Brilio.net - Badan antariksa Eropa yakni European Space Agency (ESA) mengungkapkan kurang lebih 900 asteroid berisiko menabrak Bumi dalam kurun waktu 100 tahun mendatang. Badan antariksa tersebut mengungkapkan bahwa dampak dari tabrakan asteroid kemungkinan menimbulkan kerusakan yang cukup besar. Bahkan, asteroid dalam ukuran kecil pun dapat mengakibatkan kerusakan yang serius.

Dilansir brilio.net dari dailymail.co.uk pada Kamis (12/9), untuk mengurangi risiko tabrakan dengan Bumi, ESA dan beberapa organisasi lainnya berkolaborasi untuk mencari asteroid tersebut. Mereka berupaya mengembangkan teknologi untuk membelokkan batuan di luar angkasa serta mendiskusikan beberapa strategi dalam pertemuan di seluruh Eropa dalam beberapa hari ke depan.

Sebelumnya, badan antariksa Amerika Serikat, NASA memperingatkan adanya asteroid berukuran besar yang melintas dekat dengan Bumi minggu ini. Batuan luar angkasa yang disebut QW7 2000 tersebut akan melewati planet dengan kecepatan lebih dari 14.000 mil per jam pada hari Sabtu.

Meskipun akan melintas dalam jarak 3,3 juta mil dari Bumi, namun hal ini tetap menjadi perhatian bagi NASA. Sesuai kebijakan NASA, setiap benda luar angkasa yang bergerak dalam kecepatan 4,65 juta mil dianggap berpotensi bahaya bagi Bumi.

asteroid nabrak bumi © 2019 nasa.gov

foto: Ilustrasi asteroid/nasa.gov

Keberadaan 900 asteroid yang mengancam Bumi ini juga dibenarkan oleh Lembaga antariksa International Astronomical Union (IAU). Dikutip dari express.co.uk, Dari pemantauan sejak tahun 2013 hingga 2016, mereka berhasil mengidentifikasi hingga 17.030 asteroid dengan fasilitas Minor Planet Center (MPC). Dari jumlah tersebut sekitar 1.900 diantaranya diklasifikasikan IAU tidak terkonfirmasi atau tidak daoat dioservasi dalam waktu cukup lama untuk menentukan orbitnya.

Keterbatasan teleskop juga membuat IAU kehilangan jejak asteroid yang telah teridentifikasi. Hampir 900 asteroid hilang dari pemantauan mereka. Akibat orbit asteroid yang tak terlacak ini, benda luar angkasa tersebut kemungkinan dapat menabrak Bumi.

Dr. Peter Vares yang memimpin pencarian asteroid MPC telah memperingatkan bahwa asteroid dapat muncul di mana saja. Oleh karena itu pihaknya perlu bertindak cepat untuk menemukan asteroid yang hilang.

asteroid nabrak bumi © 2019 nasa.gov

foto: Ilustrasi asteroid near-earth/nasa.gov

"Kira harus bertindak cepat. Besok, objek tersebut bisa saja ada di bagian lain antariksa, dan tidak ada orang yang tahu akan kemana objek tersebut," ungkapnya seperti dikutip dari express.co.uk.

Asteroid yang dekat denganBumi dapat mencapai lebar hingga 3.200 meter dan tetap berada di orbit antara 10 juta hingga 100 juta tahun. Asteroid sendiri sebagian bersar terdiri dari pertikel air dan debu sebelum membeku ketika mengorbit planet dingin seperti Uranus.

Meskipun begitu, asteroid tetap membahayakan jika bertabrakan dengan Bumi. Pasalnya, meski dalam ukuran kecil, asteroid dapat membuat kerusakan besar. Hal ini seperti yang pernah terjadi di Tunguska, Rusia pada 1908. Tabrakan asteroid berukuran 50 hingga 190 meter telah merusak hutan seluas 2.000 kilometer persegi.