Brilio.net - Penyanyi dangdut kondang Ayu Ting Ting terkenal sebagai sosok selebriti yang banyak mempunyai antifans. Gosip hubungannya Raffi Ahmad membuatnya diserang penuh oleh antifans yang tentunya fans Nagita Slavina, istri Raffi. Tidak hanya itu, bahkan bermunculan beberapa akun media sosial yang menyuarakan kebencian dan pemboikotan terhadap Ayu Ting Ting. Namun demikian, masih ada juga yang setia mendukung artis dengan lebih dari 20 juta pengikut di Instagram.

Fenomena ini menimbulkan pertanyaan, bagaimana dia bisa disuka dan dibenci banyak orang.

Sosok Ayu Ting Ting dibenci oleh publik karena konstruksi media sosial. Di sana mereka terkumpul untuk melakukan flaming. Grote (2012) menjelaskan bahwa flaming ialah penyampaian pesan yang bertujuan menyerang orang lain atau ide/karya yang dimiliki orang lain. Perilaku flaming terwujud dari komentar pedas pada setiap foto yang diunggah Ayu Ting Ting di akun media sosialnya.

Gerak gerik Ayu Ting Ting dan pelaku flaming di media kemudian membentuk identitas publik. Ketika pelaku flaming memberikan hate speech di kolom komentar akun media sosial Ayu Ting Ting, maka orang akan penasaran dan menimbang-nimbang alasan kenapa Ayu Ting Ting menerima hate speech. Nah, inilah yang juga menjadi persuasi dan motivasi bagi orang-orang awam, calon pembenci Ayu Ting Ting. Secara ilmiah nama pembenci publik figure di media sosial disebut sebagai antifans.

ini deretan prestasi ayu ting ting di ajang ami © 2016 berbagai sumber


Antifans menjadi pihak aktif yang melebarkan sayap persuasi kebencian kepada netizen lain. Berkat kiprah antifans di media sosial, maka netizen yang awalnya tidak tertarik dengan kasus Ayu Ting Ting menjadi penasaran dan ikut-ikutan. Seperti yang kita tahu, media mengabarkan Ayu Ting Ting bermasalah dengan Nagita Slavina dan Raffi Ahmad. Pernah juga Ayu Ting Ting dikabarkan bermasalah dengan Jessica Iskandar. Apa pun masalahnya, antifans akan secara agresif siap menembakkan peluru kebencian, karena sejatinya secara psikologis fungsi mereka hanya untuk membenci.

Kiprah antifans terhebat dalam mengkonstruksi opini publik ialah menciptakan akun khusus haters. Di sana dipublikasikan aib dan kejelekan Ayu Ting Ting, di luar kuasa Ayu Ting Ting. Sumber konten kebencian tersebut bisa dari foto ataupun ocehan Ayu Ting Ting di media sosial. Sekumpulan kejelekan Ayu Ting Ting akan mempermudah pihak awam menemukan alasan untuk berhijrah menjadi antifans. Mereka tak perlu susah-susah menelusuri akun Ayu Ting Ting demi menenemukan kejelekannya. Gudang kejelekan sudah tersedia dan terbuka lebar untuk semua orang.

Dari penjelasan ini, maka kebencian publik terhadap Ayu Ting Ting dikarenakan peran media sosial yang begitu besar. Sebenarnya tidak ada yang benar-benar mengenal Ayu Ting Ting secara personal di kehidupan maya.

Seperti halnya kebencian, kesukaan orang akan Ayu Ting Ting juga berasal pada media sosial. Media sosial dapat menjadi agen mempromosikan diri bagi pemakainya. Seperti yang dijelaskan oleh Yee, Duchenaut, Nelson, dan Likarsih (2011).

Kalahkan Syahrini, Ayu Ting Ting raih penghargaan dari Instagram © 2017 brilio.net


Pemilihan karakter dan aktivitas dalam permainan daring dapat memprediksi trait kepribadian pemain. Apabila dalam media sosial, seseorang memainkan konten positif, maka hal tersebut akan membantu meningkatkan citra baik dirinya.

Dalam konteks Ayu Ting Ting, akun Instagram misalnya, konten kebersamaan dengan keluarga dan anaknya dapat menjadi poin plus untuk meningkatkan rasa peduli dari orang-orang. Konten emosional mengenai hubungan ibu dan anak atau keluarga lain selalu berhasil menyentuh hati publik. Konten ini berkemungkinan untuk memunculkan orang-orang yang menyukai Ayu Ting Ting. Kisah heroik Ayu Ting Ting sebagai single parents dan perjuangan dia dari nol jika dipublikasikan secara baik melalui akun pribadinya, akan menjadi alasan muncul fans atau penyuka Ayu Ting Ting.

Nah, ternyata media sosial yang telah mengonstruksi sosok Ayu Ting-ting di dunia maya. Kalau di dunia nyata gimana, ya?