Brilio.net - Menggantung pakaian di luar rumah saat malam mungkin terdengar sepele, tapi ternyata ada banyak mitos yang menyertainya. Konon, kebiasaan ini dianggap bisa membawa hal-hal negatif ke dalam rumah. Bila ditelusuri, makna di balik mitos ini sering kali berkaitan dengan hal mistis yang hanya berlandaskan keyakinan masyarakat.

Bisa dibilang larangan mitos ini tak lepas dari tradisi masyarakat yang mempercayai adanya energi tertentu di malam hari. Pakaian yang dibiarkan tergantung di luar dianggap bisa menjadi media bagi makhluk tak kasat mata. Selain itu, ada pula anggapan bahwa tindakan ini dapat mengundang sial dalam kehidupan sehari-hari.

Lantas apa saja makna mitos tak boleh menjemur pakaian di luar saat malam? Simak lansiran brilio.net dari berbagai sumber pada Kamis (12/12).

Makna mitos tak boleh menggantung pakaian di luar saat malam  2024 freepik.com

foto: freepik.com/freepik

1. Mengundang makhluk halus.

Salah satu makna paling populer dari mitos ini adalah keyakinan menggantung pakaian di luar malam hari dapat menarik perhatian makhluk halus. Dalam banyak cerita rakyat, pakaian yang tergantung dianggap sebagai tempat singgah atau kendaraan bagi makhluk tak kasat mata. Mereka diyakini bisa menempel pada pakaian tersebut lalu masuk ke dalam rumah saat pakaian dibawa masuk. Bagi yang percaya, hal ini dianggap bisa membawa energi negatif bahkan gangguan bagi penghuni rumah.

2. Menjadi tanda bahaya.

Beberapa mitos mengatakan bahwa pakaian yang tergantung di malam hari bisa menjadi tanda yang digunakan oleh makhluk halus untuk menandai rumah tertentu. Dalam cerita tradisional, pakaian itu dianggap sebagai sinyal bagi makhluk tak terlihat untuk mendekat. Akibatnya, rumah tersebut dipercaya akan mengalami gangguan yang tidak diinginkan, seperti sakit mendadak hingga perasaan tidak nyaman.

Makna mitos tak boleh menggantung pakaian di luar saat malam  2024 freepik.com

foto: freepik.com/freepik

3. Menyerap energi buruk.

Ada kepercayaan yang menyebutkan bahwa malam hari jadi waktu ketika energi buruk lebih aktif. Pakaian yang dibiarkan tergantung di luar dipercaya mampu menyerap energi ini. Saat pakaian digunakan kembali, energi tersebut bisa memengaruhi suasana hati lalu membawa kesialan bagi pemakainya. Hal ini menjadi alasan mengapa beberapa orang lebih memilih untuk tidak meninggalkan pakaian di luar terlalu lama.

4. Mengundang kesialan.

Beberapa masyarakat percaya bahwa kebiasaan ini bisa membawa kesialan. Kesialan tersebut dikaitkan dengan kehadiran energi malam yang tidak seimbang. Meskipun tidak semua orang memahami asal-usul kepercayaan ini, banyak yang memilih untuk tidak mengambil risiko dengan menggantung pakaian di luar malam hari.

Makna mitos tak boleh menggantung pakaian di luar saat malam  2024 freepik.com

foto: freepik.com/8photo

5. Menimbulkan bau tak sedap.

Mitos ini juga memiliki sisi praktis yang sering diabaikan. Malam hari biasanya lembab, dan pakaian yang dibiarkan tergantung dapat menyerap bau udara malam yang kurang segar. Selain membuat pakaian tidak nyaman untuk digunakan, bau ini sering kali dihubungkan dengan mitos adanya kehadiran energi negatif.

6. Mengurangi umur pakaian.

Ada kepercayaan kalau menggantung pakaian di luar saat malam bisa mempercepat kerusakan. Hal ini dikaitkan dengan udara malam yang lembap lalu angin dingin yang bisa membuat serat pakaian menjadi rapuh. Bagi sebagian orang, mitos ini juga menjadi cara untuk menjaga barang tetap awet dengan menghindari kebiasaan tersebut.

Makna mitos tak boleh menggantung pakaian di luar saat malam  2024 freepik.com

foto: freepik.com/user18526052

7. Rentan terkena serangan serangga.

Di beberapa daerah, menggantung pakaian di luar malam hari dianggap berisiko karena serangga seperti ngengat atau laba-laba cenderung aktif. Serangga ini bisa meninggalkan kotoran bahkan bertelur di pakaian yang tergantung. Selain mengganggu, ini juga dikaitkan dengan mitos bahwa keberadaan serangga tersebut membawa pertanda buruk.

8. Dipercaya melanggar norma adat.

Pada tradisi tertentu, menggantung pakaian di luar malam hari dianggap melanggar norma adat. Beberapa budaya memandang kebiasaan ini sebagai bentuk ketidakhormatan terhadap lingkungan atau leluhur. Pelanggaran semacam ini dipercaya dapat membawa konsekuensi berupa gangguan energi yang berdampak buruk bagi kehidupan sehari-hari.