Brilio.net - Lima mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) Universitas Brawijaya Malang mengembangkan budidaya tanaman yang bisa tetap hidup dengan air laut memakai pola hidroponik di pesisir Pantai Selatan Malang. Diki Darmawan, Rizky Adha Lubis, Laela Firtiani, Adamsyah Harika dan Lantip Titik Sarici.

Salah seorang anggota tim FTP, Lantip Titik Sarici, mengemukakan kondisi air laut yang mengandung kadar garam sangat tinggi itu tetap bisa dimanfaatkan untuk mengembangkan tanaman sayuran maupun lainnya.

"Air laut yang akan digunakan untuk menyiram tanaman ini memang harus melalui proses panjang, yakni destilasi. Alat destilasi ini dibuat dengan bahan yang sangat sederhana berupa kaca yang dibentuk seperti trapesium sehingga mudah diaplikasikan bagi masyarakat," kata Lantip di Malang, Jawa Timur beberapa waktu lalu.

Ia menjelaskan secara rinci proses destilasi tersebut, yaitu pertama air laut dimasukkan ke dalam ruang destilasi kemudian dengan memanfaatkan panas matahari, air laut yang berada di ruang destilasi akan menguap sehingga membentuk titik-titik embun. Titik-titik embun itu akan dialirkan ke lubang penampungan air tawar (air hasil destilasi).

"Apabila panas matahari maksimal, air destilasi dapat mencapai 600 ml per hari dan sampai saat ini hasil destilasi tersebut mencapai 25 liter sampai 30 liter air tawar," tambah Diki Darmawan, anggota lainnya.

Selanjutnya, kata David, air hasil destilasi tersebut dapat dimanfaatkan untuk budidaya hidroponik melalui berbagai media. Eksperimen ini dilakukan di Desa Sendangbiru yang sudah membudidayakan tanaman sawi, kangkung serta dengan 50 bibit tanaman.