dilansir dari ABC News patah hati memiliki dampak kesehatan diantaranya pada rambut. Yakni patah hati yang dirasakan terlalu berlebihan bisa mengalami keadaan yang disebut 'telogen effluvium', yaitu keadaan istirahat ketika rambut berhenti tumbuh. Jika ini berlanjut, rambut akan rontok.

Oleh karena itu jika patah hati segera move on ya, biar kesehatan selalu fit.