Brilio.net - Pengunjung Pantai Depok, Yogyakarta, Minggu (18/2), tak hanya dibuat terpukau dengan acara tahunan Jogja Air Show. Tetapi, pengunjung juga dibuat takjub oleh atraksi layang-layang.

Bukan layang-layang biasa yang kerap dimainkan anak kecil, yang membuat ratusan pasang mata dibuat kagum. Melainkan layang-layang yang unik dan menarik perhatian mulai desain, ukuran dan cara menerbangkannya.

Sunarwan, adalah satu dari sekian pemilik layang-layang yang memukau pengunjung di sana. Pria asal Magelang ini menerbangkan layangan yang diberi nama Naga Kresna. Layangan memiliki panjang kurang lebih 110 meter dan bisa diterbangkan dalam kecepatan hingga sekitar 12 knot.

Kisah Sunarwan © 2018 brilio.net

foto: istimewa/brilio.net

"Nama Kresna saya ambil dari cerita Kresna Mahabarata, sehingga waktu itu Prabu Kresna bisa mengalahkan naga, akhirnya memberikan bulu meraknya di kepala naganya tersebut," katanya.

Sunarwan yang merupakan seorang pimpinan dari komunitas layangan Magelang yang dinamakan Pangeran Petruk, menceritakan awal mula ketertarikannya bermain layangan.

Pensiunan guru fisika ini telah menekuni hobinya merakit layang-layang sejak lima tahunan ini. Dia menjadi satu-satunya orang tertua yang bergabung dalam komunitas layang-layang Magelang sejak 6 tahun yang lalu.

Pria 62 tahun ini menceritakan bagaimana perjuangannya untuk bisa latihan menerbangkan layang-layang yang sudah dia buat dengan susah payah dan penuh perjuangan.

Kisah Sunarwan © 2018 brilio.net

foto: istimewa/brilio.net

"Kita juga latihan biasanya di kabupaten, karena di kota magelang kan nggak ada tempat. Wilayah magelang kan cuma 16 km, nggak ada space. Jadi kita cari sawah atau lapangan sepak bola," ujarnya.

Berawal dari hobi.
Layangan seperti memberikan warna baru dalam hidupnya, tak hanya sebagai hobi dan kecintaannya saja sejak kecil. Sunarwan bahkan telah mendapat prestasi dari hobinya tersebut.

Bahkan menjadi pengalaman pertama seumur hidup saat berkesempatan berwayang saat bermain layangan di acara berkelas internasional saat Sunarwan mengikuti perlombaan di Bali. Menjadi kebanggan tersendiri, saat pria yang masih energik ini bahwa dirinya adalah satu-satunya peserta yang memainkan layangan dengan cara yang tak biasa.

Kisah Sunarwan © 2018 brilio.net

foto: istimewa/brilio.net

"Waktu itu diikuti sekitar 12 negara, waktu itu saya melombakan layangan dua dimensi, jenis dajalanan, kunokawan, kebetulan saya disana disuruh kedapuk untuk jadi dalang. Saya menceritakan seperti dalang bermain wayang di udara, saya menjadi satu-satunya peserta yang memainkan itu," sambungnya dengan rasa bangga.

Tak hanya itu, hobinya yang memainkan mainan udara ini juga membuatnya pernah membawa pulang tiga penghargaan sekaligus perlombaan di Semarang.

Tak main-main, dalam pertengahan tahun ini, Sunarwan akan kembali mengikuti perlombaan layang-layang tingkat internasional yang diadakan di Parangkusumo, Yogyakarta.

Semangat pria ini membuatnya rela mengeluarkan uang tak sedikit. Menurutnya ada kebanggaan tersendiri layang-layang yang dirakitnya bisa terbang tinggi di udara, meski kerap berkali-kali gagal.

Kisah Sunarwan © 2018 brilio.net

foto: istimewa/brilio.net

Untuk perlombaan tingkat internasional pada pertengahan tahun ini saja ayah empat orang anak ini mengeluarkan uang kurang lebih Rp10 juta untuk menghias layangan kebanggaannya, yang ia beri nama Raja Naga. Layangannya akan dihias batu mulia pada kepala dan mata hijau kucing.

Untuk menambah pengetahuan tentang layangannya, Sunarwan bergabung ke Perkumpulan Pekarya Layang-Layang Indonesia (Perkalin). Sejak bergabung ia merasa beruntung bahwa komunitas ini memberikan ruang kepada banyak orang untuk berkarya dan berprestasi.

Dari sebuah kegemaran bermainan layangan, hingga memberikan segudang prestasinya bahkan ke tingkat internasional.