Contoh pantun nasehat tentang pendidikan.

Contoh pantun nasehat tentang kehidupan © 2024 freepik.com

foto: freepik.com

28. Buah kelengkeng rasanya enak
Disimpan di nampan yang lebar
Ada pantun untuk anak
Supaya mereka rajin belajar

29. Sebuah panah mengejar si kancil
Ternyata, kancilnya diam saja
Belajarlah dari kamu kecil
Agar pandai saat dewasa

30. Beli serai dan lengkuas
Buat ditanam di tanah yang dalam
Ilmu itu sangatlah luas
Mulai dari lautan yang paling dalam

31. Liburan ke Kalimantan Barat
Demi intan dan juga berlian
Meski seumur hidup terus belajar
Semua ilmu tak akan kamu dapatkan

32. Anak kucing dibawa santri
Temannya lihat justru terbatuk
Anak pintar selalu mengerti
Mana yang baik dan yang buruk

33. Tiang rumah sangatlah tinggi
Lebih tinggi dari bunga melati
Dengan ikhlas ilmu harus dicari
Maka pahala siap menanti

34. Musang dalam rumah tidak dikurung
Merasa lapar dan ingin makan
Walau ilmu setinggi gunung
Tak berguna jika tidak diamalkan

35. Pagi-pagi pergi ke pasar
Saking luasnya jadi kesasar
Apabila ingin jadi pintar
Tentu harus rajin belajar

36. Pergi sekolah membawa bekal
Sebelum berangkat tak lupa sarapan
Anak pandai itu banyak akal
Dialah murid yang cerdas dan cekatan

37. Ada mata di samping telinga
Untuk melihat apa yang dituju
Ilmu itu untuk ditimba
Bukan semata dibiarkan berlalu

38. Membuat pakaian dari kain
Untuk dipakai saat lebaran
Jadilah anak yang rajin
Banyak ilmu, banyak juga teman

39. Teropong pistol untuk membidik
Tekan pelatuknya dengan jari
Sekolah jadi tempat terbaik
Untuk tuntut ilmu dan raih mimpi

40. Pergi ke Bogor membeli talas
Di perjalanan terjebak hujan
Janganlah jadi anak yang malas
Nanti susah serap pelajaran

Cara menyusun pantun yang baik dan benar.

Pantun merupakan salah satu jenis puisi lama yang populer di kalangan masyarakat Melayu, termasuk Indonesia. Kata "pantun" berasal dari bahasa Minangkabau, "patuntun", yang berarti "penuntun". Pantun memiliki ciri khas yang membedakannya dari jenis puisi lainnya, yaitu:

- Setiap bait pantun terdiri dari empat baris.

- Pola rima pantun adalah a-b-a-b, artinya baris pertama dan ketiga bersajak, dan baris kedua dan keempat bersajak.

- Terdiri dari sampiran dan isi, dua baris pertama pantun disebut sampiran, yang berfungsi sebagai pengantar, sedangkan dua baris terakhir disebut isi, yang mengandung makna atau pesan yang ingin disampaikan.

Adapun cara menyusun pantun sebagai berikut:

1. Tentukan tema.

Langkah pertama ketika menyusun pantun yaitu tema. Tema bisa bebas, seperti cinta, persahabatan, alam, atau kehidupan sehari-hari. Pilihlah tema yang menarik dan sesuai dengan kemampuanmu.

2. Pilih jenis pantun sesuai kesukaan.

Terdapat berbagai jenis pantun, seperti pantun nasihat, pantun jenaka, pantun kiasan, dan pantun teka-teki. Pilihlah jenis pantun yang sesuai dengan tema yang telah ditentukan.

3. Membuat sampiran pantun.

Sampiran pantun merupakan dua baris awal yang tidak berhubungan langsung dengan isi pantun. Sampiran berfungsi untuk mengantarkan isi pantun. Pastikan sampiran memiliki rima yang sama dengan isi pantun. Contohnya:
Burung pipit terbang melayang tinggi, (sampiran)
Mencari makan di pagi hari. (sampiran)

4. Menulis isi pantun.

Isi pantun menjadi bagian yang berisi pesan atau makna yang ingin disampaikan. Isi pantun biasanya terletak pada dua baris terakhir (baris ketiga dan keempat). Pastikan isi pantun jelas, ringkas, serta mudah dipahami. Misalnya kamu memilih pantun jenis nasehat dengan tema pendidikan. Mulailah dengan menulis sampiran lalu isi. Sampiran tidak perlu berkaitan dengan isi yang terpenting memiliki pola rima yang jelas. Contoh:
Rajinlah belajar menuntut ilmu, (Isi)
Agar hidupmu penuh arti (Isi)

5. Memperhatikan ciri-ciri pantun.

Pantun memiliki beberapa ciri khas, yaitu:

- Setiap bait terdiri dari empat baris.

- Setiap baris terdiri dari 8-12 suku kata.

- Rima akhir setiap baris adalah a-b-a-b.

- Baris pertama dan kedua adalah sampiran.

- Baris ketiga dan keempat adalah isi.

6. Memperhatikan diksi.

Gunakan diksi dan bahasa yang baik serta santun dalam menulis pantun. Hindari penggunaan kata-kata yang kasar atau menyinggung.

7. Membaca dan memperbaiki pantun.

Setelah selesai menulis pantun, bacalah kembali dengan seksama. Perbaiki jika ada kesalahan atau kekurangan. Mintalah bantuan orang lain untuk membaca lalu memberikan masukan atas pantunmu.

8. Berlatih.

Semakin sering berlatih, semakin mahir kamu dalam membuat pantun. Jangan takut untuk berkreasi dengan menggunakan berbagai macam kata dan kalimat.