Brilio.net - Deadline yang semakin mendekat seringkali membuat suasana kantor mendadak penuh tekanan. Setiap karyawan, tanpa terkecuali, pasti pernah merasakan gemuruh di dada ketika pekerjaan menumpuk sementara waktu terus berjalan. Menjalani hari-hari dengan tenggat waktu yang semakin sempit, self-talk atau obrolan diri jadi salah satu strategi bertahan yang ampuh, meski terkadang justru menimbulkan distraksi baru.
Kadang, pikiran mencoba mencari alasan untuk menunda, atau bahkan menenangkan diri dengan kalimat-kalimat penghibur seperti "masih ada waktu." Padahal, kalau dibiarkan, kata-kata itu bisa berujung pada kecemasan yang bertambah parah.
Inilah beberapa self-talk yang sering muncul di benak karyawan saat menghadapi deadline. Mulai dari ‘nanti saja’ yang penuh penundaan, hingga ‘bisa, kok’ yang menyuntikkan semangat untuk bertahan hingga garis akhir. Setiap self-talk punya makna sendiri, tergantung bagaimana kamu menghadapinya. Yuk, simak sembilan self-talk yang mungkin sudah akrab di telinga atau bahkan pernah kamu ucapkan pada diri sendiri seperti brilio.net himpun dari berbagai sumber, Senin, (4/11).
1. “Nanti saja, masih ada waktu, kok.”
Saat tenggat waktu masih tampak jauh, pikiran sering mengelabui dengan anggapan bahwa waktu masih cukup. Self-talk ini biasanya muncul di awal proyek, ketika beban kerja belum terlalu terasa. Kata "nanti saja" sebenarnya hanya berfungsi untuk memberi diri sedikit kelonggaran. Masalahnya, sering kali kata "nanti" bisa terus-terusan berulang hingga akhirnya hari-hari berharga terbuang percuma.
Mengakui bahwa waktu terus berjalan dan tidak ada yang tahu kapan hal-hal tak terduga bisa datang mengganggu adalah langkah awal untuk menghindari jebakan self-talk ini. Ingatkan diri kalau deadline tidak akan menunggu, dan mengerjakan sedikit demi sedikit jauh lebih baik daripada menumpuk semua di akhir waktu.
2. “Aku butuh istirahat sejenak, ini penting buat refresh.”
Masa istirahat memang penting, tetapi ketika digunakan sebagai alasan untuk menghindari pekerjaan, self-talk ini bisa menjadi jebakan. Kalimat seperti ini sering muncul saat mulai merasa bosan atau jenuh, padahal deadline sudah mendekat. Dalam beberapa kasus, ini hanya alasan agar bisa menunda sejenak dari pekerjaan yang sebenarnya harus segera dikerjakan.
Menciptakan jadwal istirahat yang teratur bisa jadi solusi. Memberi batas waktu untuk ‘refresh’ atau istirahat sejenak bisa membantumu menghindari penundaan yang berlarut-larut. Selain itu, mengingat tujuan akhir dari proyek atau pekerjaan yang sedang kamu kerjakan bisa menambah semangat untuk tetap lanjut.
3. “Pekerjaan yang penting saja dulu, sisanya nanti menyusul.”
Self-talk ini sering muncul ketika daftar tugas terasa menumpuk dan waktu terbatas. Memilih pekerjaan yang "penting" memang bisa jadi cara menyederhanakan beban, tapi pastikan pekerjaan yang kamu pilih memang benar-benar prioritas. Kadang, ada kecenderungan mengesampingkan hal-hal yang kecil padahal tetap penting, yang akhirnya bisa menumpuk di kemudian hari.
Membuat daftar prioritas yang jelas akan membantu mengatur mana yang harus segera diselesaikan dan mana yang bisa ditunda. Ingat, yang tampak kecil saat ini bisa jadi masalah besar saat deadline semakin dekat.
4. “Sebenarnya masih ada hari esok.”
Self-talk ini hampir serupa dengan "nanti saja." Banyak karyawan yang terjebak dalam pemikiran bahwa esok hari masih ada waktu untuk menyelesaikan pekerjaan yang belum selesai hari ini. Padahal, menunda pekerjaan hari ini hanya akan menambah beban untuk esok hari, terutama ketika jadwal sudah semakin padat.
Mengatur waktu dengan baik adalah kunci untuk menghindari jebakan ini. Fokus pada apa yang bisa kamu kerjakan hari ini, dan cobalah menuntaskan sebanyak mungkin tugas sesuai jadwal. Semakin banyak pekerjaan yang diselesaikan, semakin ringan beban untuk hari berikutnya.
5. “Tunggu inspirasi datang, biar hasilnya lebih bagus.”
Bagi pekerja kreatif, inspirasi memang penting. Namun, ketika inspirasi dijadikan alasan untuk menunda, self-talk ini malah akan memperlambat produktivitas. Inspirasi terkadang tidak datang sesuai keinginan, apalagi di bawah tekanan deadline. Menunggu inspirasi justru bisa membuat waktu yang ada semakin terbuang percuma.
Mencoba menuliskan ide-ide kecil yang muncul atau melakukan brainstorming bisa menjadi alternatif menunggu inspirasi. Sering kali, inspirasi justru muncul di tengah proses kerja, bukan di awal. Mulailah dari yang kecil, dan biarkan kreativitas mengalir secara alami.
6. “Orang lain juga belum selesai, kenapa harus terburu-buru?”
Self-talk ini biasanya muncul saat bekerja dalam tim, terutama jika sebagian besar rekan kerja juga belum selesai dengan tugas mereka. Pikiran seperti ini bisa memberi rasa nyaman sementara, namun juga bisa menjadi alasan untuk menunda tanggung jawab. Ingat, setiap orang memiliki cara kerja dan ritme yang berbeda, jadi menunggu orang lain hanya akan menghambat pencapaianmu sendiri.
Tetap fokus pada tugas dan tanggung jawabmu. Jangan terpengaruh ritme kerja orang lain, apalagi jika kamu bisa menyelesaikan lebih cepat. Siapa tahu, kamu justru bisa membantu rekan kerja lainnya setelah pekerjaanmu selesai.
7. “Aduh, apa bisa selesai tepat waktu?”
Rasa cemas adalah hal wajar saat deadline mendekat. Self-talk yang berisi keraguan seperti ini sering kali muncul di tengah tekanan, membuatmu semakin ragu akan kemampuan sendiri. Ketika pikiran seperti ini muncul, produktivitas justru bisa terhambat karena energi yang seharusnya dipakai untuk bekerja malah terkuras oleh kekhawatiran.
Mencoba untuk tetap tenang dan menyusun ulang langkah-langkah yang harus diselesaikan bisa membantu mengatasi kecemasan ini. Fokus pada satu tugas demi satu tugas, dan yakinlah bahwa setiap usaha yang kamu lakukan akan membawa hasil.
8. “Kerjakan saja dulu, hasil bisa dipoles belakangan.”
Pikiran seperti ini kadang muncul ketika pekerjaan terasa terlalu besar atau rumit untuk diselesaikan. Memulai dari bagian yang paling mudah atau menarik bisa membantu mencairkan kebuntuan. Meski begitu, pastikan tetap memperhatikan detail agar hasil akhirnya tetap maksimal.
Mulailah dengan mengerjakan poin-poin utama. Setelahnya, baru fokus pada penyempurnaan. Cara ini bisa membantu menjaga momentum dan memudahkan proses penyelesaian.
9. “Bisa, kok. Aku pasti bisa menyelesaikannya.”
Self-talk yang satu ini mungkin menjadi pendorong semangat terakhir ketika deadline benar-benar sudah sangat dekat. Keyakinan bahwa kamu mampu menyelesaikan pekerjaan memberikan suntikan energi tambahan yang sangat dibutuhkan. Bahkan, self-talk positif ini sering menjadi sumber motivasi untuk bertahan hingga pekerjaan selesai.
Ingatkan diri untuk tetap fokus dan bekerja seefisien mungkin. Pikirkan keberhasilan yang akan diraih saat kamu berhasil memenuhi deadline, karena setiap pekerjaan yang selesai tepat waktu adalah pencapaian yang patut dirayakan.
Recommended By Editor
- 5 Resep serba daging ala Nusantara, praktis, lezat, dan menggugah selera
- Nggak cuma ditanya kapan naik jabatan, 10 pertanyaan klasik yang bikin karyawan milenial ketar-ketir
- "Happiness Journey to be #GenHappineZ" persembahan kolaborasi Sasa dan Naturally Speaking by Erha
- 10 Skill sosial yang wajib dipelajari anak magang, biar nggak awkward
- 5 Resep camilan untuk teman nonton, mudah, lezat, dan berempah
- Nggak hanya dihubungi atasan diluar jam kerja, ini 9 dilema karyawan zaman now
- Biar nggak capek kerja, 8 langkah curi waktu istirahat ala karyawan pro
- Dari bingung mau pakai baju apa sampai lupa ruang kerja, 11 fenomena ini cuma dipahami pekerja hybrid
- Biar mental health makin terjaga, ini 8 cara hindari drama kantor yang bikin overwhelm