Brilio.net - Venezuela menjadi salah satu negara yang mendapatkan dampak ketidakstabilan kondisi ekonomi dunia. Negara ini dilanda kemiskinan dan krisis yang berlanjut. Bahkan harga bahan bakar di Venezuela bisa mencapai Rp 200 ribu per liternya. Tidak hanya berpengaruh pada harga barang kebutuhan pokok saja, jatuhnya perekonomian Venezuela juga berdampak pada pelayanan kesehatan yang sangat buruk.

Sebagaimana dilansit brilio.net dari nytimes.com, Rabu (18/5), satu dokter di negara tersebut bisa melayani ratusan pasien setiap harinya. Biaya kesehatan yang semakin tinggi membuat masyarakat mengalami berbagai penyakit parah karena tidak tertangani dengan baik.

Rumah Sakit Razetti Luis sebagai salah satu rumah sakit terbesar di Venezuela pun mengalami kesulitan untuk menghadapi setiap pasien yang semakin bertambah. Tidak hanya itu akses obat-obatan pun sangat sulit di negara ini. Meski Venezuela bukan negara yang sedang berperang namun kondisi masyarakatnya sangat darurat layaknya negara tengah konflik.

korban krisis Venezuela  © 2016 brilio.net

Salah satu warga negara Venezuela yang harus menanggung pedihnya krisis ekonomi ini adalah Julio Rafael Paruncho. Pria ini 1,5 tahun silam mengalami cidera kepala yang serius. Namun karena kurangnya pelayanan kesehatan di desanya, cidera kepala tersebut semakin parah dan menggerogoti otaknya. Pada akhirnya Paruncho harus mengantre selama setahun demi mendapatkan pengobatan.

Saat tiba baginya mendapatkan pengobatan, jalan terbaik yang harus dilaluinya yaitu operasi pengangkatan otak. Demi mendapatkan kesembuhan, Paruncho merelakan seperempat otaknya untuk diangkat.