Brilio.net - Tragedi tsunami Aceh 2006 ternyata bisa memberikan inpirasi seseorang untuk menulis novel. Salah satunya adalah buku berjudul 'Hafalan Salat Delisa' besutan Tere Liye yang juga sudah difilmkan. Tidak hanya sampai di situ, tragedi pilu itu ternyata mampu menggerakkan tangan Alexandra Harris, warga Amerika, untuk menulis hal yang sama dengan Tere Liye. Bagaimana hal ini bisa terjadi?

Dalam sebuah wawancaranya dengan VOA dalam program VOA Executive Lounge beberapa waktu yang lalu, Alexandra sebenarnya sudah tumbuh di Indonesia tepatnya Jakarta.

"Saya lulus dari SMA di Jakarta di JIS, SMP juga," sebagaimana dikutip brilio.net dari VOA, Jumat (9/9).

Setelah itu, dia kembali ke Amerika, baru pada 2006 dia mendarat di Aceh untuk melakukan tugasnya sebagai staf komunikasi untuk kantornya. Sebenarnya, misinya ke Aceh bukan secara khusus meneliti soal bencana.

"Di Aceh saya mewawancarai wanita dalam peran wanita dalam proses perdamaian," tuturnya.

Akan tetapi, tragedi serta kondisi masyarakat Aceh kala itu ternyata membuat hatinya untuk menuliskan novel. Karya bertebal 238 halaman tersebut kemudian diberi judul 'the Frangipani Year'.

Novel tersebut mengisahkan seorang peneliti PBB bernama Angela saat bekerja di Aceh. Dalam plotnya, Angela benar-benar kebingungan dengan kondisi Aceh hingga mempengaruhi pekerjaan dan kisah asmaranya.

Memang kisah dari novel tersebut banyak terinspirasi dari kehidupannya. Bahkan kisah cintanya bersama pacarnya yang sekarang menjadi suaminya juga dimasukkan dalam novel tersebut.

"It is fictional but it is based on my experience (meski fiksi, tapi itu berdasarkan pengalaman saya),' jelasnya.

Perbedaan budaya yang dia soroti dalam novel ini adalah soal peraturan yang berbeda di Aceh dibandingkan di Jakarta, tempat dia tumbuh saat dewasa. Terlebih lagi hukum Islam yang membuat dia merasa culture shock.