Brilio.net - Mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Antasari Azhar mengungkap aktor di balik rekayasa kasus yang menyeretnya ke penjara selama 8 tahun. Sebelumnya dia divonis 18 tahun karena dituding terlibat pembunuhan bos PT Putra Rajawali Bantaran, Nasrudin Zulkarnain.

Meski kini telah menghirup udara bebas setelah mendapat grasi dari Presiden Joko Widodo. Usai membuat laporan di kantor sementara Bareskrim di gedung Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Antasari mulai menyebut beberapa nama di balik kasusnya, termasuk peran mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Tak pelak, pengakuan tak terduga Antasari Azhar itu bikin berang SBY. Ketua Umum Partai Demokrat itu sempat membalas lewat kicauan di akun Twitter resminya. Nah, berikut poin-poin pengakuan Antasari Azhar dihimpun brilio.net, Selasa (14/2).

1. Antasari meminta SBY jujur soal rekayasan kasusnya.

Antasari meyakini bahwa dirinya telah dikriminalisasi ketika SBY menjabat presiden. Dia menduga langkah tersebut dilakukan SBY lantaran Aulia Pohan, besannya ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK saat dipimpinnya.

"Sejak kecil saya diajari kejujuran oleh orangtua saya. Untuk itulah saya minta kepada Susilo Bambang Yudhoyono jujur. Beliau tahu perkara ini, kalau beliau jujur dia harus cerita apa yang beliau alami dan apa yang beliau perbuat. Beliau perintahkan siapa," kata Antasari,

2. Antasari sebut SBY utus Hary Tanoe lobi batalkan penahanan Aulia Pohan.

Antasari menceritakan, pada bulan Mei 2007 rumahnya didatangi Ketua Partai Perindo Hary Tanoesoedibjo tengah malam. HT, sapaan akrabnya datang ke rumahnya karena membawa pesan penting dari Cikeas. Dia juga mengaku memiliki bukti terkait pertemuannya dengan Harry Tanoesoedibjo di rumahnya pada Maret 2009 lalu.

"Ada orang malam-malam ke rumah saya. Orang itu, Hary Tanoesoedibjo. Dia diutus Cikeas, siapa orang Cikeas? Dia diminta untuk bilang ke saya tak menahan Aulia Pohan," terang Antasari.

"Dia (HT) bilang 'Saya datang membawa misi menemui bapak," kata Antasari menirukan ucapan Harry Tanoe saat itu.

3. Antasari mengaku SBY menggunakan petinggi Polri untuk mengkriminalisasinya.

Selain menyebut nama Hary Tanoesoedibjo sebagai pelobi, Antasari juga mengaku SBY melibatkan petinggi Polri untuk mengkriminalisasi dirinya. Namun, Antasari masih enggan mengungkap identitas petinggi Polri tersebut.

"Yang saya sayangkan kok beliau (SBY) melibatkan petinggi Polri. Ini akan berkembang makanya saya laporkan apakah mereka-mereka itu gimana biarlah penyidik yang mengungkapkan, yang penting saya sudah laporkan dan saya sudah berharap jangan ada lagi yang menjadi seperti saya lagi," kata Antasari.

4. Antasari sebut Edhie Baskoro Yudhoyono terkait pengadaan alat IT KPU.

Antasari Azhar juga buka suara tentang isu 'permainan' Informasi Teknologi (IT) KPU pada Pemilu 2009. Dia bahkan menyebut, ada keterlibatan Putra SBY, Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) dalam kasus tersebut.

"Yang mengadakan alat IT KPU itu salah satu putra SBY, Ibas pengadaan IT KPU," terangnya.

Dia menceritakan, dugaan keterlibatan Ibas itu berupa laporan ke KPK. Antasari pun hendak mengusut kasus itu, sayang dia sudah lebih dulu ditangkap karena terlibat kasus pembunuhan Nasruddin Zulkarnain.

"Informasi masuk ke kami seperti itu, kami telusuri, tetapi belum sampai ke sana, saya sudah masuk duluan," imbuhnya.