Brilio.net - Penembakan yang terjadi di dua masjid berbeda yakni Masjid Al Noor di kota Christchurch dan masjid di kota Linwood, Selandia Baru pada Jumat (15/3) pukul 13.40 waktu setempat masih menyisahkan banyak kesedihan. Dilaporkan setidaknya sampai saat ini ada 49 korban tewas akibat penembakan tersebut.

Dilansir dari stuff.co.nz, saat kejadian berlangsung seorang pria bernama Anwar Alsaleh yang tengah di Masjid Al Noor sempat menelepon layanan darurat untuk meminta bantuan. Kala itu, Alsaleh berada di kamar mandi mencoba memanggil polisi, namun tidak ada jawaban. Kemudian ia menghubungi ambulans dan mengungkapkan beberapa hal.

kalimat teroris selandia © 2019 brilio.net

foto: stuff.co.nz

"Ada pembantaian besar, tolong kirim bantuan dan panggil polisi karena mereka terus menembak," ujarnya seperti dilansir brilio.net dari stuff.co.nz.

Bukan hanya itu, Alsaleh juga menjelaskan dia mendengar beberapa kalimat yang diungkapkan oleh teroris tersebut ketika dia melancarkan aksi kejinya. Alsaleh menyebut banyak orang-orang di sana yang tengah terluka memohon akan mereka tetap hidup. Namun para teroris mengatakan akan menembak sampai mati.

"We're going to kill you today.(Kami akan membunuhmu hari ini)," sambungnya menceritakan apa yang diungkapkan sang teroris.

kalimat teroris selandia © 2019 brilio.net

foto: stuff.co.nz

Pihak kepolisian baru tiba di lokasi kejadian 20 menit setelah penembakan terjadi. Baginya, penembakan ini adalah tindakan yang keji lebih dari teroris.

"Lebih buruk daripada teroris. Mereka adalah pembunuh berdarah dingin," jelasnya.

Diketahui, Alsaleh merupakan salah satu penduduk yang pindah ke Selandia Baru pada tahun 1996. Sebelumnya, ia tinggal di Palestina dan menganggap Selandia Baru adalah tempat yang aman untuk hidup.

"Orang-orang Selandia Baru baik. Saya punya banyak teman di sini," tutupnya.

Lain halnya dengan Alsaleh, kesaksian juga diberikan oleh seorang pria ini. Pria asal Yordania yang tak mau disebutkan identitasnya itu berada di dalam masjid ketika teroris itu melepaskan tembakannya.

kalimat teroris selandia © 2019 brilio.net

foto: stuff.co.nz

Sebelumnya, dia menyangka bunyi besar yang didengarnya merupakan kembang api, sebab selama ini penembakan tidak pernah terjadi di Selandia Baru. Ia kemudian bergegas keluar dari pintu belakang dengan memanjat dinding agar bisa melarikan diri.

"Penembakan itu dimulai lambat dan kemudian jauh lebih cepat," ungkap pria asal Yordania.

"Itu adalah tragedi bagi semua orang. Orang-orang berteriak di lantai menunggu ambulans, tetapi polisi tidak mengizinkan kami pergi mencari bantuan karena itu tidak aman. Kami tidak bisa melakukan apa pun untuk saudara-saudara kami," pungkasnya.