Brilio.net - Minggu (28/3) telah terjadi insiden ledakan di sekitar Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan sekitar pukul 10.30 WITA. Akibat dari ledakan tersebut, ada beberapa orang yang turut menjadi korban ledakan.

Kapolda Sulawesi Selatan Irjen Merdisyam menjelaskan detik-detik terjadinya ledakan yang diduga bom di depan Gereja Katedral Makassar Sulawesi Selatan.

"Ada orang naik sepeda motor, mau masuk ke parkiran, tapi dilarang, enggak lama ada ledakan," ujar dia dalam wawancara dengan televisi swasta, Minggu (28/3) seperti dilansir brilio.net dari Liputan6.

Ledakan tersebut rupanya berasal dari sebuah bom bunuh diri yang dilakukan oleh pelaku berinisial L dan YSF. Saat pelaku memaksa masuk ke dalam gereja untuk melakukan aksinya, ada sosok pria bernama Kosmas yang menghalangi kedua pelaku tersebut.

Dilansir brilio.net dari Liputan6.com pada Selasa (30/3) Kosmos merupakan pria berusia 52 tahun yang sehari-hari bekerja sebagai penjaga di gereja yang berada di Jalan Kajaolalido, Kecamatan Ujung Pandang, Kota Makassar itu.

Kosmas adalah satu-satunya orang yang berani menghalangi pelaku bom bunuh diri. Ia nekat mencegah dua pelaku tersebut lantaran curiga dengan gerak-gerik keduanya.

Wilhelmus Tulak, Pastur Kepala di Gereja Katedral Makassar menuturkan, saat pelaku L dan YSF hendak memaksa masuk ke dalam gereja untuk melakukan aksi bom bunuh diri, Kosmas lah satu-satunya orang yang menghalangi mereka.

Saat itu, puluhan jemaat Gereja Katedral Makassar sedang melangsungkan Ibadah Palma. L dan YSF pun datang, Kosmos sempat melihat keduanya mampir di gerbang yang berada di sebelah utara gereja.

"Yang tahan langsung pelaku masuk ke gereja ialah Kosmos," kata Wilhelmus saat dikonfirmasi, Senin (29/3).

Pelaku bom bunuh diri kemudian berpindah ke pintu gerbang yang berada di sebelah selatan gereja. Gerbang tersebut memang lebih dekat dari pintu masuk Gereja Katedral Makassar.

"Kosmos sejak itu sudah amati dan curiga. Karena mungkin pelaku menganggap jika gerbang utara jauh dari gereja, sehingga pergi ke gerbang sebelah selatan. Nah, Kosmos pun ketemu di gerbang selatan. Dia pun tahan pelaku, disitulah langsung meledak," paparnya.

Setelah bom panci yang dibawa oleh L dan YSF meledak, Kosmas pun langsung lari masuk ke dalam gereja dengan kondisi penuh luka bakar di sekujur tubuhnya.

Kisah penghadang bomber Gereja Katedral Makassar © 2021 brilio.net

foto: liputan6.com

"Setelah ledakan, Kosmas masuk ke gereja ketemu dengan saya, sampaikan jika dia yang tahan pelaku. Rambutnya Kosmas itu sempat terbakar, sudah keriting. Muka juga bengkak dan merah karena terbakar," jelas Wilhelmus.

Karena aksi heroiknya, Kosmas harus mendapatkan perawatan intensif di rumah sakit karena luka bakar yang ia alami. Kepala Kepolisian Republik Indonesia, Jenderal Listyo Sigit pun mengatakan bahwa kondisi kesehatan Kosmos kini berangsur membaik. Kosmas telah dipindahkan ke ruang perawatan setelah sebelumnya ditangani di ruang ICU Rumah Sakit Bhayangkara Makassar.

"Saudara Kosmas, satpam gereja Katedral Makassar kini sudah dipindahkan ke ruangan perawatan biasa," kata Listyo di Mapolda Sulsel, Senin (29/3) sore.

Atas aksi heroik yang dilakukan Kosmas, Listyo pun menyampaikan rasa terima kasihnya pada Kosmos karena telah menghalangi dua pelaku bom bunuh diri yang berusaha masuk ke dalam Gereja Katedral Makassar.

"(Tindakannya) telah menyelamatkan masyarakat dan jemaat lain. Kami merasa prihatin sekarang sedang dirawat di rumah sakit polri karena lukanya dan semoga lekas sembuh," tutup Sigit.