Pengertian kata pasif.

Contoh kata pasif dan aktif Berbagai sumber

foto: freepik.com

Kata pasif merujuk pada bentuk kalimat atau konstruksi kalimat di mana subjek dari kalimat tidaklah melakukan tindakan, melainkan menerima tindakan dari kata kerja. Dalam bahasa Indonesia, kata pasif diindikasikan oleh adanya awalan "di-" sebelum kata kerja. Contohnya, "mobil itu dicuci" menunjukkan bahwa mobil tersebut menjadi subjek yang menerima tindakan mencuci.

Dalam konteks tata bahasa, kata pasif digunakan untuk menekankan objek dari kalimat, bukan subjeknya. Hal ini sering digunakan ketika pembicara ingin fokus pada objek yang menerima tindakan, daripada orang atau benda yang melakukan tindakan tersebut. Selain itu, kata pasif juga berguna untuk menyembunyikan atau mengurangi penekanan terhadap si pelaku tindakan.

Penggunaan kata pasif juga memungkinkan untuk mengurangi penggunaan kata ganti orang pertama seperti "saya" atau "kita", sehingga konteks penggunaannya bisa lebih umum dan tidak terlalu spesifik. Namun, ada juga kritik terhadap penggunaan kata pasif karena dianggap kurang jelas atau kurang langsung dalam menyatakan siapa yang melakukan tindakan. Dengan demikian, pemahaman yang baik terhadap struktur kalimat pasif akan membantu dalam penyampaian pesan yang jelas dan efektif.

Pengertian kata aktif.

Kata aktif adalah bentuk kata kerja yang menunjukkan bahwa subjek dalam kalimat melakukan atau menjalani suatu tindakan. Dalam kata aktif, subjek adalah pelaku tindakan dan biasanya diikuti oleh objek. Contoh kata aktif adalah "Ani membaca buku" atau "Saya mencuci piring". Kata-kata ini menunjukkan subjek yang melakukan tindakan.

Sebaliknya, kata pasif menunjukkan bahwa subjek dalam kalimat menerima tindakan. Contoh kata pasif dan aktif dapat dilihat dalam kalimat "Buku dibaca oleh Ani" atau "Piring dicuci oleh saya". Dalam kedua contoh tersebut, subjek tidak lagi menjadi pelaku tindakan, melainkan menerima tindakan yang dilakukan oleh objek.

Penggunaan kata aktif dalam kalimat akan membuat kalimat lebih jelas dan langsung, karena menonjolkan subjek yang melakukan tindakan. Sementara itu, kata pasif sering digunakan untuk menyoroti objek yang menerima tindakan, atau untuk menghindari penunjukan subjek tertentu dalam kalimat.

Dengan demikian, pemahaman tentang perbedaan dan penggunaan kata pasif dan aktif penting dalam membangun kalimat yang efektif dan jelas. Seringkali, penulisan yang baik menggunakan gabungan dari keduanya untuk menyampaikan informasi yang lengkap dan kuat.

Jenis-jenis kata pasif.

Contoh kata pasif dan aktif Berbagai sumber

foto: freepik.com

1. Kata kerja bentuk ketiga (verb form 3)

2. Kata sifat pasif (passive adjectives)

3. Kata benda pasif (passive nouns)

4. Kata keterangan pasif (passive adverbs)

5. Kata ganti pasif (passive pronouns)

Jenis-jenis kata pasif adalah bagian dari tata bahasa yang digunakan untuk menyatakan bahwa subjek dalam kalimat tidak melakukan tindakan atau aktivitas, melainkan menjadi objek dari tindakan yang dilakukan oleh orang lain atau sesuatu.

Kata kerja bentuk ketiga, seperti "dibaca" atau "ditulis", merupakan contoh yang paling umum dari kata pasif, yang menunjukkan bahwa subjek menerima tindakan yang dilakukan oleh orang lain.

Kata sifat pasif, seperti "dibicarakan" atau "diperbaiki", juga digunakan untuk menggambarkan keadaan atau kondisi yang dipengaruhi oleh tindakan dari luar. Kata benda pasif, seperti "penelitian" atau "saran", memperjelas bahwa subjek adalah objek dari tindakan yang dilakukan oleh orang lain.

Selain itu, kata keterangan pasif, seperti "secara tidak disengaja" atau "dengan cermat", bisa digunakan untuk menunjukkan cara atau kondisi pasif. Sedangkan kata ganti pasif, seperti "olehnya" atau "baginya", digunakan untuk menyatakan pemilik atau penyelesaian dari tindakan yang dilakukan.

Jenis-jenis dan kata aktif.

1. Kata kerja (verb) - Kata kerja adalah kata aktif yang menunjukkan tindakan atau aktivitas, contohnya: berlari, makan, tidur, membaca, dan bermain.

2. Kata sifat (adjective) - Kata sifat juga dapat menjadi kata aktif ketika digunakan untuk menyatakan perasaan atau respons, contohnya: senang, gembira, sedih, takut, dan marah.

3. Kata keterangan (adverb) - Kata keterangan adalah kata aktif yang digunakan untuk memberikan informasi tambahan tentang suatu tindakan atau keadaan, contohnya: cepat, lambat, dengan senang hati, dengan susah payah, dan dengan terburu-buru.

4. Kata benda (noun) - Kata benda juga bisa menjadi kata aktif ketika digunakan untuk menunjukkan objek atau subjek dari suatu tindakan, contohnya: buku, mobil, rumah, kucing, dan sepeda.

5. Kata keterangan (pronoun) - Kata keterangan juga termasuk dalam jenis kata aktif karena digunakan untuk menggantikan kata benda atau orang, contohnya: saya, kamu, dia, mereka, dan kita.

Dengan mengidentifikasi jenis-jenis kata aktif ini, kita dapat memahami bagaimana setiap kata berkontribusi dalam menyampaikan tindakan atau keadaan secara aktif dalam suatu kalimat atau teks.