Brilio.net - Tak lama lagi, hari raya Idul Fitri akan tiba. Biasanya, pada momen tersebut masyarakat Indonesia akan saling bersalam-salaman dan berkunjung ke kediaman kerabat guna bersilaturahmi.

Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas pun mengatakan bahwa memang hal tersebut sudah menjadi tradisi di Indonesia. Namun di masa-masa darurat corona seperti sekarang, tradisi tersebut diimbau tak dilakukan dulu.

"Supaya tidak terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan berupa penyebaran dan penularan dari virus corona tersebut karena salah satu cara penyebaran virus ini yang paling efektif adalah melalui salaman," kata Anwar, dikutip brilio.net dari Merdeka, Jumat (15/5).

Meski tak dilakukan, menurut Anwar bukan berarti budaya tersebut harus dihilangkan. Anwar sebagai pejabat MUI juga tak menampik bahwa budaya berkunjung dan bersalaman merupakan tradisi yang baik dalam masyarakat Indonesia.

"Ini jelas merupakan sebuah budaya dan tradisi yang baik yang harus kita pertahankan karena dengan adanya sentuhan tangan itu rasa akrab dan persaudaraan antara kita benar-benar terasa hidup dan tumbuh dalam diri kita masing-masing," ujarnya.

idul fitri berbagai negara © 2017 brilio.net

foto: aljazeera.com

 

"Untuk itu kita mengimbau umat dan masyarakat untuk lebih mengedepankan usaha menjaga dan melindungi diri kita masing-masing, supaya tidak jatuh ke dalam hal-hal yang akan membahayakan kepada kesehatan dan jiwa kita. Apalagi dalam agama menjaga diri untuk tidak terjatuh ke dalam bencana dan malapetaka itu hukumnya adalah wajib sementara bersalam-salaman itu hukumnya hanya sunah," ungkapnya.

Oleh karenanya, sebagai alternatif agar tetap dapat bisa menyambung tali silaturahmi dan saling menyampaikan maaf, Anwar pun menyarankan agar masyarakat memanfaatkan teknologi.

"Kita dapat melakukannya melalui telepon, SMS, WA, video call, dan lainnya," pungkasnya.