Brilio.net - Bebatuan di sekitar salah satu pantai di Kepulauan Riau yang dicat warna-warni menuai pro dan kontra di media sosial Facebook. Postingan pertama oleh akun Iza Zul memperlihatkan proses pengecatan batu dengan berbagai warna.

"Karya hari ini .semua harus melalui peroses. Dalam hidup penuh warna .,kuluahkan warna warni ditemapat yg sering ku datanggi....agar terlihat indah dan membawa ketenangan.....ttp berkarya dimanapun berada dimana bumi dipijak disitu langit dijunjung #mengisirohkedalamjasad." tulis Iza Zul, Kamis (15/2).

Lokasi pantai tersebut ialah di Pantai Tanjung Siambang, Dompak, Kecamatan Bukit Bestari, Kota Tanjung Pinang, Kepulauan Riau.

1. Seseorang sedang mengecat batu.

Bebatuan Pantai © 2018 brilio.net

 

2. Tampak dari kejauhan.

Bebatuan Pantai © 2018 brilio.net

 

3. Bebatuan warna-warni setelah dicat.

Bebatuan Pantai © 2018 brilio.net

 

4. Seseorang bersantai di atas bebatuan.

Bebatuan Pantai © 2018 brilio.net

 

Sontak postingan tersebut menarik respons warganet untuk sekadar memberi saran. Beberapa warganet menyayangkan tindakan dan aktivitas tersebut.

"Kalaulah nak berkarya silahkan berkarya, tapi janganlah merubah apa yang telah menjadi ketetapannya. Kalau nak mengikut konsep rumah warna-warni seperti yang ada di kota malang bukan berarti harus menodai ciptaan Tuhan. Tuhan lebih mengetahui maksud dan tujuan atas apa yang dibuatnya. Bentuk, rupa bahkan wara sekalipun.
Kalau nak menurut, biar berakal. Kalau mengikut, biar pintar.
Jangan berangan nak meniti laut. Takut airnye menjadi api." komentar @Dedi Rianto

"kenapa bise harus terpikir melakukan itu . vandalis itu. jike memang ingin berkarya kenapa alamnya harus di rusak ?? bise dengan cara lain dengan tidak merusaknya pak." komentar @Fauzul

Namun tak sedikit warganet yang memberikan respons positif, lebih memandang aktivitas tersebut sebagi salah satu bentuk untuk meningkatkan daya tarik wisatawan.

"Batu itu tidak di angkut ataupun di Bom untuk di ambil manfaatnya oleh orng lain, tpi di cat untuk menambah nilai estetikanya, dengan tidak merubah struktur batu saya rasa tidak ada masalah, malahan ini akan menjadi daya tarik destinasi wisata. #hanya berpendapat" komentar @Muhammad Shadiq

"Gak masalah kalau bertujuan meningkatkan daya tarik dan menaikkan nilai estetikanya... Toh juga batu itu adalah benda mati dan tidak berefek buruk terhadap lingkungan... Jika bertujuan positif lanjutkan kawan.....!!! Ingat kaleng bekas catnya dibuang ketempat semestinya... Karena itu merupakan limbah B3 ( zat kimia ).." komentar @Butar Butar Charles Dody.

Nah, kalau menurut kamu aktivitas mengecat batu itu bagaimana guys?