Brilio.net - Idul Adha, sebuah momen yang dinantikan setiap umat Islam di dunia. Di momen ini kamu tidak hanya saling bersilaturahmi dan mempererat ikatan persaudaraan. Tetapi lebih jauh, yakni mengingatkan keteladanan para Nabi khususnya Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail dalam menaati perintah Allah.

Idul Adha atau Hari Raya Qurban ini bukan sekadar perayaan biasa, tetapi memberikan makna keikhlasan beribadah maupun lebih mendekatkan diri kepada Sang Pencipta sebab kepada-Nya seluruh umat kembali lalu berserah diri.

Di bulan Dzulhijah ini umat Islam dianjurkan untuk menyembelih ternak seperti kambing, sapi, kerbau ataupun unta. Prosesi penyembelihan hewan ternak ini dilakukan salah satunya sebagai rasa syukur kepada Allah SWT.

Seperti diketahui, bahwa qurban mulai diperkenalkan karena adanya sejarah Nabi Ibrahim AS. Kala itu, Nabi Ibrahim AS lama berpuluh-puluh tahun tak dikaruniai putra bersama Siti Sarah.

Singkat cerita, ia diberi izin dengan sang istri untuk menikah lagi, agar mendapatkan keturunan. Akhirnya, Nabi Ibrahim menikah dengan Siti Hajar.

Pengertian, hukum, ketentuan qurban, dan hikmahnya dalam Islam © 2024 freepik.com

foto: freepik.com

Tak lama setelah menikah, keduanya dikaruniai seorang putra bernama Ismail. Hati Ibrahim sangat bahagia dengan kehadiran anak pertamanya yang telah lama dinantikan itu. Namun pada suatu hari, ia diberi wahyu lewat mimpi untuk menyembelih anaknya yang tak lain adalah Nabi Ismail AS.

Ujian itu begitu berat bagi Nabi Ibrahim AS. Meski berat, Nabi Ibrahim tetap menjalankan perintah tersebut. Dia menyampaikan pesan tersebut kepada sang anak.

Sungguh luar biasa, Ismail dengan hati tenang menyetujuinya. Sebab baginya perintah Allah adalah yang paling utama.

Namun ketika hendak melaksanakan penyembelihan, Allah menggantikan Ismail dengan seekor kambing. Sejak saat itu, qurban menjadi salah satu ibadah rutin yang diadakan setiap tahunnya oleh umat Islam.

Hukum melaksanakan qurban dan ketentuannya dalam Islam.

Pengertian, hukum, ketentuan qurban, dan hikmahnya dalam Islam © 2024 freepik.com

foto: freepik.com

Menyembelih hewan qurban hukumnya adalah sunnah muakkad, artinya adalah ibadah yang dianjurkan dengan penekanan kuat atau hampir mendekati wajib.

Ketentuan mengenai qurban juga tertulis dalam surat Alquran berikut ini:

Wa likulli ummatin ja'alna mansakal liyazkurusmallahi 'ala ma razaqahum mim bahimatil-an'am, fa ilahukum ilahuw wahidun fa lahu aslimu, wa basysyiril-mukhbitin.

Artinya:

"Dan bagi tiap-tiap umat telah Kami syariatkan penyembelihan (qurban), supaya mereka menyebut nama Allah terhadap binatang ternak yang telah direzekikan Allah kepada mereka, maka Tuhanmu ialah Tuhan Yang Maha Esa, karena itu berserah dirilah kamu kepada-Nya. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang tunduk patuh (kepada Allah)," (QS. Al-Hajj:34).

Tata cara qurban.

Bagi seorang muslim yang akan melaksanakan qurban Idul Adha, maka ada tata cara yang harus dipahami terlebih dahulu. Berikut ulasannya:

1. Waktu pelaksanaan.

Qurban dilakukan setelah umat muslim melaksanakan sholat Idul Adha dengan waktu penyembelihan dilakukan sampai matahari terbenam pada hari tasyrik hingga tanggal 13 Dzulhijjah.

2. Jenis hewan qurban.

Hewan yang disembelih untuk qurban adalah sapi, kerbau, kambing, domba ataupun unta. Adapun ketentuan umur untuk hewan yang disembelih yaitu unta usia minimal 5-6 tahun, sapi atau kerbau usia minimal 2 tahun, sedangkan kambing atau domba juga minimal 2 tahun.

3. Kondisi hewan qurban.

Hewan yang digunakan untuk berqurban harus memenuhi syarat yang telah ditentukan seperti sehat, tidak cacat, tidak kurus, dan cukup umur untuk disembelih. Dalam suatu hadits, Rasulullah bersabda:

"Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah berdiri di tengah-tengah kami dan berkata, ada empat cacat yang tidak dibolehkan pada hewan qurban: buta sebelah dan jelas sekali kebutaannya, sakit dan tampak jelas sakitnya, pincang dan tampak jelas pincangnya, sangat kurus sampai-sampai seolah tidak berdaging dan bersum-sum." (HR Tirmidzi)

4. Proses penyembelihan.

Sebelum melakukan penyembelihan, maka orang yang menyembelih harus bersuci dan menyembelih dengan menghadap kiblat. Harus dipastikan terlebih dahulu bahwa hewan tersebut adalah halal baik secara jenis, zakat, dan cara memperolehnya.

Binatang yang hendak disembelih pun juga harus dalam keadaan hidup, bukan yang sudah mati, tertabrak, atau sekarat sebelum akan disembelih.

5. Membaca doa.

Dalam menyembelih hewan, diwajibkan membaca doa terlebih dahulu. Seperti perintah Allah dalam surat Al An'nam ayat 121.

Pengertian, hukum, ketentuan qurban, dan hikmahnya dalam Islam © 2024 freepik.com

foto: Istimewa

Wa laa ta'kulu mimmaa lam yuzkarismullaahi 'alaihi wa innahu lafisq, wa innasy-syayaatiina layuhuna ilaa auliyaa'ihim liyujaadilukum, wa in ata'tumuhum innakum lamusyrikun

Artinya:

"Dan janganlah kamu memakan binatang-binatang yang tidak disebut nama Allah ketika menyembelihnya. Sesungguhnya perbuatan yang semacam itu adalah suatu kefasikan. Sesungguhnya syaitan itu membisikkan kepada kawan-kawannya agar mereka membantah kamu; dan jika kamu menuruti mereka, sesungguhnya kamu tentulah menjadi orang-orang yang musyrik."

Rasulullah mengajarkan kepada umat muslim untuk membaca doa sebelum menyembelih hewan qurban untuk meluruskan niat seseorang saat berqurban. Doa tersebut yaitu sebagai berikut:

Pengertian, hukum, ketentuan qurban, dan hikmahnya dalam Islam © 2024 freepik.com

foto: Istimewa

Bismillahi wallahu akbar, allahumma hadza minka wa laka, hadza 'annaa


Artinya:

"Dengan nama Allah, Allah Maha Besar. Ya Allah, (ternak ini) dari-Mu dan untuk-Mu. Qurban ini dariku." (HR. Muslim dan Baihaqi)

6. Cara menyembelih.

Menyembelih hewan qurban harus dengan cara yang baik dan benar. Hal ini dilakukan dengan pisau yang tajam, agar hewan tidak kesakitan dan terlalu lama mengalami sekarat. Seperti pada suatu hadits, Rasulullah bersabda:

"Dari Saddadi Ibnu Aus Rasulullah bersabda; 'Sesungguhnya Allah menetapkan supaya berbuat baik terhadap segala sesuatu. Apabila kamu membunuh, bunuhlah dengan baik. Apabila kamu hendak menyembelih, sembelihlah dengan baik dan hendaklah mempertajam pisaunya dan memberikan kesenangan terhadap binatang yang disembelih.'" (HR. Muslim)

7. Membagikan daging qurban.

Setelah hewan qurban disembelih, daging dari hewan tersebut akan dibersihkan dan dibagikan secara adil kepada orang-orang di sekitar tempat berqurban.

Pembagian daging kurban memang diorientasikan untuk banyak orang. Bahkan tidak ada syarat khusus untuk mendapatkan hewan kurban. Namun, memang lebih dikhususkan bagi orang yang membutuhkan atau orang yang kurang mampu. Hal ini tentu akan menambah manfaat bagi yang menerima juga bagi yang berqurban.

Keutamaan berqurban Idul Adha.

Terdapat beberapa keutamaan yang akan didapatkan bagi seorang muslim yang mau dan mampu untuk berqurban saat Hari Raya Idul Adha. Beberapa keutamaan tersebut yaitu sebagai berikut:

1. Sebagai bentuk meneladani Nabi Ibrahim.

Seorang muslim yang berqurban saat Idul Adha maka dirinya telah meneladani Nabi Ibrahim. Nabi Ibrahim diberi ujian untuk menyembelih putranya sendiri yakni Ismail. Meski sangat berat, baik Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail memilih untuk menerima perintah Allah.

Saat hendak melakukannya, Allah pun menyelamatkan Nabi Ismail dan menggantinya dengan kambing. Karena hal tersebut, Rasulullah menyunnahkan berqurban saat Idul Adha.

2. Melatih keikhlasan.

Dari kisah Nabi Ibrahim yang telah dijelaskan sebelumnya, seorang muslim yang berqurban maka secara tidak langsung mereka melatih keikhlasan untuk mengorbankan hartanya.

Sebagaimana manusia saat ini hanya diperintahkan berkorban harta atau hewan qurban, bukan anak seperti yang Nabi Ibrahim pernah alami.

3. Diridhoi oleh Allah.

Seorang muslim yang berqurban saat Idul Adha maka dirinya akan diberi ridho serta pahala dari Allah jika dirinya menjalankannya dengan tulus dan ikhlas, tanpa disertai rasa ingin dipuji sesama manusia atau pamer.

4. Memberikan manfaat untuk orang lain.

Daging yang dihasilkan dari hewan yang telah disembelih untuk berqurban akan dibagikan kepada orang-orang yang membutuhkan di sekitar tempat berqurban. Karena itulah, daging tersebut akan membawa kebaikan serta manfaat bagi orang yang menerima daging qurban. Sehingga ibadah ini memiliki nilai sosial, bukan hanya untuk individu semata.

5. Bentuk taqwa kepada Allah.

Dengan berqurban, seorang muslim dapat menunjukkan ketaqwaannya kepada Allah. Bertaqwa dalam artian mengikhlaskan apa yang seorang muslim qurbankan sebagaimana Nabi Ibrahim yang ikhlas menqurbankan anaknya, yaitu Nabi Ismail.

6. Menghindarkan dosa menahan harta.

Berqurban pada Hari Raya Idul Adha dapat menghindarkan muslim dari dosa menahan harta. Harta yang dimiliki oleh seorang muslim bisa dikeluarkan dengan berupa hewan qurban yang dibagikan pada mereka yang kurang mampu, sehingga harta yang dimiliki tidak tertahan dan menimbulkan dosa.

7. Tidak berlebihan mencintai dunia.

Seorang muslim yang mengikhlaskan hartanya dalam bentuk hewan ternak yang diqurbankan maka ia belajar untuk tidak mencintai dunia dengan berlebihan. Ia lebih mempersiapkan bekal untuk kehidupannya di akhirat kelak dengan berqurban.

Dari berqurban, seorang muslim juga dapat menempatkan bahwa harta di dunia bukan hanya milik dirinya sendiri, namun harus disebarkan dan diberikan manfaatnya pada orang lain.

8. Harta yang dimiliki jadi lebih bermakna.

Harta yang dimiliki dari seorang muslim akan lebih bermakna apabila ia mau memberikan sebagian untuk orang lain seperti beramal, sedekah dan juga berqurban. Tentunya hewan qurban yang diberikan akan menjadi makna tersendiri dan membawa kebahagiaan bagi orang yang berqurban.

Hikmah menyembelih hewan qurban.

Pengertian, hukum, ketentuan qurban, dan hikmahnya dalam Islam © 2024 freepik.com

foto: freepik.com

Menyadur dari Kitab Fiqhul Islam wa Adillatuhu karya Wahbah az-Zuhaili dan beberapa sumber lainnya, terdapat hikmat ketika menyembelih hewan qurban, diantaranya:

1. Salah satu rasa syukur kepada Allah SWT atas nikmat yang telah diberikan-Nya. Terlebih nikmat berlimpah kepada umat Islam.

2. Selanjutnya sebagai bentuk rasa syukur ketika diberikan kesempatan untuk hidup. Kesempatan untuk melaksanakan Hari Raya Idul Adha dari tahun ke tahun.

3. Rasa syukur sebab diampuni dosa-dosa yang pernah dilakukan, yakni dosa yang disebabkan pelanggaran terhadap perintah Allah.

4. Upaya untuk melapangkan kondisi keluarga yang berkurban serta melapangkan hati bagi yang membutuhkan.

5. Mengenang kisah kepatuhan Nabi Ibrahim AS beserta meneladani keikhlasan Nabi Ismail AS terhadap perintah maupun takdir yang ditetapkan oleh Allah SWT.

6. Memaknai ataupun meneladani ikatan dan keharmonisan hubungan ayah dan anak, yakni Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS. Terutama ketika menghadapi masalah keduanya mampu melewati dengan kepala dingin serta penuh keikhlasan/

7. Merajut ikatan persaudaraan antara seluruh kalangan masyarakat. Baik yang mapan, berkecukupan, dengan orang yang kurang berada.

8. Membawa kesenangan bagi fakir dan miskin dengan membagikan daging qurban kepada mereka.