Brilio.net - Ojek online sudah jadi fenomena yang banyak diperbincangkan orang. Bukan hanya di Jakarta saja ojek online marak, ojek online lokal pun mulai bermunculan. Ojek online lokal di sini adalah ojek online daerah di luar Jakarta. Hal ini menunjukkan tren transportasi yang memanfaatkan teknologi informatika begitu diminati.

Selain itu juga menunjukkan bahwa ide-ide kreatif untuk memulai bisnis baru (startup) bisa muncul dan menular ke banyak pihak. Meski cakupan startup ini luas, tapi biasanya startup selalu berkaitan dengan teknologi komunikasi.

Berikut ini sudah ada 10 ojek online lokal yang dirangkum brilio.net dari berbagai sumber, Jumat (23/9):

1. Caktrans (Surabaya).

ojek online daerah © 2016 brilio.net

foto: android69.net

Caktrans ini adalah ojek asli buatan anak muda Surabaya, Jawa Timur. Fasilitas ojek online ini memiliki warna khas kuning sebagai seragam para drivernya. Caktrans sudah ada dalam bentuk aplikasi yang bisa diunduh di Playstore.

Uniknya, manajemen ojek online satu ini menyebut fasilitas mereka sebagai taksi roda dua. Bahkan ketika fenomena Pokemon Go meledak beberapa waktu lalu, Caktrans ikut menyemarakkan dengan mengadakan program khusus untuk pelanggan yang main Pokemon Go. Mereka menawarkan Paket Pokemon Go senilai Rp 50.000/jam untuk membawa gamer Pokemon Go keliling kota mendapatkan Pokemon. Gokil banget ya, ojek online ini.

 

2. OjekZone (Kediri).

ojek online daerah © 2016 brilio.net

foto: kreasiukhtiku.blogspot.com

Kediri adalah salah satu kota di Jawa Timur yang mulai merangkak naik menjadi kota besar seperti Malang dan Surabaya. Di sini ojek online lokal pun lahir. OjekZone lahir dari ide anak-anak muda Kediri.

Sama seperti ojek online dengan nama besar lain, OjekZone memiliki fasilitas antar-jemput pelanggan, pembelian makanan, kurir, pembelian tiket, sampai belanja. Namun pemesanan ojek ini belum melalui aplikasi, melainkan masih lewat aplikasi instan messenger seperti Line atau WhatsApp. OjekZone diklaim sebagai penyedia jasa layanan ojek berbasis online pertama di Kota Kediri.

 

3. B-JEK (Purwokerto).

ojek online daerah © 2016 brilio.net

foto: bjek-purwokerto.blogspot.com

B-JEK adalah singkatan dari Banyumas Ojek yang beroperasi di sekitar Kota Purwokerto, Jawa Tengah. Sama seperti OjekZone, B-JEK belum dalam bentuk aplikasi. Pelanggan yang ingin menggunakan jasa ojek ini saat di Purwokerto, bisa memesan lewat BBM dengan tiga layanan, yaitu B-RIDE (untuk mengantar orang), B-SEND (mengantar paketan dan lain-lain), dan B-FOOD (mengantar pesanan makanan).

 

4. Call Jack (Jogja).

ojek online daerah © 2016 brilio.net

foto: blog.gamatechno.com

Sebagai kota wisata, banyak sekali orang butuh transportasi yang mudah dan murah di Jogja. Call Jack hadir sebagai salah satu alternatif transportasi praktis. Dengan layanan selama 24 jam penuh, pelanggan bisa memanfaatkan Call Jack kapan saja diperlukan.

Call Jack ini sudah hadir dalam bentuk aplikasi yang bisa diunduh Google Playstore (untuk ponsel android) dan Appstore (iOs). Ojek online ini juga pernah memperoleh penghargaan MURI sebagai ojek dengan sistem argometer pertama di Indonesia.

 

5. OKLAT atau Ojek Kilat (Malang).

ojek online daerah © 2016 brilio.net

foto: oklatojek.blogspot.com

Ojek berbasis online juga lahir di Malang. OKLAT menyediakan jasa antar-jemput orang, kurir pengantaran barang, pemesanan makanan, dan belanja. Ojek online satu ini menggunakan sistem argometer yang dipasang di aplikasi android rider masing-masing. Untuk pemesanan, OKLAT memanfaatkan aplikasi instant messenger seperti SMS, Line, WhatsApp, dan BBM.

 

6. Tripy (Pontianak).

ojek online daerah © 2016 brilio.net

foto: Istimewa

Tripy lahir di Pontianak pada Mei 2016 lalu. Sebagai kota pusat bisnis dan wisata, orang-orang di sini butuh transportasi yang mudah, aman, dan nyaman. Ojek online ini sudah tersedia dalam bentuk aplikasi yang bisa diunduh di smartphone kamu.

 

7. Ojek Online Pekanbaru (Pekanbaru).

ojek online daerah © 2016 brilio.net

foto: ojekonlinepekanbaru.blogspot.com

Pekanbaru juga punya ojek online lokal. Dengan julukan Ojek PKU, orang bisa menikmati fasilitas yang ditawarkan, yakni antar-jemput orang, antar-jemput dokumen, dan pemesanan makanan. Pemesanan Ojek PKU ini masih lewat telepon atau SMS dan BBM.

 

8. Bogor Ojek/Bojek (Bogor).

ojek online daerah © 2016 brilio.net

foto: sixmoment.com

Bogor adalah kota wisata di Jawa Barat. Kondisi lalu lintas di Bogor ternyata sudah sama macetnya dengan ibu kota. Dengan begitu, orang butuh transportasi yang nyaman, murah, dan mudah. Maka dari itu lahir Bojek.

Kerennya Bojek adalah merangkul tukang ojek lokal untuk menjadi driver di Bojek. Hal ini karena dilihat oleh founder Bojek, Yogie Pribadi, sering terjadi bentrok antara driver ojek online dan konvensional. Selain itu, Bojek hanya merekrut driver yang memang tukang ojek, bukan seperti ojek online lain yang menerima dari beragam latar belakang. Sejauh ini, Bojek masih memanfaatkan WhatsApp untuk pemesanan ojek orang, kurir barang, pemesanan makanan, dan belanja.



9. Masojek (Bandar Lampung).

ojek online daerah © 2016 brilio.net

foto: masojek.com

Kota di ujung bawah Pulau Sumatra, Bandar Lampung, juga sudah memiliki ojek online. Layanan yang diberikan antara lain antar-jemput orang, antar-jemput dokumen, dan pemesanan makanan. Sejauh ini, pemesanan Masojek masih via telepon atau SMS ke call center Masojek.

 

10. MOJEK (Manado).

ojek online daerah © 2016 brilio.net

foto: ludwigjourney.wordpress.com

Di Sulawesi, tepatnya di Manado, Sulawesi Utara sudah ada ojek online yang bisa dimanfaatkan. Fasilitas yang ditawarkan antara lain antar-jemput orang, pembelanjaan, pemesanan makanan, dan antar-jemput barang. Mojek sendiri sudah ada sejak Oktober 2015 lalu. Tapi sejauh ini, pemesanan Mojek masih berupa telepon atau SMS di nomor call center yang tersedia.

Kemunculan ojek online tersebut menjadi salah satu bukti semangat masyarakat untuk memulai usaha baru (startup) begitu menggeliat. Sayangnya nggak semua pihak merasakan fasilitas mumpuni untuk merealisasikan idenya memulai bisnis startup. Sebab, jaringan internet yang lekat dengan ide-ide startup ini masih sangat terbatas.

Nggak heran dong kalau ternyata Indonesia menempati posisi ke-73 dalam Network Readiness Index 2016 yang diterbitkan World Economic Forum. Urutan ini jauh telak dengan Singapura yang justru menempati posisi pertama. Bahkan Indonesia juga tertinggal dari Thailand yang menempati posisi ke-62 dan Malaysia di posisi ke-31. Network Readiness sendiri adalah kunci indikator kesiapan setiap negara di dunia digital. Network Readiness Index ini mengukur seberapa baik tingkat kompetisi dan kesejahteraan di bidang ekonomi dalam menggunakan Teknologi Informasi Komunikasi atau ICT di dunia.

Permasalahan yang membuat bisnis startup atau e-commerce belum berkembang pesat dan merata di Indonesia adalah belum meratanya akses ICT. Sebuah data diungkapkan oleh agensi digital global, wearesocial. Saat ini pengakses internet utama di Indonesia berada pada rentang usia 18-25 tahun sebanyak 49% dan 26-35 tahun sebanyak 33,8%. Sebanyak 85% dari mereka mengakses internet melalui smartphone. Bisa disimpulkan akses internet lebih banyak bergantung pada penggunaan data dari perusahaan penyedia jasa telekomunikasi. Berikut ini adalah data bukti belum meratanya akses internet di Indonesia:

 

ojek online daerah © 2016 brilio.net


Dapat dilihat dalam data di atas, di Pulau Jawa, pengakses internet mencapai angka 52 juta, sementara angka paling rendah berada di pulau Kalimantan yaitu 4,2 juta saja. Nggak heran kalau ojek online belum ada di segala penjuru Indonesia. Pun kalau ada ojek online, belum semua menggunakan aplikasi, alias mengandalkan instant messenger bahkan ada yang masih SMS atau telepon. Padahal kalau ada pemerataan infrastruktur jaringan komunikasi, banyak keuntungannya, antara lain:

1. Membatasi investasi peralatan yang sama di area yang sama
2. Menumbuhkan inovasi produk
3. Meningkatkan jasa layanan komunikasi
4. Mengurangi risiko investasi dan pembangunan
5. Memberikan kompetisi lebih sehat di pasar terbuka, sehingga masyarakat bisa mendapatkan layanan telekomunikasi yang lebih baik dengan harga terjangkau.

Indonesia masih dalam proses upaya mencapai kemajuan ICT, di mana pelaku industri telekomunikasi masih menunggu disahkannya revisi kebijakan pemerintah PP No. 53 mengenai sharing network yang mengatur secara jelas penggunaannnya oleh pihak swasta secara adil, dalam hal ini perusahaan-perusahaan penyedia jasa telekomunikasi. Pemberlakuan kebijakan sharing network ini akan menjadi salah satu solusi dari masalah akses konektivitas yang nggak merata di seluruh Indonesia.

Apabila network sharing ini sudah terwujud, bisnis startup dan e-commerce bukan lagi milik mereka yang tinggal di Pulau Jawa saja, melainkan mereka yang mampu berinovasi. Bisnis secara umum juga akan mengalami efisiensi, mengurangi biaya yang tidak perlu sehingga akan mendapatkan profit yang lebih baik. Pertumbuhan ekonomi Indonesia juga akan membaik, hal ini disebabkan persaingan menjadi lebih sehat dan investor akan semakin percaya menanamkan modalnya di Indonesia.

Nah, imbasnya ke ojek online, perusahaan penyedia jasa ojek online bisa membuka lapangan kerja lebih besar bagi warga sekitar, memberi fasilitas drivernya dengan alat komunikasi yang canggih dan murah, sehingga masyarakat yang memanfaatkan jasa ojek online ini benar-benar merasakan nyaman, mudah, dan murahnya akses mobilitas ke mana pun mereka pergi saat berkunjung ke daerah-daerah.