Brilio.net - Sastrawan Gerson Poyk berpulang, Jumat (24/2). Gerson meninggal pukul 11.00 WIB di Rumah Sakit Hermina, Depok, Jawa Barat, setelah sepuluh hari terbaring menjalani pengobatan.

Empat tahun terakhir, Gerson Poyk menderita penyakit jantung dan berbagai komplikasi yang membuat dirinya hanya dapat berbaring di ruang ICU. Ucapan duka cita dari sesama penulis dan penggemarnya menggema di media sosial.

"Duka cita yang sangat mendalam untuk om Gerson Poyck.....kembalilah ke dunia abadi," tulis Dosen Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada, Cornelis Lay seperti dikutip dari Facebook.

"Sastrawan Gerson Poyk, orang Rote yg hangat dan lembut itu, hari ini wafat di Jakarta. Dalam usia 86. Vaya con Dios," kicau penyair Goenawan Mohamad.

Gerson Poyk bernama asli Herson Gubertus Gerson Poyk yang lahir di Pulau Rote, Nusa Tenggara Timur pada 16 Juni 1931. Dia dikenal luas di panggung sastra Indonesia melalui karya-karyanya dari cerita pendek sampai novel. Dia mengawali karier kepenulisannya sejak 1950 dan mendapat berbagai penghargaan dari Majalah Horison, Piala Adinegoro (PWI), Southeast Asia Write Award 1982, dan Lifetime Achievement Award dari Harian Kompas.

Berikut beberapa karya Gerson Poyk: Hari-Hari Pertama (1968), Sang Guru (1971), Cumbuan Sabana (1979), Giring-Giring (1982), Matias Akankari (1975), Oleng-Kemoleng & Surat-Surat Cinta Rajagukguk (1975), Nostalgia Nusa Tenggara (1976), Jerat (1978), Di bawah Matahari Bali (1982), Requim Untuk Seorang Perempuan (1981), Mutiara di Tengah Sawah (1984), Impian Nyoman Sulastri (1988), Hanibal (1988), dan Poli Woli (1988).