Brilio.net - Smart city atau kota cerdas, isu yang terus bergulir seiring perkembangan teknologi. Nah di era digital seperti sekarang, keberadaan smart city menjadi sebuah keniscayaan. Lewat teknologi pula, tingkat partisipasi masyarakat dalam turut serta membangun kota tempat mereka tinggal semakin terlihat, meski hanya lewat media sosial.

Misalnya saja, ketika melihat ada kegiatan pungutan liar, sekarang masyarakat dengan mudah mengunggahnya lewat media sosial. Begitu juga ketika mereka melihat infrastruktur kota yang dinilai tidak layak, dengan gampang masyarakat menyebarkannya. Lagi-lagi pilihan tercepat adalah media sosial.     

Padahal, sekarang ada lho aplikasi yang bisa menampung keluhan dan aspirasi masyarakat terkait berbagai persoalan terkait perkotaan. Lewat aplikasi ini, masyarakat bisa langsung berpartisipasi membenahi tempat tinggal mereka dengan cara berinteraksi kepada pemerintah daerah.

Ya, lewat aplikasi Qlue yang diinisiasi pada tahun 2016 di Jakarta, masyarakat bisa terlibat langsung dalam hal yang berkaitan dengan tata kelola perkotaan. Aplikasi yang menerapkan konsep smart city pertama di Indonesia memang ditujukan untuk melibatkan masyarakat dalam pembangunan kotanya agar lebih cerdas. Saat ini, Qlue telah memiliki lebih dari 50 kerjasama di sektor keamanan, kota mandiri, pemerintahan, penanggulangan pasca-bencana, industri dan lain-lain.

Smart City © 2019 brilio.net Menteri Komunikasi dan Informatika RI Rudiantara dan CEO Qlue Rama Raditya bersama 34 anak muda dari setiap provinsi di Indonesia saat mendeklarasikan smart citizen. (Dok Qlue).

Nah untuk lebih meningkatkan keterlibatan masyarakat, khususnya anak-anak muda, Qlue bersama Kementerian Kementerian Komunikasi dan Informatika RI menggelar Smart Citizen Day di Jakarta, Kamis (28/3). Dalam salah satu rangkaian acara tersebut, 34 anak muda dari setiap provinsi di Indonesia mendeklarasikan smart citizen. Tujuannya untuk mendorong pembangunan daerahnya masing-masing menjadi smart city dan mewujudkan Indonesia menjadi Smart Nation.  

“Selamat atas deklarasi smart citizen, gerakan anak muda untuk berpartisipasi dalam mendukung smart city dan mewujudkan pemerintahan yang responsif. Saya berharap gerakan yang diinisiasi Qlue ini menciptakan smart city dan mempercepat terwujudnya Indonesia Smart Nation,” ujar Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Smart City © 2019 brilio.net Founder sekaligus CEO Qlue Rama Raditya (kanan) dalam acara Smart Citizen Day, Kamis (27/3).

Perwakilan Deklarator Smart Citizen dari Sulawesi Tengah, Biondi Sandasima, bangga bisa mewakili daerahnya menjadi salah satu deklarator smart citizen Indonesia. Para deklarator memang diharapkan berkomitmen mendukung terwujudnya Indonesia sebagai Smart Nation, melalui karya, kontribusi dan gerakan sosial yang telah dilakukan.

“Melalui deklarasi smart citizen, kami berharap dapat memberikan inspirasi bagi masyarakat lain untuk turut bergotong royong membawa perubahan positif di Indonesia,” ujar Biondi.

Nah seperti apa sih Smart Citizen Day yang banyak didatangi anak-anak muda? Berikut 4 fakta yang berhasil dihimpun Brilio.net.

1. Dihadiri ribuan smart citizen

Smart City © 2019 brilio.net

Smart Citizen Day sendiri merupakan puncak perayaan dampak sosial positif yang telah diinisiasi Qlue sejak awal berdiri pada 2016 lalu. Qlue mengambil inisiatif untuk terus memperkenalkan smart city kepada publik dan meningkatkan partisipasi warga agar menjadi smart society.

Acara ini sendiri dihadiri lebih dari 1.500 smart citizen dan lebih dari 20 pembicara dari pemerintah dan pemimpin bisnis untuk memberikan kisah inspiratif di berbagai sektor untuk memberikan ide mewujudkan Indonesia Smart Nation. Dalam acara ini, Qlue mempersembahkan eksibisi teknologi smart city dan instalasi art-technology yang dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas bisnis.

2. Budaya gotong royong di era digital

Smart City © 2019 brilio.net

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI, Darmin Nasution yang menjadi keynote speaker menjelaskan budaya gotong royong mampu mengakselerasi pertumbuhan ekonomi melalui pemanfaatan teknologi informasi. Pemanfaatan teknologi digital mendorong pertumbuhan dan pemerataan ekonomi.

“Pemerintah juga mendorong pembangunan ekonomi di Indonesia yang berpindah dari sumber daya alam menjadi inovasi yang bertumpu pada kemampuan berpikir dan ilmu pengetahuan yang didukung teknologi informasi dan komunikasi,” ujar Darmin.

Selanjutnya ia menjelaskan, dengan terus meningkatnya penetrasi internet di Indonesia serta meningkatnya jumlah smart city di Indonesia, pemerintah menargetkan bisa tercipta 1.000 digital startup dengan valuasi bisnis sebesar USD10 miliar dengan pertumbuhan e-commerce mencapai 50% per tahun 2020.

3. Menjadi ekosistem smart city

Smart City © 2019 brilio.net

Sementara Founder dan CEO Qlue, Rama Raditya menjelaskan, Qlue sukses membantu pemerintah DKI Jakarta dalam menerapkan smart city dalam program Jakarta Smart City. Dalam satu tahun, Qlue memberikan kontribusi mengurangi titik banjir dari 8.000 titik menjadi 450 titik, mengurangi pungutan liar hingga 72%, dan meningkatkan kepercayaan warga terhadap kinerja Pemprov DKI Jakarta dari 34% menjadi 97%.

Aplikasi Qlue sendiri tercipta awalnya dari mimpi sejumlah warga Jakarta  untuk mewujudkan smart city di Indonesia. Kini Qlue telah berkembang menjadi ekosistem smart city terlengkap dalam mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan di Indonesia.

Saat ini, solusi teknologi Qlue telah hadir lebih dari 15 kota dan lebih dari 50 institusi. Qlue juga bakal mendukung program 100 smart city Indonesia yang dicanangkan pemerintah.

“Kami mengadakan Smart Citizen Day dengan tujuan memperkenalkan berbagai pemanfaatan solusi teknologi smart city berbasis Artificial Intelligent (AI), Internet of Things (IoT), serta integrasi data untuk menangani permasalahan kota, instansi, dan perusahaan multi industri yang dapat diaplikasikan untuk proses pengambilan keputusan,” kata Rama.

4. Meningkatkan literasi digital anak muda

Smart City © 2019 brilio.net

Pemerintah mengapresiasi Qlue yang berinisiatif membuat Smart Citizen Day. Acara ini bisa menjadi katalis yang memberikan dampak sosial yang positif. Acara ini juga dinilai sejalan dengan program pemerintah untuk meningkatkan literasi digital di Indonesia, khususnya di kalangan generasi muda Indonesia. Gerakan 100 smart city di Indonesia bisa menjadi pemicu untuk mewujudkan Indonesia menjadi Smart Nation.

“Besarnya arus informasi di era digital ini membuat masyarakat harus smart dalam menyaring informasi, sebelum membagikan informasi tersebut ke orang lain. Nah deklarator 34 perwakilan provinsi di Indonesia dapat menjadi agent of change sehingga dapat menggerakkan komunitas di daerahnya masing-masing dengan memanfaatkan teknologi informasi,” kata Menteri Komunikasi dan Informatika RI, Rudiantara.